Israel Vs Iran Memanas: Persenjataan Canggih dan Strategi AI Siap Tempur!
- lifeworks
Kekuatan utama dari strategi Israel saat ini terletak pada perpaduan drone dan AI. AI berfungsi sebagai otak dari operasi: menganalisis, merencanakan, dan mengeksekusi serangan dalam hitungan detik. Dengan sistem ini, Israel tak lagi mengandalkan jumlah personel besar, melainkan akurasi dan kecepatan yang nyaris tanpa cela.
Iran Tak Tinggal Diam: Rudal Baru dan Pertahanan Canggih
Di sisi lain, Iran pun tak tinggal diam. Pada Mei 2025, mereka resmi meluncurkan rudal balistik jarak menengah terbaru bernama Qassem Bassir. Rudal ini memiliki jangkauan sekitar 1.200 km dan dilengkapi sistem panduan inframerah serta elektro-optik. Artinya, rudal ini bisa melacak target secara visual dan lebih sulit diintersepsi oleh sistem pertahanan canggih milik Israel atau AS.
Tak hanya itu, Iran juga memperkuat sistem pertahanan udara mereka. Ratusan unit S-300, Bavar-373, dan Khordad-15 kini diposisikan ulang untuk menjaga titik-titik vital, terutama fasilitas nuklir. Beberapa radar bahkan dipindahkan ke wilayah bawah tanah demi meminimalisasi kerusakan jika terjadi serangan lanjutan.
Ancaman Serangan Balasan: Fakta dan Realita
Meski sempat berjanji akan membalas dengan seribu rudal balistik, kenyataannya peluncuran yang terjadi dari Iran hingga Juli 2025 diperkirakan hanya sekitar 200–350 rudal. Ini menunjukkan Iran cenderung berhati-hati agar tidak memperluas konflik menjadi perang regional terbuka.
Beberapa analis memperkirakan bahwa Iran lebih fokus menjaga citra sebagai kekuatan regional yang mampu bertahan dari serangan, ketimbang memulai perang skala besar yang bisa menguras sumber daya secara masif.
Strategi Terbaru Israel: Bertahan Sambil Mengincar
Saat ini, fokus Israel adalah mempertahankan posisi strategis sekaligus mencegah Iran membalas dengan kekuatan penuh. Selain latihan militer, Israel juga meningkatkan kerja sama dengan AS dalam hal pemantauan satelit dan pertahanan siber.
AI menjadi ujung tombak utama. Sistem ini memungkinkan Israel mendeteksi ancaman bahkan sebelum terjadi peluncuran rudal. Berbagai laporan menyebut, AI militer Israel bisa mengidentifikasi pola serangan berdasarkan pergerakan kecil seperti sinyal komunikasi, gerakan kendaraan militer, atau bahkan perubahan suhu di wilayah peluncuran.