Wajib Tonton! Video 1 Jam Ini Bocorkan Strategi Nvidia Jauh Sebelum AI Jadi Tren Global
- Nvidia
Inilah akar dari Accelerated Computing, filosofi inti Nvidia hari ini: bukan memprediksi masa depan, tapi membangun infrastruktur yang akan dibutuhkan kapan pun masa depan itu tiba.
Seni "Memakan Diri Sendiri": Keberanian Membunuh Produk Andalan
Salah satu momen paling mengejutkan dalam video 2011 adalah ketika Jensen membahas keberanian membunuh produk sendiri.
Pada awal 2010-an, Nvidia adalah raja fixed-function graphics chip yang hanya bisa melakukan tugas grafis tertentu. Tapi Jensen melihat jalan buntu. Ia tahu industri akan berubah. Maka, ia mengambil keputusan radikal: mengubah GPU menjadi programmable.
Keputusan ini melahirkan CUDA (Compute Unified Device Architecture) pada 2006 platform yang memungkinkan developer menggunakan GPU untuk apa saja, termasuk simulasi ilmiah, pemrosesan data, dan belakangan pelatihan neural network.
Namun, di masanya, CUDA dianggap bencana finansial. Investor Wall Street protes:
“Buat apa bikin chip grafis yang bisa diprogram? Orang cuma mau main Crysis!”
Tapi Jensen bersikeras. Ia tahu: jika Anda tidak memakan produk Anda sendiri, pesaing yang akan melakukannya.
Kini, CUDA adalah pondasi tak tergantikan dari ekosistem AI global. OpenAI, Google DeepMind, Meta, dan ribuan startup AI semuanya bergantung pada CUDA untuk melatih model mereka. Tanpa keputusan “rugi jangka pendek” itu, revolusi AI mungkin tak akan berjalan di atas chip Nvidia.
Akrab dengan "Hampir Mati": Mentalitas Startup yang Bertahan Hingga Jadi Raksasa
Yang paling menyentuh dari video 2011 adalah kerendahan hati Jensen saat bercerita tentang kegagalan awal Nvidia.
Ia mengenang NV1, produk pertama Nvidia tahun 1995, yang gagal total karena bersikeras menggunakan Quadratic Texture Mapping sementara industri sudah beralih ke polygon-based rendering. Akibatnya, perusahaan hanya punya cukup uang untuk 30 hari operasional.
Alih-alih bertahan pada ego, Jensen dan tim membuang seluruh teknologi NV1, beralih ke standar industri, dan mengebut pengembangan RIVA 128 (NV3) hanya dalam 6 bulan keputusan yang menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.
“Definisi startup adalah entitas yang selalu dalam kondisi hampir bangkrut,” katanya.
Mentalitas ini yang ia sebut “Intellectual Honesty” (kejujuran intelektual untuk mengakui kesalahan dengan cepat) tetap ia pertahankan hingga hari ini. Bahkan di puncak kejayaan AI, Jensen mengaku masih bangun setiap pagi dengan rasa cemas bahwa Nvidia bisa runtuh kapan saja.