Jangan Asal Beli! Ini Rahasia Motor Listrik Bekas yang Jarang Dibongkar
- lifeworks
Pertanyaan tentang mana yang lebih baik antara motor listrik bekas atau motor bensin bekas kerap muncul di benak calon pembeli. Jawabannya tentu tidak sesederhana memilih warna favorit, karena ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan. Mulai dari jarak tempuh harian, ketersediaan tempat pengisian daya, biaya perawatan, hingga kondisi keuangan. Untuk itu, mari kita bahas secara sistematis kelebihan dan kekurangan masing-masing, lalu menentukan kapan sebaiknya memilih motor listrik bekas dan kapan motor bensin bekas lebih tepat.
Kelebihan Motor Listrik Bekas
Pertama, motor listrik dikenal dengan biaya operasional yang jauh lebih hemat. Mengisi daya baterai motor listrik tentu lebih murah ketimbang membeli bensin setiap hari. Sebagai gambaran, untuk jarak tempuh sekitar 20 kilometer per hari, biaya listrik yang dibutuhkan motor listrik hanya sekitar Rp 41 ribu per bulan. Sementara motor bensin dengan kapasitas mesin 110 cc bisa menghabiskan hingga Rp 214 ribu per bulan. Bahkan jika jarak tempuh lebih panjang, misalnya 100 kilometer setiap hari, selisih biaya tetap berpihak pada motor listrik. Dari sisi pengeluaran rutin, jelas motor listrik menawarkan keuntungan signifikan.
Selain hemat, motor listrik juga lebih simpel dalam hal perawatan. Tidak ada oli mesin yang perlu diganti, tidak ada busi, dan tidak ada filter udara seperti pada motor bensin. Jumlah komponen yang lebih sedikit membuat risiko kerusakan mekanik ikut menurun. Hal ini berarti pemilik motor listrik tidak perlu sering bolak-balik ke bengkel hanya untuk perawatan rutin. Perbedaan ini bisa menjadi daya tarik utama bagi pengguna yang ingin praktis dan minim repot.
Selanjutnya, motor listrik juga unggul dari sisi lingkungan. Karena tidak menggunakan bahan bakar fosil, motor ini tidak menghasilkan emisi gas buang. Suara mesinnya pun lebih senyap, sehingga lebih nyaman digunakan di kawasan padat penduduk. Bagi banyak orang, kenyamanan berkendara tanpa polusi udara dan kebisingan menjadi nilai tambah yang tak ternilai.
Tak hanya itu, pemerintah juga mendorong penggunaan motor listrik melalui berbagai insentif. Ada subsidi pembelian maupun program konversi motor bensin ke motor listrik. Pajaknya pun biasanya lebih rendah. Dukungan kebijakan ini membuat biaya kepemilikan motor listrik semakin ringan, meskipun unit bekas sekalipun.
Kekurangan Motor Listrik Bekas
Meski banyak kelebihan, motor listrik bekas tidak lepas dari kekurangan. Tantangan pertama adalah harga awal yang relatif tinggi. Saat masih baru, motor listrik dibanderol lebih mahal dibanding motor bensin sekelasnya. Ketika masuk pasar bekas, harganya memang turun, tetapi tetap bisa terasa lebih mahal karena faktor teknologi baterai dan komponen elektronik yang tidak dimiliki motor bensin.
Masalah terbesar lainnya adalah daya tahan baterai. Baterai motor listrik mengalami degradasi seiring waktu. Kapasitasnya akan berkurang, sehingga jarak tempuh pun makin pendek. Jika harus mengganti baterai, biaya yang dibutuhkan bisa cukup besar, bahkan kadang mendekati harga motor itu sendiri. Kondisi inilah yang membuat pembeli motor listrik bekas perlu lebih berhati-hati. Tanpa informasi lengkap soal riwayat baterai, risiko membeli motor dengan baterai yang sudah lemah sangat besar.
Infrastruktur pengisian daya juga menjadi pertimbangan. Di kota-kota besar mungkin sudah mulai tersedia stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU), tetapi penyebarannya belum merata di seluruh daerah. Jika sering bepergian ke tempat-tempat yang minim fasilitas charging, motor listrik bisa terasa merepotkan. Apalagi, waktu pengisian baterai tidak secepat mengisi bensin. Tergantung kapasitas, pengisian penuh bisa memakan waktu berjam-jam, berbeda dengan motor bensin yang hanya butuh beberapa menit di SPBU.
Selain itu, motor listrik masih kalah dalam hal jangkauan untuk perjalanan jauh. Mengendarai motor bensin antar kota terasa lebih aman karena stasiun pengisian bensin tersedia di hampir setiap wilayah. Motor listrik memang bisa digunakan jarak jauh, tetapi perlu perencanaan lebih matang agar tidak kehabisan baterai di tengah perjalanan.
Kapan Sebaiknya Pilih Motor Listrik Bekas?
Dari berbagai pertimbangan tadi, motor listrik bekas cocok dipilih bila kebutuhan utamamu adalah penggunaan harian jarak pendek di dalam kota. Misalnya, untuk perjalanan kerja atau sekolah sekitar 10 hingga 30 kilometer per hari. Apalagi jika di rumah atau di kantor sudah tersedia akses charging yang mudah, motor listrik bisa sangat efisien. Mereka yang ingin menekan biaya operasional jangka panjang dan mengurangi frekuensi servis ke bengkel juga akan merasa diuntungkan.
Kapan Motor Bensin Bekas Lebih Tepat?
Sebaliknya, motor bensin bekas lebih cocok untuk mereka yang sering bepergian jauh atau keluar kota. Infrastruktur SPBU yang sudah merata membuat motor bensin lebih praktis dan aman dipakai di mana saja. Selain itu, bagi calon pembeli yang memiliki keterbatasan dana di awal, motor bensin bekas biasanya lebih ramah di kantong. Pilihannya pun jauh lebih banyak di pasaran, sehingga lebih mudah disesuaikan dengan kebutuhan dan budget.
Pada akhirnya, memilih antara motor listrik bekas dan motor bensin bekas sangat bergantung pada gaya hidup dan kebutuhan masing-masing. Jika tujuanmu adalah perjalanan pendek di perkotaan, ingin hemat biaya perawatan, dan punya akses pengisian daya yang mudah, motor listrik bekas bisa menjadi investasi cerdas. Namun, bila mobilitasmu tinggi, sering bepergian jauh, dan mengutamakan fleksibilitas, motor bensin bekas tetap menjadi pilihan paling aman dan praktis.
Dengan mempertimbangkan poin-poin di atas, kamu bisa lebih bijak menentukan pilihan. Jangan lupa, selalu periksa kondisi kendaraan secara menyeluruh sebelum membeli, baik motor listrik maupun motor bensin, agar tidak menyesal di kemudian hari.