Diam Seribu Bahasa, Pemain Timnas Indonesia Bungkam Usai Patrick Kluivert Dipecat PSSI

Timnas Indonesia
Sumber :
  • Timnas Indonesia

Ucapan itu diikuti oleh pesan serupa dari Maarten Paes, Nathan Tjoe-A-On, Marselino Ferdinan, hingga Justin Hubner, yang semuanya mengekspresikan penghargaan terhadap sosok Shin Tae-yong.
Gestur tersebut menunjukkan kedekatan emosional antara pelatih dan pemain yang mungkin tak tercipta di era Kluivert.


Masa Sulit di Bawah Patrick Kluivert

Kehadiran Patrick Kluivert di kursi pelatih Timnas Indonesia awalnya disambut penuh harapan. Sebagai legenda sepak bola Belanda, ia diharapkan bisa membawa pendekatan Eropa modern ke skuad Garuda. Namun, hasil di lapangan berbicara lain.

Di bawah arahannya, Timnas Indonesia gagal melangkah ke Piala Dunia 2026, setelah tersingkir di babak keempat Kualifikasi Zona Asia. Hasil minor itu memperkuat desakan publik agar PSSI segera melakukan perubahan.
Kritik terhadap gaya main yang tidak stabil dan hasil uji coba yang inkonsisten membuat tekanan kepada Kluivert kian besar, hingga akhirnya keputusan pemutusan kontrak diambil.

Meski Erick Thohir menegaskan bahwa pemutusan kerja sama dilakukan secara “baik-baik”, suasana di internal tim tampak dingin. Tidak ada unggahan kebersamaan, tidak ada ucapan terima kasih, dan tidak ada tanda-tanda kedekatan emosional antara pelatih dan pemain.


Publik Terbelah, Tapi Pemain Kompak Diam

Menariknya, reaksi publik terhadap pemecatan ini justru beragam. Sebagian pendukung menilai keputusan PSSI sudah tepat karena performa tim yang stagnan. Namun, ada juga yang menyayangkan berakhirnya era Kluivert yang dinilai masih membutuhkan waktu adaptasi lebih lama.

Meski begitu, para pemain tampaknya memilih jalur aman: diam. Tidak ada komentar, baik positif maupun negatif.
Bagi sebagian pengamat, sikap ini bisa dibaca sebagai bentuk kehati-hatian, mengingat dinamika hubungan pelatih dan federasi yang sensitif. Namun bagi publik, diamnya para pemain justru menjadi sinyal bahwa hubungan internal mungkin tak berjalan harmonis sejak awal.


Perbedaan sikap pemain Timnas Indonesia terhadap pemecatan dua pelatih terakhir mencerminkan dinamika yang lebih dalam dari sekadar urusan teknis di lapangan. Jika saat Shin Tae-yong para pemain menunjukkan rasa hormat dan emosional, maka di era Patrick Kluivert, mereka memilih untuk tidak berkata apa pun.