Geger! Albania Angkat Chatbot AI Jadi Menteri Antikorupsi Pertama di Dunia

Albania Angkat Chatbot AI Jadi Menteri
Sumber :
  • lifehack

Dengan kelebihan itu, pemerintah berharap Diella mampu menjadi simbol integritas sekaligus alat efektif untuk mengawasi kontrak-kontrak publik.

Dunia Menyaksikan

Langkah Albania ini tentu langsung menarik perhatian global. Banyak pengamat menilai keputusan tersebut berani, meski juga penuh risiko. Ada yang menganggapnya sebagai inovasi luar biasa, tetapi tidak sedikit pula yang ragu.

Pertanyaan besar muncul: apakah sebuah chatbot benar-benar bisa menjalankan tugas politik dan birokrasi yang kompleks? Apalagi, dalam banyak kasus, keputusan di pemerintahan bukan hanya soal data, tetapi juga menyangkut kebijakan publik, kompromi politik, hingga empati terhadap masyarakat.

Meski begitu, Albania tampaknya siap menghadapi tantangan ini. Pemerintah menegaskan bahwa Diella bukan sekadar alat teknologi, melainkan simbol transformasi menuju sistem yang lebih bersih.

Belajar dari Kasus Negara Lain

Sebenarnya, penggunaan AI dalam lingkup pemerintahan bukan hal baru. Sebelumnya, Perdana Menteri Swedia sempat mengaku memakai ChatGPT untuk mencari inspirasi dalam merumuskan kebijakan. Namun, langkah itu justru menuai kritik dari rakyatnya.

Beda halnya dengan Albania. Mereka tidak hanya menggunakan AI sebagai alat bantu, melainkan benar-benar memberikan posisi resmi dalam kabinet. Inilah yang membuat keputusan tersebut terbilang ekstrem sekaligus menarik perhatian.

Antara Harapan dan Tantangan

Di satu sisi, masyarakat Albania bisa menaruh harapan besar pada Diella. Dengan hadirnya “menteri” yang kebal suap, peluang untuk mewujudkan pemerintahan yang lebih transparan semakin terbuka.

Namun di sisi lain, ada tantangan serius yang tidak bisa diabaikan. Misalnya, bagaimana jika sistem AI mengalami kesalahan dalam menganalisis data? Atau bagaimana jika ada pihak yang justru memanipulasi sistem dari balik layar?

Selain itu, keputusan politik sering kali memerlukan fleksibilitas. AI yang beroperasi berdasarkan algoritma bisa saja kesulitan menghadapi situasi yang membutuhkan pertimbangan moral dan empati manusia.

Dunia Memasuki Era Baru Politik Digital

Terlepas dari pro dan kontra, langkah Albania ini jelas menandai babak baru dalam hubungan antara teknologi dan politik. Jika eksperimen ini berhasil, bukan tidak mungkin negara lain akan meniru.

Bayangkan jika lebih banyak negara berani menunjuk AI dalam peran-peran strategis. Bisa jadi, ke depan kita akan melihat kabinet yang terdiri dari campuran menteri manusia dan menteri AI.