Shin Tae-yong Heran dengan Kluivert, Kok Timnas Indonesia Gagal ke Piala Dunia 2026 Padahal Sudah Siap?
- x.com
Gadget – Pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong, tak bisa menyembunyikan rasa kecewanya melihat Timnas Indonesia gagal melangkah ke putaran final Piala Dunia 2026. Dalam pernyataannya, ia secara terbuka menyoroti kesalahan Patrick Kluivert dalam mempersiapkan tim, terutama di dua laga terakhir melawan Arab Saudi dan Irak.
Perjalanan Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 sebenarnya sempat mengundang harapan besar. Di babak ketiga, skuad Garuda tampil luar biasa dengan mencatat rekor tak terkalahkan dan menumbangkan tim kuat seperti Arab Saudi 2-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Namun, semua optimisme itu sirna di babak keempat.
Kesalahan Detail yang Mahal Dibayar
Menurut Shin Tae-yong, kegagalan Indonesia bukan karena kurangnya kemampuan pemain, melainkan karena minimnya persiapan taktis di bawah Kluivert. Ia menilai tim seharusnya bisa tampil lebih tajam dengan analisis yang lebih matang terhadap kekuatan lawan.
“Secara permainan seharusnya mereka lebih detail mempersiapkannya, misalnya bagaimana menghadapi Irak, mereka kuat di bagian apa seharusnya lebih disiapkan,” ujar Shin Tae-yong dikutip dari kanal YouTube Goalpost (21/10/2025).
STY mengungkapkan bahwa pertahanan Indonesia sebenarnya cukup solid. Dengan pemain seperti Jay Idzes dan Kevin Diks, lini belakang Garuda dinilai sudah tangguh. Namun, lini depan menjadi titik lemah yang paling mencolok.
“Sebenarnya lini pertahanan Indonesia itu tidak buruk sama sekali, mungkin yang kurang itu di lini depan. Perlu pemain-pemain yang lebih punya power. Dan jika saja mereka lebih berani bertarung di lini depan, hasilnya pasti berbeda,” tambahnya.
Dua Laga Penentu yang Menjadi Titik Balik
Indonesia tergabung di Grup B bersama Irak dan Arab Saudi di ronde keempat. Laga pertama melawan Arab Saudi menjadi ujian berat. Meskipun sempat unggul permainan, Garuda harus menyerah 2-3 setelah tampil cukup percaya diri di awal.
Kesempatan terakhir datang saat melawan Irak, yang disebut sebagai laga hidup-mati. Skenarionya sederhana: Indonesia harus menang untuk menjaga asa ke Piala Dunia 2026. Sayangnya, gol tunggal Zidane Iqbal di babak kedua menghancurkan mimpi besar itu. Skor akhir 0-1 membuat Indonesia menutup grup sebagai juru kunci tanpa satu poin pun.
Bagi Shin Tae-yong, kekalahan tersebut sangat disayangkan. Ia menilai seharusnya peluang lolos tetap terbuka bila persiapan dilakukan dengan pendekatan yang lebih rinci dan disiplin.
“Kesempatan untuk lolos itu ada, tapi kita gagal memanfaatkannya, itu yang paling saya sesali,” tegas STY.
Indonesia Sedang di Jalur Positif
Meski kecewa, Shin Tae-yong tetap memberikan pesan optimistis. Ia melihat bahwa tren sepak bola Indonesia kini sedang berada di jalur yang benar. Menurutnya, fondasi yang telah dibangun beberapa tahun terakhir harus dijaga agar tidak kembali mundur.
“Sekarang sepak bola Indonesia sedang dalam tren positif. Kalau dipersiapkan sedikit lebih baik, saya percaya Indonesia bisa lolos ke Piala Dunia 2030,” pungkasnya.
STY juga menekankan pentingnya kesinambungan dalam pembinaan pemain dan stabilitas di kursi pelatih. Ia menyebut bahwa pergantian pelatih yang terlalu cepat justru mengganggu konsistensi performa tim.
Pelajaran untuk PSSI dan Generasi Baru
Kegagalan kali ini, menurut pengamat sepak bola, bisa dijadikan pelajaran berharga bagi PSSI. Banyak pihak menilai bahwa Indonesia sudah memiliki skuad yang mumpuni secara individu, namun masih kurang dalam hal koordinasi strategi dan keberanian pelatih untuk mengambil risiko.
Beberapa pemain naturalisasi seperti Jay Idzes, Kevin Diks, dan Jordi Amat telah menunjukkan kontribusi besar. Namun tanpa sistem permainan yang jelas, potensi mereka tidak bisa keluar maksimal. Inilah yang menjadi sorotan utama Shin Tae-yong terhadap Patrick Kluivert, yang dinilai belum memahami karakter permainan Asia sepenuhnya.
Meski begitu, publik tetap memberi apresiasi kepada para pemain yang sudah berjuang maksimal. Kekalahan dari Irak dan Arab Saudi menjadi pengingat bahwa di level Asia, kesalahan kecil bisa berakibat fatal.
Kini, fokus utama sepak bola Indonesia beralih ke masa depan. Banyak pihak berharap PSSI segera mengambil langkah konkret, mulai dari pemilihan pelatih yang tepat hingga peningkatan kompetisi domestik agar pemain lebih siap menghadapi laga internasional.
Shin Tae-yong menilai, jika Timnas Indonesia bisa belajar dari kesalahan kali ini, maka Piala Dunia 2030 bukanlah mimpi. “Saya percaya Indonesia punya potensi besar. Tinggal bagaimana semua pihak mau bekerja lebih keras dan disiplin,” tutupnya.
Kegagalan memang menyakitkan, namun bagi Shin Tae-yong, ini bukan akhir dari perjalanan Garuda. Justru dari sinilah Indonesia bisa bangkit dan menatap masa depan yang lebih cerah di panggung dunia.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid | 
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA | 
| Google News | Gadget |