Awan Pintar Maksimalkan AI untuk Bendung Masifnya Serangan Siber di Indonesia

Awan Pintar Optimalkan AI dan Machine Learning untuk Mengurai Masifnya Serangan Siber di Indonesia
Sumber :
  • Istimewa

GadgetJakarta, 28 November 2025 — Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Berdasarkan studi AWS, tercatat 5,9 juta perusahaan di Tanah Air menggunakan teknologi AI sepanjang 2024 dengan pertumbuhan tahunan mencapai 47%. Selain mendorong produktivitas dan pendapatan, transformasi digital ini ternyata menjadi senjata penting dalam menghadapi serangan siber yang kian masif dan terstruktur.

Di tengah intensitas ancaman yang meningkat, Awan Pintar, platform threat intelligence buatan Indonesia, memegang peran strategis. Melalui detektor yang disebar di jaringan internet nasional, Awan Pintar menemukan lebih dari 133 juta serangan siber pada Semester I 2025, atau sekitar 9 serangan setiap detik. Angka ini menggambarkan betapa mendesaknya kebutuhan sistem keamanan yang adaptif dan terotomatisasi.

Ledakan Serangan Siber yang Mengguncang Indonesia

Seiring meningkatnya aktivitas digital, laporan terbaru Awan Pintar menunjukkan pelaku serangan tidak lagi sekadar mengeksploitasi celah acak. Mereka kini fokus pada Common Vulnerabilities and Exposures (CVE)—kerentanan yang sudah diketahui namun belum ditambal oleh sistem. Setelah masuk, mereka melancarkan aksi lanjutan seperti penyebaran ransomware, pencurian data, hingga penyusupan sistem secara diam-diam.

Lebih jauh, pola asal ancaman pun berubah. Meski serangan dari China dan Amerika Serikat masih dominan, ancaman dari dalam negeri meningkat 2,35%. Ini mengindikasikan bahwa banyak perangkat lokal, mulai dari router rumahan hingga sistem usaha kecil, telah terinfeksi dan dijadikan ‘pasukan’ botnet. Banyak pengguna masih memakai perangkat yang tidak diperbarui, menggunakan password default, atau mengandalkan router tanpa proteksi.

Awan Pintar Optimalkan AI dan Machine Learning untuk Melawan Serangan Siber

Dalam kondisi serba dinamis, pendiri Awan Pintar, Yudhi Kukuh, menegaskan bahwa ancaman yang berkembang cepat hanya bisa ditangani dengan teknologi yang mampu memproses data dalam skala besar.

“Miliaran log dibuat setiap detik, dan ribuan anomali muncul setiap menit. Karena itu, Awan Pintar memaksimalkan AI dan machine learning untuk menganalisis data mentah secara real-time dan menghasilkan threat intelligence yang siap ditindaklanjuti,” jelas Yudhi.

Melalui pendekatan ini, AI mengubah data mentah menjadi peta ancaman yang memetakan pola serangan, teknik yang populer, hingga titik rawan yang paling sering dilewati penyerang. Informasi ini memungkinkan organisasi membangun strategi pertahanan sebelum serangan terjadi, bukan setelah sistem tumbang.