Rekor Baru! Jumlah Perusahaan dengan 1.000+ Bitcoin Meningkat Drastis di 2025
- Diskominfo Bandung
Gadget – Tidak hanya investor ritel, perusahaan publik kini semakin menunjukkan minat besar terhadap Bitcoin (BTC). Temuan terbaru dari Fidelity Digital Assets mengungkapkan bahwa tren akumulasi Bitcoin oleh korporasi telah meningkat secara signifikan sepanjang tahun 2025. Data ini menunjukkan bahwa jumlah perusahaan yang memegang setidaknya 1.000 BTC telah melonjak hingga 46 persen sejak awal tahun.
Menurut tweet yang diposting oleh Chris Kuiper, Wakil Presiden Riset di Fidelity Digital Assets, jumlah perusahaan yang memiliki minimal 1.000 BTC tumbuh pesat dari waktu ke waktu:
- Akhir Q1 2025: 24 perusahaan
- Akhir Q2 2025: 30 perusahaan
- Pertengahan Q3 2025: 35 perusahaan
Total kepemilikan Bitcoin oleh perusahaan-perusahaan ini juga sangat mengesankan. Bersama-sama, mereka mengendalikan sekitar 900.000 BTC, yang setara dengan nilai sekitar US$116 miliar berdasarkan harga pasar pertengahan 2025.
Pembelian Lebih Merata antar Perusahaan
Salah satu perubahan signifikan dalam pola pembelian Bitcoin adalah distribusi yang lebih merata. Tidak seperti siklus-siklus sebelumnya di mana beberapa "whale" besar mendominasi pasar, kini banyak perusahaan mulai ikut serta dalam akumulasi Bitcoin. Berikut adalah rincian lonjakan pembelian per kuartal:
- Q1 2025: Total pembelian sebesar 99.857 BTC
- Q2 2025: Total pembelian meningkat menjadi 134.456 BTC, naik 35 persen dari kuartal sebelumnya.
Data ini menunjukkan bahwa tidak hanya jumlah pembelian yang meningkat, tetapi juga jumlah perusahaan yang terlibat. Grafik yang dirilis oleh Fidelity menunjukkan bahwa pembelian dilakukan oleh berbagai entitas, bukan hanya satu atau dua perusahaan dominan.
Dampak Pembelian Institusional terhadap Pasar
Keterlibatan perusahaan publik dalam pembelian Bitcoin menciptakan dinamika pasar yang baru. Banyak analis industri percaya bahwa permintaan institusional ini memberikan stabilitas dan keberlanjutan yang lebih besar dibandingkan dengan tren masa lalu yang didominasi oleh aktivitas "whale" individu.
CEO CryptoQuant, Ki Young Ju, bahkan menyatakan bahwa teori "siklus halving" Bitcoin tradisional sudah tidak relevan lagi. Menurut Ju, dalam siklus sebelumnya, whale cenderung menjual Bitcoin mereka kepada investor ritel. Namun, kali ini whale lama justru menjual kepada whale baru yang lebih bertahan lama, menciptakan pola kepemilikan yang lebih stabil.
Bitcoin sebagai Aset Makro Global
Perubahan paradigma ini mencerminkan evolusi Bitcoin dari sekadar aset kripto menjadi bagian integral dari portofolio investasi institusional. Dengan munculnya produk-produk seperti ETF Bitcoin, treasury perusahaan, dan bahkan dana kekayaan negara, Bitcoin kini diakui secara global sebagai aset makro.
Chris Kuiper dari Fidelity menyoroti bahwa siklus ini sangat berbeda dari sebelumnya. Bukan hanya pengadopsi awal, tetapi banyak perusahaan baru yang turut berpartisipasi dalam pembelian Bitcoin. Hal ini menciptakan lingkungan pasar yang lebih matang dan membuka peluang pertumbuhan jangka panjang bagi Bitcoin.
Kesimpulan: Era Baru untuk Bitcoin
Peningkatan signifikan dalam jumlah perusahaan yang memegang lebih dari 1.000 Bitcoin mencerminkan adopsi institusional yang semakin kuat di pasar crypto. Dengan lebih banyak entitas korporat yang terlibat, Bitcoin kini menjadi aset makro yang diakui secara global, membawa potensi pertumbuhan yang lebih besar ke depannya.
Namun, penting untuk dicatat bahwa investasi dalam aset kripto selalu melibatkan risiko. Para pembaca disarankan untuk melakukan penelitian mendalam dan berkonsultasi dengan penasihat finansial sebelum membuat keputusan investasi apa pun.
Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
---|---|
@gadgetvivacoid | |
Gadget VIVA.co.id | |
X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
Google News | Gadget |