China Kuasai Pasar! 5 Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia 2025, BYD dan Wuling Saingi Ketat
- byd
Pasar kendaraan listrik di Indonesia terus menunjukkan perkembangan pesat meski mengalami fluktuasi dalam penjualan. Berdasarkan data terbaru dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), hingga September 2025, pasar mobil listrik masih sepenuhnya dikuasai oleh merek asal China.
Nama-nama seperti BYD, Wuling, Chery, Denza, dan Aion mendominasi daftar mobil listrik paling laku di Tanah Air. Sementara itu, merek non-China seperti Hyundai mulai tertinggal, bahkan mencatat penjualan yang sangat minim.
Penjualan Mobil Listrik Turun, Tapi Dominasi China Tetap Kuat
Secara nasional, total distribusi mobil listrik (EV) pada September 2025 tercatat 4.039 unit, turun sekitar 36,3 persen dibandingkan Agustus 2025 yang mencapai 6.341 unit. Penurunan ini mencerminkan melemahnya daya beli konsumen otomotif di tengah situasi ekonomi yang belum stabil.
Namun, meski pasar melambat, produsen asal China tetap menunjukkan ketangguhannya. BYD masih memimpin secara brand, sedangkan Wuling BinguoEV menempati posisi teratas sebagai model mobil listrik paling laku bulan itu.
Wuling BinguoEV Jadi Bintang Penjualan
Menariknya, Wuling BinguoEV sukses memimpin daftar mobil listrik terlaris pada September 2025 dengan penjualan 561 unit. Angka ini memang turun dibandingkan Agustus yang mencatat 746 unit, namun model mungil ini tetap menjadi pilihan favorit masyarakat Indonesia.
Dengan desain retro modern dan ukuran yang ringkas, BinguoEV dianggap sangat cocok untuk kebutuhan mobilitas di perkotaan. Selain hemat energi, mobil ini juga menawarkan teknologi canggih dengan harga yang relatif terjangkau di segmennya.
Persaingan Ketat di Tengah Penurunan Pasar
Di posisi kedua, Aion V mencatat penjualan 527 unit, hanya terpaut sedikit dari Wuling. Sementara BYD M6, yang sebelumnya sempat menjadi pemimpin pasar, justru anjlok ke angka 321 unit, turun drastis 76,7 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara itu, Chery J6 menempati posisi keempat dengan 308 unit, dan BYD Sealion 7 berada di urutan kelima dengan 297 unit. Model lain seperti BYD Atto 3 dan Denza D9 juga mengalami penurunan, masing-masing mencatat 240 dan 227 unit.
Yang cukup mengejutkan, Hyundai Ioniq 5, mobil listrik yang pernah populer berkat desain futuristiknya, hanya mencatat distribusi dua unit sepanjang September 2025. Kondisi ini menunjukkan bahwa merek non-China mulai kesulitan bersaing dalam segmen harga dan teknologi.
BYD Tetap Raja Pasar Mobil Listrik Indonesia
Jika dilihat dari total penjualan sepanjang Januari–September 2025, BYD masih menjadi penguasa pasar kendaraan listrik nasional. Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, BYD mencatat distribusi 20.077 unit.
Di posisi kedua, Wuling dengan 8.345 unit, diikuti Denza (6.775 unit), Chery (6.170 unit), dan Aion (4.405 unit).
Secara total, penjualan mobil listrik murni di Indonesia mencapai 55.225 unit selama sembilan bulan pertama 2025. Angka ini melampaui total penjualan sepanjang 2024 yang hanya 43.188 unit, menunjukkan bahwa tren mobil listrik tetap tumbuh meskipun sempat melambat pada kuartal ketiga.
5 Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia (September 2025)
Wuling BinguoEV – 561 unit
Aion V – 527 unit
BYD M6 – 321 unit
Chery J6 – 308 unit
BYD Sealion 7 – 297 unit
5 Brand Mobil Listrik Terlaris (Januari–September 2025)
BYD – 20.077 unit
Wuling – 8.345 unit
Denza – 6.775 unit
Chery – 6.170 unit
Aion – 4.405 unit
Teknologi dan Harga Jadi Kunci Kemenangan Brand China
Kesuksesan merek China menguasai pasar mobil listrik di Indonesia bukan tanpa alasan. Mereka hadir dengan strategi harga agresif, teknologi baterai efisien, serta desain yang sesuai dengan selera masyarakat urban.
Selain itu, mereka juga memanfaatkan momentum kebijakan pemerintah Indonesia yang mendorong penggunaan kendaraan listrik melalui berbagai insentif, seperti pajak ringan dan subsidi pembelian.
Tak hanya itu, jaringan purna jual dan ketersediaan suku cadang yang semakin luas membuat konsumen merasa lebih percaya diri dalam beralih ke kendaraan listrik asal China.
Merek Non-China Harus Berinovasi Lebih Cepat
Kehadiran pemain besar seperti BYD dan Wuling membuat merek-merek seperti Hyundai, Nissan, dan bahkan Tesla perlu berpikir ulang dalam strategi pasar mereka. Dengan harga yang lebih tinggi dan distribusi yang terbatas, mereka mulai kehilangan daya tarik di segmen konsumen menengah.
Jika tidak segera menyesuaikan diri dengan dinamika pasar, bukan tidak mungkin dominasi China di pasar EV Indonesia akan semakin menguat dalam beberapa tahun ke depan.
Pasar EV Indonesia Masih Menjanjikan
Meskipun ada penurunan di bulan September, prospek kendaraan listrik di Indonesia tetap cerah. Pemerintah berencana memperluas infrastruktur pengisian daya (SPKLU) dan mempercepat transisi menuju energi bersih.
Dengan dukungan tersebut, mobil listrik diprediksi akan semakin diminati, terutama menjelang akhir tahun 2025. Apalagi, pabrikan China dikabarkan tengah menyiapkan model baru dengan fitur lebih canggih dan harga lebih bersahabat.
Jika tren ini berlanjut, Indonesia berpotensi menjadi salah satu pasar EV terbesar di Asia Tenggara.