Rahasia Terbongkar! Inilah Alasan Iran Pilih J-10C untuk Hadapi F-35 Israel
- lifeworks
Perkembangan teknologi militer kerap melahirkan pertanyaan besar: apakah sebuah negara sanggup menandingi kekuatan udara lawannya? Hal inilah yang kini ramai dibicarakan terkait potensi Iran yang disebut-sebut akan memperkuat angkatan udaranya dengan jet tempur J-10C buatan China. Pertanyaannya, apakah pesawat ini bisa diandalkan untuk menghadapi F-35 Israel, salah satu jet tempur paling canggih di dunia?
Mengenal J-10C dan F-35
Untuk memahami perbandingan ini, mari kita mulai dengan mengenal karakteristik masing-masing pesawat.
J-10C adalah jet tempur generasi 4,5 buatan China yang dirancang untuk berbagai misi, baik udara-ke-udara maupun udara-ke-permukaan. Pesawat ini dilengkapi radar AESA canggih tipe KLJ-7A serta rudal jarak jauh PL-15 yang memungkinkan serangan beyond visual range (BVR). Keunggulan lain dari J-10C adalah biaya operasionalnya yang relatif lebih rendah dibandingkan pesawat generasi ke-5, sehingga lebih mudah dirawat dan dioperasikan dalam jumlah besar.
Di sisi lain, F-35 Israel, atau yang dikenal dengan sebutan Adir, adalah jet tempur generasi ke-5 dengan keunggulan utama berupa teknologi stealth. Kemampuan siluman ini membuatnya sulit terdeteksi radar musuh. Selain itu, F-35 memiliki avionik mutakhir, sensor terpadu, serta konsep perang berbasis jaringan (network-centric warfare). Tak hanya mampu terbang jauh dan melakukan pengisian bahan bakar di udara, pesawat ini juga didukung oleh sistem pertahanan dan pemantauan udara yang sangat kuat.
Perbedaan generasi ini saja sudah cukup menunjukkan bahwa keduanya berada pada level yang berbeda, namun mari kita telaah lebih dalam.
Kelebihan dan Keterbatasan J-10C
Jika ditinjau dari segi deteksi dan radar, J-10C memang sudah dilengkapi radar AESA yang modern dan rudal PL-15 yang bisa menjangkau target jarak jauh. Ini membuatnya kompetitif saat bertarung di luar jangkauan pandangan langsung. Namun, kelemahannya muncul ketika berhadapan dengan F-35 yang didukung teknologi stealth. F-35 bisa mendekat tanpa mudah terdeteksi, apalagi jika menggunakan taktik yang tepat.
Dalam hal stealth, J-10C memang bukan pesawat siluman. Akibatnya, ia lebih mudah ditangkap radar lawan. F-35 jelas unggul di sini, karena mampu melintasi wilayah musuh dengan tingkat visibilitas sangat rendah.
Bagaimana dengan manuver dan kecepatan? Sebagai pesawat generasi 4,5, J-10C dikenal cukup gesit dan cocok untuk pertempuran jarak dekat atau dogfight. Bahkan dalam skenario tertentu, ia bisa lebih lincah dibandingkan F-35. Namun, F-35 menutup kekurangan di aspek ini dengan keunggulan lain, terutama kesadaran situasional yang lebih luas berkat sistem sensor terintegrasi.
Dari segi biaya dan operasional, J-10C jelas lebih ekonomis. Iran bisa menambah jumlah armadanya lebih cepat dengan biaya yang lebih rendah. Hal ini tentu menjadi nilai tambah bagi negara dengan sumber daya terbatas. Meski demikian, melawan lawan dengan teknologi lebih unggul seperti Israel, faktor jumlah saja tidak cukup. Dibutuhkan dukungan sistem lain seperti radar darat, AWACS, dan jaringan komando modern.
Terakhir, terkait integrasi sistem dan taktik, J-10C baru akan benar-benar efektif jika Iran tidak hanya membeli pesawatnya, tetapi juga seluruh paket dukungan—mulai dari radar jarak jauh, sistem komando, hingga rudal modern. Tanpa itu semua, kemampuan J-10C akan terbatas ketika harus menghadapi F-35 yang didukung oleh ekosistem lengkap.
Situasi Terkini
Beberapa laporan menyebutkan bahwa Iran sedang mempertimbangkan pembelian J-10C dari China setelah rencana mendapatkan jet Su-35 Rusia tidak berjalan mulus. Langkah ini dianggap masuk akal, mengingat sebagian besar armada udara Iran saat ini terdiri dari pesawat tua era 1970-an yang sudah sangat tertinggal.
Banyak analis menilai J-10C bisa menjadi “jawaban praktis” untuk memperbarui kekuatan udara Iran. Pesawat ini modern, serbaguna, dan relatif terjangkau. Namun demikian, para pengamat juga mengingatkan bahwa J-10C tetap bukan pesawat siluman. Tanpa keunggulan ini, ia sulit menyamai F-35 dalam hal sensor, jangkauan informasi, dan integrasi sistem peperangan modern.
Dengan kata lain, J-10C memang dapat meningkatkan kekuatan Iran, tetapi tidak serta merta menjadikannya setara dengan kemampuan F-35 milik Israel.
Sanggupkah J-10C Menandingi F-35?
Lalu, kembali ke pertanyaan awal: apakah J-10C sanggup melawan F-35? Jawabannya tidak sesederhana hitam dan putih. Secara teknis, J-10C tentu menambah daya gempur Iran dan memperbaiki kondisi angkatan udara yang sudah usang. Dalam jumlah cukup, ditambah rudal jarak jauh dan sistem pendukung lengkap, J-10C bisa menjadi ancaman serius, terutama jika digunakan dengan taktik tepat seperti menjaga jarak tempur dan memanfaatkan keunggulan wilayah.
Namun, dalam pertempuran langsung yang mempertemukan kedua pesawat di ruang udara, J-10C kemungkinan akan kesulitan. F-35 bukan hanya unggul di sisi teknologi stealth, tetapi juga didukung oleh jaringan intelijen, peperangan elektronik, serta aliansi yang kuat. Dengan kombinasi faktor tersebut, F-35 tetap memiliki posisi dominan.
Singkatnya, J-10C memang bisa meningkatkan kekuatan militer Iran secara signifikan. Akan tetapi, untuk benar-benar menandingi F-35 Israel, dibutuhkan lebih dari sekadar pesawat tempur baru. Iran harus memastikan adanya dukungan sistem radar, jaringan komando, dan taktik modern agar J-10C tidak hanya menjadi sekadar tambahan armada, melainkan benar-benar mampu menyeimbangkan kekuatan udara di kawasan.
Jadi, meskipun J-10C membawa harapan baru bagi Iran, menghadapi F-35 tetap menjadi tantangan yang sangat berat. Pertarungan keduanya, jika terjadi, akan menjadi ujian nyata antara modernisasi praktis melawan dominasi teknologi generasi kelima.