Viral di Medsos! Anak Shin Tae-yong Kena Sindir Habis-habisan Usai Patrick Kluivert Didepak PSSI!

Shin Tae-yong
Sumber :
  • x.com

Pemecatan Patrick Kluivert dari kursi pelatih Timnas Indonesia ternyata menimbulkan reaksi tak terduga di dunia maya. Bukan hanya karena kepergian eks bintang Belanda itu, tetapi juga karena munculnya sindiran kepada Shin Jae-won, anak pelatih sebelumnya, Shin Tae-yong. Warganet tampaknya belum melupakan komentar emosional Jae-won ketika ayahnya didepak PSSI awal tahun lalu, dan kini, situasi serupa justru dijadikan bahan candaan.

Kisah ini bermula pada 6 Januari 2025, ketika PSSI resmi memecat Shin Tae-yong dari jabatan pelatih kepala Timnas Indonesia. Keputusan tersebut langsung menuai perdebatan luas, terutama karena selama lima tahun masa kepemimpinannya, Shin dianggap berhasil membawa perubahan besar bagi sepak bola Tanah Air. Di tengah euforia dan kekecewaan publik, muncul sosok Shin Jae-won yang membela sang ayah secara terbuka melalui media sosial.

Dalam salah satu unggahan di Instagram, Jae-won meluapkan kekesalannya. Ia menulis pernyataan tajam yang menyinggung rasa tidak terima kasih federasi terhadap kontribusi ayahnya. “Mari kita lihat bagaimana kalian (Indonesia) melangkah lebih jauh tanpa dia. Dia telah memberikan segalanya untuk menempatkan Indonesia pada tahap ini,” tulisnya dengan nada kecewa. Ia menambahkan bahwa sebenarnya masih banyak hal yang ingin diungkapkan tentang bagaimana PSSI memperlakukan Shin Tae-yong selama lima tahun terakhir, namun memilih untuk diam demi menjaga sikap profesional. Saat ini, Jae-won sendiri berkarier di klub Liga 2 Korea Selatan, Seongnam FC.

Waktu berlalu, sembilan bulan setelah drama pemecatan Shin Tae-yong, publik kembali dikejutkan oleh keputusan besar PSSI. Pada Kamis, 16 Oktober 2025, federasi sepak bola tersebut mengumumkan pemutusan kerja sama dengan Patrick Kluivert beserta 17 anggota tim kepelatihannya asal Belanda. Kabar ini sontak memunculkan gelombang reaksi dari penggemar sepak bola Indonesia. Namun, alih-alih fokus pada sosok Kluivert, warganet justru menghidupkan kembali kisah lama yang melibatkan anak Shin Tae-yong.

Beberapa jam setelah pengumuman resmi, media sosial dipenuhi meme yang menampilkan seolah-olah anak Patrick Kluivert, Justin Kluivert, melontarkan pernyataan serupa dengan yang pernah diucapkan Shin Jae-won. Dalam meme itu tertulis, “Mari kita lihat bagaimana kalian (Indonesia) melangkah lebih jauh tanpa dia (Patrick Kluivert). Dia telah memberikan segalanya untuk menempatkan Indonesia pada tahap ini. Banyak yang mau saya katakan tentang bagaimana PSSI memperlakukan ayah saya selama lima tahun ini, tapi saya akan tetap diam.”

Tentu saja, pernyataan itu tidak pernah benar-benar keluar dari mulut Justin. Meme tersebut hanyalah hasil kreativitas (atau sindiran) netizen yang ingin membandingkan dua situasi serupa: dua pelatih asing yang dipecat oleh PSSI dan bagaimana reaksi anak mereka. Dengan cepat, unggahan itu menyebar luas, bahkan menjadi bahan candaan di berbagai platform seperti X (Twitter), Instagram, dan TikTok.

Banyak warganet yang menilai meme tersebut lucu dan sarkastik, sementara sebagian lainnya menilai tindakan itu tidak pantas karena menyeret nama keluarga pelatih ke dalam perdebatan publik. Namun, tidak bisa dipungkiri, peristiwa ini kembali menyoroti bagaimana panasnya atmosfer sepak bola Indonesia dan bagaimana media sosial memainkan peran besar dalam membentuk narasi di balik layar.

Hingga kini, belum ada reaksi dari pihak keluarga Kluivert mengenai meme tersebut. Justin Kluivert, yang berkarier di Liga Inggris bersama Bournemouth, memilih diam dan fokus pada kariernya di Eropa. Di sisi lain, publik menanti langkah PSSI berikutnya setelah keputusan besar ini.

Belum ada pengumuman resmi mengenai siapa pengganti Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia. Namun, perbincangan di dunia maya sudah mengerucut pada tiga nama yang dianggap paling potensial. Pertama, Jesus Casas, pelatih asal Spanyol yang pernah sukses membawa Timnas Irak ke performa terbaik di Piala Asia. Kedua, Timur Kapadze, sosok yang dikenal sebagai otak strategi di balik kebangkitan sepak bola Uzbekistan. Dan tentu saja, nama Shin Tae-yong kembali mencuat, seiring nostalgia publik terhadap masa kejayaan Timnas Indonesia di bawah arahannya.

Banyak pendukung Garuda berharap Shin Tae-yong diberi kesempatan kedua, mengingat kontribusinya yang besar terhadap perkembangan mental dan taktik para pemain muda. Di sisi lain, ada juga yang berpendapat bahwa Indonesia membutuhkan sosok baru dengan pendekatan berbeda untuk melanjutkan proses regenerasi pemain.

Menariknya, rumor kembalinya Shin Tae-yong disambut beragam reaksi. Sebagian publik menilai itu langkah realistis, apalagi hubungan baik STY dengan sejumlah pemain kunci seperti Asnawi Mangkualam dan Marselino Ferdinan masih terjalin erat. Namun, ada pula yang skeptis, mengingat potensi gesekan lama antara mantan pelatih asal Korea Selatan itu dengan pihak federasi.

Situasi Timnas Indonesia kini berada dalam masa transisi yang krusial. Setelah dua kali pergantian pelatih dalam satu tahun, publik menuntut PSSI untuk lebih hati-hati mengambil keputusan. Banyak pihak berharap, siapa pun pelatih yang akan ditunjuk nanti, fokus utama haruslah pada pembinaan jangka panjang, bukan sekadar hasil instan.

Sementara itu, kisah sindiran terhadap Shin Jae-won menjadi cerminan betapa eratnya hubungan antara dunia sepak bola dan media sosial. Setiap tindakan, komentar, bahkan ekspresi emosional seseorang, bisa dengan cepat berubah menjadi bahan viral. Dalam kasus ini, warganet tampak menjadikan sejarah lama sebagai bahan humor, meskipun ada yang menganggapnya berlebihan.

Bagaimanapun, peristiwa ini memperlihatkan dinamika unik dalam sepak bola Indonesia — di mana drama di luar lapangan terkadang lebih menarik perhatian daripada pertandingan itu sendiri. Kini, semua mata tertuju pada langkah PSSI berikutnya. Akankah federasi kembali pada sosok lama yang sudah dikenal publik, atau memilih pelatih baru yang bisa membawa angin segar bagi Timnas Garuda? Satu hal yang pasti, publik sepak bola Indonesia selalu siap menyambut kejutan baru.