Game Amazon Kolaps! PHK Massal 14 Ribu Orang, New World Dihentikan

Game Amazon Kolaps! PHK Massal 14 Ribu Orang, New World Dihentikan
Sumber :
  • Amazon

Gadget – Dalam langkah drastis yang menandai salah satu pemangkasan tenaga kerja terbesar dalam sejarah perusahaan, Amazon mengumumkan akan memberhentikan lebih dari 14.000 karyawan. Yang paling terpukul adalah divisi video game, yang selama bertahun-tahun menjadi arena ambisi besar raksasa e-commerce tersebut untuk menyaingi Microsoft, Sony, dan Tencent di industri hiburan digital.

Melalui memo internal yang dikirim pekan ini, Amazon mengonfirmasi bahwa kantor di Irvine dan San Diego akan kehilangan staf signifikan, termasuk tim inti dari Amazon Games Publishing. Selain itu, perusahaan juga berencana menghentikan atau memperlambat pengembangan beberapa proyek game berbiaya tinggi, terutama judul online multiplayer berskala besar yang membutuhkan investasi jutaan dolar.

Langkah ini bukan sekadar efisiensi biaya—melainkan pergeseran strategi radikal dari mimpi menjadi raksasa game global menuju pendekatan yang lebih realistis, hemat biaya, dan berfokus pada kekuatan inti Amazon: cloud, AI, dan konten ringan.

Artikel ini mengupas lengkap dampak PHK, nasib game seperti New World, alasan kegagalan ambisi gaming Amazon, serta arah baru divisi game pasca-krisis.

Fokus Baru: “Lakukan yang Terbaik yang Bisa Kami Lakukan”

Steve Boom, Wakil Presiden Amazon yang menaungi divisi Audio, Twitch, dan Gaming, menjelaskan bahwa perusahaan kini ingin “fokus pada apa yang Amazon lakukan terbaik.” Pernyataan ini secara implisit mengakui bahwa upaya Amazon untuk menciptakan blockbuster game ala Hollywood tidak sesuai dengan DNA perusahaan.

Alih-alih mengejar proyek-proyek mahal seperti MMO berbasis The Lord of the Rings (yang akhirnya dibatalkan setelah 7 tahun pengembangan), Amazon kini beralih ke:

  • Game berukuran kecil dan menengah
  • Judul berbasis AI dan interaksi sosial
  • Pengembangan platform cloud gaming Luna

Studio Montreal, misalnya, masih aktif menggarap March of Giants, game strategi berbasis giliran yang dirancang untuk audiens niche. Sementara itu, Luna—layanan cloud gaming Amazon—akan menjadi pusat ekspansi, dengan tambahan konten kasual dan eksperimen berbasis AI.

Nasib Tragis New World: Update Terakhir Sebelum Mati Perlahan

Salah satu pukulan terberat bagi komunitas gamer adalah pengumuman bahwa New World tidak akan lagi menerima konten baru. Meski sempat mencatatkan 900.000 pemain online simultan saat peluncuran pada 2021, popularitas game ini merosot tajam akibat kurangnya inovasi dan konten berkelanjutan.

Amazon mengonfirmasi bahwa Season 10 dan ekspansi Nighthaven akan menjadi update terakhir. Server game akan tetap aktif hingga 2026, tetapi tanpa dukungan pengembangan lebih lanjut.

“Melanjutkan pengembangan tidak lagi berkelanjutan,” demikian pernyataan resmi Amazon. 

Keputusan ini menandai akhir dari salah satu investasi terbesar Amazon di ranah game—dan simbol kegagalan ambisinya menyaingi World of Warcraft atau Final Fantasy XIV.

Proyek Gagal Lain: Lord of the Rings MMO yang Tak Pernah Lahir

Selain New World, Amazon juga pernah menghabiskan lebih dari 7 tahun dan ratusan juta dolar untuk mengembangkan MMO berlisensi The Lord of the Rings. Proyek ini melibatkan ratusan developer di berbagai studio, termasuk mantan staf World of Warcraft.

Namun pada 2023, proyek tersebut dibatalkan total karena konflik kreatif, perubahan visi, dan tekanan finansial. Kegagalan ini menjadi titik balik yang mendorong Amazon untuk meninjau ulang seluruh strategi gaming-nya.

Kemitraan Eksternal: Satu-Satunya Harapan di Tengah Krisis

Meski memangkas tim internal, Amazon tidak sepenuhnya keluar dari industri game. Perusahaan masih bekerja sama dengan studio eksternal untuk proyek-proyek berlisensi besar:

  • Crystal Dynamics (San Francisco): mengembangkan Tomb Raider baru
  • Maverick Games (Inggris): membuat game balap baru

Model ini mirip dengan strategi Netflix dalam produksi film—menjadi publisher/distributor, bukan developer utama. Ini jauh lebih hemat biaya dan minim risiko.

Eksperimen Baru: Game AI dengan Snoop Dogg Digital

Sebagai bagian dari arah baru, Amazon baru-baru ini meluncurkan dua judul eksperimental di platform Luna:

  • Courtroom Chaos: game pesta berbasis AI yang menampilkan Snoop Dogg digital sebagai hakim virtual
  • King of Meat: game party absurd yang hanya mencapai 253 pemain puncak di Steam

Meski belum sukses secara komersial, kedua judul ini mencerminkan filosofi baru Amazon: game cepat produksi, murah, viral potensial, dan memanfaatkan AI.

Mengapa Amazon Gagal di Dunia Game? Analisis Mendalam

Amazon bukan perusahaan pertama yang gagal menembus industri game—Google (Stadia), Facebook (Gaming), dan bahkan Samsung pernah mencoba dan mundur. Namun, kegagalan Amazon lebih menyakitkan karena sumber daya yang nyaris tak terbatas.

Beberapa alasan utama kegagalannya:

1. Kurangnya Budaya Gaming Internal
Amazon adalah perusahaan logistik dan e-commerce—bukan studio kreatif. Keputusan sering didasarkan pada metrik ROI ketat, bukan visi artistik.

2. Manajemen Proyek yang Kacau
Banyak mantan karyawan melaporkan perubahan arah mendadak, rotasi manajer, dan tekanan untuk meniru kesuksesan pesaing tanpa inovasi asli.

3. Terlalu Fokus pada “Blockbuster”
Amazon ingin langsung menjadi raksasa, bukan membangun fondasi perlahan seperti Epic Games atau Mojang.

4. Kompetisi Ketat
Industri game modern didominasi oleh perusahaan yang sudah mapan selama puluhan tahun—sulit bagi pendatang baru untuk menyaingi loyalitas komunitas.

Apa Arti Ini bagi Masa Depan Cloud Gaming dan AI di Industri Game?

Meski mundur dari pengembangan game AAA, Amazon tidak meninggalkan industri game sepenuhnya. Justru, perusahaan ini ingin menjadi infrastruktur di balik layar—melalui:

  • AWS (yang sudah digunakan oleh banyak developer game)
  • Luna (sebagai platform distribusi cloud)
  • Teknologi AI (untuk NPC, narasi dinamis, dan personalisasi)

Ini strategi yang lebih cerdas: menang tanpa harus bermain.

Kesimpulan: Akhir Ambisi, Awal Realisme

PHK 14.000 karyawan—dengan divisi game sebagai korban utama—bukan hanya soal penghematan. Ini adalah pengakuan jujur bahwa Amazon tidak bisa menjadi segalanya.

Dengan menarik diri dari perlombaan game mahal dan beralih ke model yang lebih ramping, berbasis cloud, dan bermitra dengan pihak ketiga, Amazon justru mungkin akhirnya menemukan jalannya sendiri di dunia game—bukan sebagai pencipta dunia fantasi, tapi sebagai penguasa infrastruktur digital masa depan.

Bagi para gamer, ini berarti tidak akan ada lagi New World versi baru. Tapi bagi industri, ini adalah pengingat: bahkan uang tak terbatas tidak menjamin kemenangan di dunia kreatif.

 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget