Starlink Indonesia 2025: Harga Turun, Aturan Baru Bikin Geger!
- Starlink
Nah, ini dia perubahan yang bikin banyak orang kaget. Kominfo, lewat aturan terbaru di Agustus 2025, melarang penggunaan paket Jelajah Starlink di darat. Dulu, paket ini jadi favorit para digital nomad yang suka bawa Starlink saat bepergian, misalnya di campervan atau lokasi terpencil. Sekarang, paket Jelajah hanya boleh digunakan untuk kebutuhan maritim, seperti kapal atau operasi di laut.
Kebijakan ini, menurut Kominfo, bertujuan menjaga persaingan sehat dengan penyedia internet lokal dan memastikan Starlink patuh pada regulasi Indonesia. Bagi yang nekat melanggar, sanksi mulai dari teguran hingga pencabutan izin sudah menanti. Jadi, buat kamu yang berencana pakai Starlink untuk petualangan darat, sepertinya harus cari opsi lain.
Kecepatan Internet Satelit: Masih Jadi Andalan?
Di tengah perubahan aturan, satu hal yang tetap jadi daya tarik Starlink adalah kecepatannya. Banyak pengguna di daerah terpencil melaporkan kecepatan unduh di atas 100 Mbps, bahkan bisa tembus 200-300 Mbps saat cuaca cerah. Ini tentu jadi angin segar bagi wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) yang sulit terjangkau fiber optik.
Tapi, jangan lupa, Starlink menerapkan Fair Use Policy (FUP). Meski disebut “tanpa batas,” penggunaan data super besar bisa bikin kecepatan melambat di jam sibuk. Jadi, bijak-bijaklah dalam memakainya, ya!
Apa Artinya untuk Pengguna di Indonesia?
Kehadiran Starlink di Agustus 2025 punya dua sisi. Di satu sisi, harga perangkat yang lebih murah bikin layanan ini semakin terjangkau. Di sisi lain, pembatasan paket Jelajah di darat agak membatasi fleksibilitas. Starlink kini lebih fokus sebagai solusi internet stasioner untuk rumah atau kantor, serta konektivitas maritim yang super andal.