Shin Tae-yong Geram Diremehkan Usai Gagal ke Pildun 2026: Dulu Indonesia di Ranking 127, Sekarang Bisa Lawan Australia!

Shin Tae-yong
Sumber :
  • Ulsan HD

Gadget – Shin Tae-yong kembali jadi sorotan setelah resmi diberhentikan dari kursi pelatih Ulsan Hyundai. Pelatih asal Korea Selatan itu dipecat setelah memimpin 10 laga di ajang K League dengan hasil yang tak memuaskan. Keputusan tersebut memunculkan perdebatan di media Korea, di mana sejumlah pengamat menilai taktiknya tidak cocok untuk kompetisi domestik.

Namun, Shin Tae-yong tidak tinggal diam. Dalam wawancaranya dengan media Korea, ia menegaskan bahwa dirinya hanya butuh waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan kondisi internal klub.

“Saya rasa kekalahan ini terjadi karena saya belum memahami situasi internal tim. Tapi saya tidak setuju jika taktik saya dibilang tidak cocok untuk K League,” ujarnya dikutip dari KBS.

Pelatih berusia 55 tahun itu menjelaskan bahwa masa kerjanya terlalu singkat untuk memahami seluruh dinamika klub. Ia yakin, jika diberi dukungan dan waktu lebih panjang, Ulsan Hyundai bisa kembali bersaing di papan atas.

“Jika klub mendukung penuh, saya yakin bisa membawa tim finis di enam besar,” tegasnya.


Singgung Keberhasilan di Timnas Indonesia

Dalam pernyataannya, Shin Tae-yong juga menyinggung pengalaman emasnya saat menangani Timnas Indonesia. Ia menilai banyak pihak terlalu mudah meremehkan kiprahnya di Asia Tenggara, padahal apa yang ia lakukan bersama Garuda bukan hal kecil.

“Orang-orang terus meremehkan pengalaman saya di Indonesia. Tapi bagaimana mungkin tim peringkat 127 FIFA bisa mengalahkan Arab Saudi dan menahan imbang Australia? Itu tidak masuk akal,” ucap Shin dengan nada kecewa.

Pernyataan itu mengacu pada keberhasilannya membangun skuad muda Indonesia menjadi tim yang lebih kompetitif. Di bawah asuhannya, Garuda mampu menunjukkan perkembangan signifikan—baik dari segi taktik maupun mental bertanding.

Dalam masa kepelatihannya, Indonesia tak lagi jadi bulan-bulanan tim Asia. Sebaliknya, mereka mulai disegani karena mampu tampil berani menghadapi lawan-lawan besar. Fakta ini pula yang menjadi alasan mengapa banyak pihak menilai Shin Tae-yong layak dihormati, terlepas dari kegagalannya di Korea.


Tetap Profesional Meski Dipecat

Meski didepak dari kursi pelatih, Shin tetap menunjukkan sikap profesional. Ia mengucapkan terima kasih kepada para suporter Ulsan Hyundai yang tetap setia memberikan dukungan selama masa kepemimpinannya.

“Saya sangat terkesan dengan para pendukung Ulsan. Mereka luar biasa. Saya berharap para pemain bisa membalas setengah dari dukungan mereka,” tuturnya.

Ucapan itu memperlihatkan karakter Shin sebagai sosok pelatih yang tidak menyalahkan pemain maupun fans, meski dalam situasi sulit. Ia tetap menjaga hubungan baik dengan klub yang baru saja memutus kontraknya.


Nama Shin Tae-yong kembali ramai dibicarakan di Indonesia setelah Timnas Garuda gagal melaju ke Piala Dunia 2026. Di bawah asuhan Patrick Kluivert, skuad Merah Putih tampil mengecewakan dan finis sebagai juru kunci Grup B babak keempat kualifikasi zona Asia.

Kegagalan itu membuat warganet menyerukan tagar #KembalikanShinTaeYong di media sosial. Banyak fans menilai, gaya kepemimpinan dan kedisiplinan Shin lebih cocok dengan karakter pemain Indonesia dibanding pelatih baru.

Namun, rumor soal kembalinya Shin langsung dibantah oleh yang bersangkutan. Ia menegaskan belum memiliki rencana untuk kembali melatih Timnas Indonesia dalam waktu dekat.

“Untuk saat ini, saya belum berpikir soal kembali ke Indonesia,” katanya singkat.

Meskipun demikian, rasa hormat publik Indonesia terhadap Shin masih tinggi. Banyak yang menganggap bahwa sosoknya telah meninggalkan warisan besar—baik dari sisi pembinaan pemain muda, peningkatan ranking FIFA, maupun perubahan mental bertanding Garuda.


Sejak datang ke Indonesia pada 2019, Shin Tae-yong dikenal sebagai pelatih yang tegas dan disiplin. Ia memperkenalkan metode latihan modern serta menanamkan mental kompetitif pada pemain muda. Beberapa nama seperti Marselino Ferdinan, Rizky Ridho, hingga Witan Sulaeman berkembang pesat di bawah arahannya.

Capaian terbesar Shin bukan sekadar hasil di lapangan, tetapi transformasi mental dan profesionalisme pemain. Garuda kini tampil lebih berani menghadapi tim kuat Asia seperti Arab Saudi, Australia, dan Jepang. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa banyak fans merasa kecewa ketika PSSI tidak memperpanjang kontraknya.

Kini, meski sedang tanpa klub, Shin Tae-yong masih dipandang sebagai sosok pelatih yang mampu membangkitkan tim underdog menjadi kekuatan baru. Ia meninggalkan jejak penting dalam sejarah sepak bola Indonesia—jejak yang tak mudah dilupakan oleh publik Merah Putih.

 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget