Internet Gratis dari Elon Musk! Internet Gratis & 17 Unit Dikirim ke Sumatra

Internet Gratis dari Elon Musk! Internet Gratis & 17 Unit Dikirim ke Sumatra
Sumber :
  • starlink

Gadget – Di tengah bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Pulau Sumatra sejak akhir pekan lalu, Starlink layanan internet satelit milik SpaceX mengambil langkah luar biasa: menggratiskan akses internet selama 30 hari penuh bagi seluruh pelanggan yang terdampak.

Langkah ini bukan sekadar respons teknis, melainkan bentuk solidaritas global yang menempatkan konektivitas sebagai kebutuhan dasar saat krisis. Dengan jaringan telekomunikasi darat lumpuh, listrik padam, dan ribuan warga terisolasi, akses internet melalui satelit menjadi jembatan hidup untuk koordinasi evakuasi, komunikasi keluarga, layanan kesehatan darurat, hingga penyebaran informasi selamat.

Yang menarik, kebijakan ini diterapkan secara otomatis dan proaktif tanpa perlu pengajuan, tanpa dokumen, tanpa syarat rumit. Starlink membuktikan bahwa teknologi bisa menjadi alat kemanusiaan yang tanggap, cepat, dan inklusif.

Kebijakan Otomatis: Semua Pelanggan Terdampak Langsung Dapat Akses Gratis

Melalui unggahan resmi di platform X (Twitter) dan email langsung kepada pelanggan di Indonesia, Starlink mengumumkan:

“Bagi pelanggan di Indonesia yang terdampak banjir yang sedang berlangsung, Starlink menyediakan layanan gratis selama satu bulan. Bagi pelanggan aktif, tidak perlu melakukan tindakan apa pun. Kami telah secara proaktif menerapkan kredit layanan ke akun Anda.”

Tidak hanya pelanggan aktif bahkan akun yang sebelumnya ditangguhkan karena tunggakan juga otomatis diaktifkan kembali dan diberikan kredit senilai satu bulan layanan. Pengguna cukup membuka tab billing di akun mereka untuk melihat kredit yang telah diberikan.

Langkah ini menunjukkan komitmen nyata terhadap akses universal, bukan sekadar strategi pemasaran. Seperti ditegaskan Elon Musk di akun X-nya:

“Kebijakan standar SpaceX adalah menjadikan Starlink gratis setiap kali terjadi bencana alam di suatu tempat di dunia. Tidaklah benar mengambil untung dari kemalangan.”

Mengapa Akses Internet Penting di Tengah Bencana?

Saat banjir melanda, infrastruktur fisik termasuk menara seluler, kabel fiber, dan gardu listrik sering kali rusak atau terendam. Akibatnya, komunikasi terputus, memperlambat respons darurat.

Dalam kondisi seperti ini, internet satelit seperti Starlink menjadi satu-satunya saluran digital yang andal, karena:

  • Tidak bergantung pada infrastruktur darat
  • Dapat diaktifkan dalam hitungan menit
  • Menjangkau daerah terpencil atau terisolasi

Fungsi internet dalam bencana meliputi:

  • Koordinasi tim SAR dan relawan
  • Pembaruan kondisi darurat ke keluarga
  • Akses layanan telemedisin
  • Pelaporan posisi korban melalui aplikasi darurat
  • Penyebaran informasi resmi dari pemerintah

Tanpa konektivitas, bahkan bantuan fisik seperti makanan atau tenda bisa terhambat karena kurangnya koordinasi logistik.

Dukungan dari Pemerintah: 17 Unit Starlink Dikirim oleh Presiden Prabowo

Langkah Starlink semakin diperkuat oleh respons cepat pemerintah Indonesia. Presiden Prabowo Subianto mengirimkan 17 unit perangkat Starlink sebagai bagian dari bantuan darurat ke Sumatra Utara.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, dalam konferensi pers pada Jumat, 28 November 2025:

“Per hari ini, sudah masuk bantuan Bapak Presiden Prabowo Subianto untuk Sumut. Pertama adalah alat komunikasi Starlink, ada 17, ini sangat berguna dengan adanya alat Starlink.”

Selain perangkat Starlink, bantuan lain yang dikirim meliputi:

  • 17 unit genset
  • 15 perahu LCR (Lightweight Combat Rubber)
  • 750 dus mie instan
  • 19 tenda pengungsi
  • 1 unit kompresor

Semua bantuan ini akan didistribusikan sesuai kebutuhan di lapangan, dengan Starlink menjadi prioritas utama untuk memulihkan komunikasi di wilayah terparah.

Starlink dalam Respons Bencana Global: Bukan yang Pertama, Tapi Konsisten

Ini bukan kali pertama Starlink digunakan dalam krisis kemanusiaan. Sebelumnya, layanan ini telah dikerahkan di:

  • Ukraina (2022–sekarang): memulihkan internet setelah invasi Rusia
  • Haiti (2021): setelah gempa bumi menghancurkan infrastruktur
  • Turki & Suriah (2023): pasca-gempa dahsyat
  • Hawaii (2023): saat kebakaran hutan memutus jaringan

Dalam setiap kasus, Starlink menawarkan kecepatan deploy yang tak tertandingi: cukup dengan piringan penerima (dish), koneksi internet bisa hidup dalam 10–15 menit tanpa perlu menara atau kabel.

Di Indonesia, keberadaan Starlink meski masih dalam skala terbatas terbukti menjadi asuransi digital saat infrastruktur konvensional gagal.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meski respons Starlink patut diapresiasi, tantangan tetap ada:

  • Keterbatasan jumlah perangkat di masyarakat umum
  • Biaya awal perangkat yang masih relatif tinggi (sekitar Rp1–1,5 juta)
  • Regulasi frekuensi satelit di Indonesia yang sedang dalam proses harmonisasi

Namun, bencana Sumatra membuka peluang untuk kolaborasi jangka panjang antara pemerintah, SpaceX, dan operator lokal misalnya melalui program disaster-resilient connectivity atau cadangan komunikasi nasional berbasis satelit.

Presiden Prabowo sendiri tampaknya menyadari potensi ini, mengingat keputusannya mengalokasikan 17 unit Starlink secara langsung langkah yang jarang ditemui dalam respons bencana sebelumnya.

Kesimpulan: Teknologi untuk Kemanusiaan, Bukan Profit

Di balik citra Elon Musk sebagai miliarder eksentrik, kebijakan Starlink dalam bencana menunjukkan filosofi yang jelas: teknologi harus melayani manusia terutama saat mereka paling rentan.

Dengan menggratiskan layanan, mengaktifkan ulang akun yang nonaktif, dan bekerja sama dengan pemerintah, Starlink tidak hanya menyediakan internet tapi harapan, koneksi, dan suara bagi yang terdampak.

Di tengah lumpur dan kehancuran pasca-banjir, sinyal satelit kecil dari langit mungkin terlihat remeh. Tapi bagi keluarga yang ingin tahu keberadaan anaknya, relawan yang mengoordinasikan logistik, atau dokter yang memberikan konsultasi jarak jauh sinyal itu adalah nyawa.

Dan untuk itu, Starlink layak diakui: bukan sebagai perusahaan, tapi sebagai mitra kemanusiaan di era digital.

 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget