Tirani Gorosei: Keadilan Palsu di Balik Kekuasaan One Piece

Gorosei
Sumber :
  • One Piece Fandom

Gadget – Di dunia luas One Piece, di mana petualangan dan kebebasan menjadi nyawa cerita, ada bayang-bayang gelap yang mengintai: Gorosei. Lima tetua ini, yang duduk di puncak Pemerintah Dunia, kerap digambarkan sebagai penjaga keseimbangan dan keadilan. Tapi, benarkah mereka pahlawan dunia? Atau justru dalang di balik tirani yang mengerikan? Mari kita bedah sisi kelam Gorosei, di mana keadilan palsu menjadi alat kekuasaan absolut.

Gorosei: Topeng Keadilan di Atas Singgasana

Pada pandangan pertama, Gorosei tampil bak dewa-dewa yang menjaga harmoni dunia. Berjubah wibawa, mereka mengatur segalanya dari Tanah Suci Marijoa, mengklaim menjaga perdamaian global. Bagi rakyat jelata di dunia One Piece, mereka adalah simbol stabilitas. Namun, di balik tirai megah itu, tersimpan rahasia yang mengerikan. Keadilan yang mereka junjung hanyalah topeng untuk menyokong kekuasaan absolut, yang rela mengorbankan nyawa demi menjaga status quo.

Seiring cerita One Piece bergulir, topeng itu perlahan terlepas. Dari peristiwa tragis di Ohara hingga kehancuran Lulusia, Gorosei menunjukkan bahwa mereka tak segan menggunakan genosida sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan. Apa yang mendorong mereka bertindak begitu kejam? Dan mengapa dunia harus membayar harga atas ambisi mereka?

Tragedi Ohara: Genosida demi Rahasia Terlarang

Keadilan Palsu dalam Buster Call

Salah satu momen paling mengharukan dalam One Piece adalah kehancuran Ohara. Pulau para cendekiawan ini menjadi korban kebrutalan Gorosei hanya karena mereka berani meneliti Abad Kekosongan—sejarah yang dilarang Pemerintah Dunia. Dengan perintah Buster Call, seluruh pulau dibumihanguskan. Ribuan nyawa, termasuk warga sipil tak berdosa, lenyap demi mencegah kebenaran menyebar.