Strava Gugat Garmin, Tuduh Langgar Dua Paten Fitur Peta dan Segmen
- Strava
Gadget – Perseteruan dua raksasa teknologi kebugaran kembali mencuat. Strava secara resmi mengajukan gugatan hukum terhadap Garmin, menuduh perusahaan asal Kansas itu melanggar dua hak paten milik Strava yang berkaitan dengan fitur segmen dan peta panas (heatmap).
Gugatan ini dilayangkan di Pengadilan Distrik Colorado, Amerika Serikat, pada 30 September 2025, dan pertama kali dilaporkan oleh DC Rainmaker.
Menurut berkas yang diajukan, Strava menilai Garmin melanggar Perjanjian Kerja Sama Induk (Master Cooperation Agreement/MCA) dengan mengembangkan fitur peta panas dan sistem segmen miliknya sendiri, yang dinilai meniru teknologi Strava.
Akibat pelanggaran ini, Strava menuntut agar Garmin menghentikan penjualan sejumlah perangkat kebugaran dan sepeda, termasuk seri Edge, Forerunner, Fenix, dan Epix.
Awal Kerja Sama dan Dugaan Pelanggaran
Kerja sama antara Strava dan Garmin sebenarnya telah berlangsung lebih dari satu dekade. Sejak 2015, keduanya sepakat menghadirkan fitur Strava Live Segments di perangkat Garmin, agar pengguna bisa membandingkan catatan waktu mereka pada rute yang sama.
Namun, dalam gugatan yang diajukan, Strava menuding Garmin memperluas fitur segmen miliknya di luar batas izin kerja sama. Strava juga mengklaim bahwa Garmin menggunakan teknologi yang telah dipatenkan Strava untuk menciptakan fitur pesaing di platform Garmin Connect.
Fitur segmen Strava sendiri sudah diajukan patennya sejak 2011 dan disetujui pada 2015, sementara Garmin meluncurkan Edge 1000 pada 2014, yang sudah dilengkapi sistem segmen miliknya sendiri.
Hal inilah yang kemudian menjadi dasar gugatan Strava, yang menilai Garmin telah meniru mekanisme dan sistem perbandingan performa pengguna pada rute tertentu.
Selain fitur segmen, Strava juga menyoroti fitur peta panas dan saran rute di perangkat Garmin dan platform Connect, yang dianggap melanggar dua paten lainnya.
Paten pertama, yang fokus pada sistem peta panas aktivitas pengguna, diajukan Strava pada 2014 dan disetujui pada 2016. Sementara paten kedua yang mencakup perutean berbasis popularitas diajukan pada 2016 dan disetujui pada 2017.
Namun, Garmin disebut telah memperkenalkan fitur peta panas di Garmin Connect sejak 2013, jauh sebelum Strava mengajukan patennya.
Meski begitu, Strava menegaskan bahwa Garmin telah menggunakan akses kerja sama untuk mempelajari fitur Strava secara mendalam, lalu menyalinnya menjadi sistem mereka sendiri.
Pernyataan Strava dan Respons Garmin
Juru bicara Strava, Brian Bell, mengatakan kepada The Verge bahwa Garmin memang diberi izin terbatas untuk mengimplementasikan Strava Segments di perangkatnya.
Namun, menurutnya, Garmin memanfaatkan izin tersebut untuk menyalin fitur-fitur kunci Strava dan kemudian meluncurkannya secara independen.
“Garmin mempelajari sistem kami, menirunya dengan teliti, dan mengubahnya menjadi fitur milik mereka sendiri,” ujar Bell.
Ia menambahkan, Strava berulang kali mencoba menyelesaikan masalah ini secara informal, namun Garmin menolak melakukan perbaikan. Karena itu, Strava akhirnya menempuh jalur hukum untuk melindungi teknologi yang telah mereka patenkan.
Meski begitu, Strava menegaskan tidak bermaksud mengganggu pengguna Garmin yang selama ini terhubung ke platform Strava.
“Kami tidak akan melakukan tindakan yang menghalangi pengguna Garmin menyinkronkan data mereka ke Strava, dan kami berharap Garmin juga menghormati pengguna bersama kami,” tambah Bell.
Selama bertahun-tahun, Strava dan Garmin dikenal sebagai mitra erat dalam dunia teknologi olahraga.
Laporan tren Strava tahun lalu bahkan menunjukkan bahwa Garmin Forerunner 235, yang telah berusia lebih dari sepuluh tahun, masih menjadi jam tangan pintar paling populer di kalangan pengguna Strava global.
Namun gugatan ini mengindikasikan retaknya hubungan dua merek besar tersebut. Para analis menilai langkah Strava sebagai usaha melindungi inovasinya di tengah ketatnya persaingan bisnis aplikasi kebugaran.
Meski belum jelas arah kasus ini, pengamat memperkirakan proses hukum bisa berlangsung panjang, mengingat kedua perusahaan memiliki sejarah kerja sama yang kompleks dan paten yang saling terkait.
Kasus gugatan Strava terhadap Garmin menjadi salah satu sengketa paten terbesar di industri kebugaran digital tahun ini. Dengan menuduh Garmin menyalin fitur segmen dan peta panas, Strava menegaskan komitmennya untuk melindungi hak cipta dan inovasi teknologi yang telah dibangunnya sejak lama.
Kini publik menantikan bagaimana pengadilan akan menilai hubungan rumit antara dua pionir teknologi olahraga ini — apakah akan berakhir damai, atau menjadi awal dari persaingan terbuka di masa depan.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
| Google News | Gadget |