Air Mata Mantan Asisten Shin Tae-yong Pecah di Jeddah, Nama STY Menggema Saat Indonesia Tersingkir
- ig/@shintaeyong7777
Gadget – Suasana penuh haru menyelimuti Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, pada Minggu (12/10/2025) dini hari waktu Indonesia. Laga putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia antara Timnas Indonesia vs Irak berakhir dengan kekalahan tipis 0-1 untuk skuad Garuda.
Hasil ini menjadi pukulan berat bagi Indonesia. Setelah sebelumnya kalah 2-3 dari Arab Saudi, kekalahan dari Irak memastikan langkah Garuda terhenti dan mimpi menuju Piala Dunia 2026 pupus sudah.
Namun, di balik duka itu, terselip momen emosional yang menyentuh hati para suporter. Sosok Jeong Seok-seo, atau yang akrab disapa Jeje, mantan asisten pelatih dan penerjemah Shin Tae-yong, tampak menitikkan air mata di tribune stadion.
Jeje, yang kini sudah tak lagi menjadi bagian dari staf pelatih Timnas Indonesia, datang langsung ke Jeddah untuk menyaksikan perjuangan mantan timnya. Melalui akun Instagram pribadinya, ia membagikan beberapa unggahan dari laga tersebut. Dalam salah satu video yang direkam oleh rekannya, @oddyananta, Jeje terlihat berkaca-kaca usai peluit panjang berbunyi.
“Jangan nangis... jangan nangis... kok berkaca-kaca,” terdengar suara sang teman sambil bercanda merekam Jeje yang tampak menahan haru.
Nama Shin Tae-yong Menggema di Stadion
Tak berhenti di situ, Jeje juga mengunggah ulang beberapa video dari penggemar Timnas Indonesia yang mengenang masa-masa indah bersama Shin Tae-yong. Salah satunya adalah video editan yang menampilkan perjalanan emosional STY selama melatih Indonesia — mulai dari membawa skuad muda ke final Piala AFF hingga menembus babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Sebuah unggahan yang dibagikan ulang oleh akun @rickyapriadi29 bahkan menampilkan suasana stadion di Jeddah yang menggema dengan teriakan “Shin Tae-yong! Shin Tae-yong!”. Dalam unggahan itu, Jeje menambahkan emoji sedih dan tulisan singkat, “Terima kasih, sedih dengan situasi gini.”
Momen itu seolah menjadi simbol kerinduan publik terhadap sosok pelatih asal Korea Selatan tersebut. Meski Patrick Kluivert kini menukangi Garuda, banyak suporter masih merasa ikatan emosional yang kuat dengan STY, yang dianggap membawa perubahan besar bagi sepak bola nasional.
STY Masih Hidup di Hati Suporter Garuda
Nama Shin Tae-yong (STY) kini kembali menggema, tak hanya di tribun stadion tetapi juga di media sosial. Tagar #STY dan seruan “Kluivert Out” ramai berseliweran di X (Twitter), Instagram, hingga TikTok. Banyak penggemar mengenang era ketika Timnas Indonesia tampil penuh semangat dan disiplin di bawah tangan dingin pelatih asal Korea Selatan itu.
Bagi publik sepak bola Indonesia, STY bukan sekadar pelatih. Ia adalah sosok yang menanamkan karakter dan rasa percaya diri pada pemain muda. Di bawah arahannya, Indonesia mampu tampil berani melawan tim-tim besar Asia seperti Jepang, Australia, dan Korea Selatan.
Bahkan, performa menawan di Piala Asia 2023 dan keberhasilan melangkah hingga babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia membuat publik kembali mencintai sepak bola Tanah Air.
Kini, setelah posisinya digantikan oleh Patrick Kluivert, bayang-bayang keberhasilan STY masih terasa kuat. Banyak fans menilai bahwa karakter Garuda yang berani dan militan perlahan memudar sejak kepergiannya.
Emosi Kolektif Suporter Indonesia
Kekalahan dari Irak menjadi momen emosional bukan hanya bagi Jeje, tetapi juga bagi jutaan pendukung Garuda di seluruh dunia. Dari media sosial hingga forum-forum sepak bola, publik Indonesia menumpahkan kekecewaan dan kerinduan mereka terhadap era Shin Tae-yong.
Beberapa unggahan di media sosial memperlihatkan suporter menangis di tribun, sebagian lagi mengibarkan bendera merah putih sambil meneriakkan nama STY. Mereka menilai bahwa sosok pelatih asal Korea itu telah memberikan identitas baru bagi Timnas Indonesia — disiplin, kompak, dan penuh semangat juang.
“STY itu bukan cuma pelatih, tapi bagian dari keluarga besar sepak bola Indonesia,” tulis seorang netizen di kolom komentar unggahan Jeje.
Meski namanya kini hanya tinggal kenangan, warisan Shin Tae-yong bagi sepak bola Indonesia akan terus hidup. Ia meninggalkan fondasi penting: regenerasi pemain muda, sistem latihan modern, serta mental juang yang tak mudah padam.
Pemain-pemain seperti Marselino Ferdinan, Justin Hubner, hingga Rafael Struick adalah buah dari keberaniannya memberi kepercayaan pada talenta muda. Bahkan, banyak pengamat menyebut bahwa tanpa fondasi yang diciptakan STY, Indonesia tak akan bisa melangkah sejauh ini di kualifikasi.
Kini, di bawah Patrick Kluivert, tantangan besar menanti. Publik berharap pelatih asal Belanda itu dapat melanjutkan semangat dan filosofi yang telah ditanamkan STY, bukan justru menghapusnya.
Malam di Jeddah itu bukan sekadar tentang kekalahan 0-1 dari Irak, melainkan tentang emosi, kenangan, dan penghormatan. Tangis Jeje adalah simbol cinta dan kehilangan terhadap era yang pernah membuat publik Indonesia kembali percaya bahwa Garuda bisa terbang tinggi.
Nama Shin Tae-yong yang bergema di Stadion King Abdullah Sports City menandakan satu hal: sosoknya masih hidup di hati para suporter.
Meski sudah berpisah, semangat dan dedikasi STY akan selalu menjadi bagian dari perjalanan panjang Timnas Indonesia menuju mimpi besar — kembali berjaya di kancah Asia dan dunia.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
| Google News | Gadget |