Media Vietnam Sindir Keras, PSSI Dinilai Rugi Besar Pecat Patrick Kluivert dari Timnas Indonesia
- x.com
Gadget – Media Vietnam kembali menyoroti keputusan mengejutkan dari PSSI yang resmi memutus kerja sama dengan pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert. Dalam laporan yang diterbitkan Soha.vn, media tersebut menilai langkah PSSI bisa menjadi keputusan paling merugikan dalam sejarah sepak bola Indonesia modern.
Soha.vn secara terang-terangan menulis bahwa pemecatan Patrick Kluivert berpotensi membuat PSSI menanggung kerugian finansial besar, karena kontrak kerja sama yang belum lama ditandatangani akan tetap harus dibayar sampai habis masa durasinya.
“Pelatih Kluivert dan PSSI menandatangani kontrak berdurasi dua tahun (hingga Januari 2027) dengan opsi perpanjangan satu tahun. Artinya, PSSI harus mengganti sisa gaji Kluivert hingga Januari 2027,” tulis Soha.vn, dikutip dari tvOnenews.com.
Langkah pemutusan kontrak ini disebut media Vietnam mirip dengan kasus Shin Tae-yong beberapa waktu lalu, di mana pelatih asal Korea Selatan itu juga didepak setelah memperpanjang kontrak baru.
Sindiran Tajam dari Media Vietnam: “PSSI Ulangi Kesalahan Lama”
Dalam laporan yang sama, Soha.vn menilai keputusan ini tidak hanya soal ganti rugi, tapi juga menggambarkan ketidakkonsistenan manajemen sepak bola Indonesia.
Media tersebut menyebut, dalam waktu singkat, PSSI dua kali memutus kontrak pelatih asing dengan nilai kompensasi sangat besar.
“PSSI akan menghabiskan banyak uang karena harus memecat seluruh staf pelatih di bawah Patrick Kluivert,” tulis Soha.vn menambahkan.
Selain kerugian materi, media Vietnam juga menyinggung gejolak internal di tubuh PSSI yang diduga semakin membesar akibat keputusan tergesa-gesa ini. Mereka menyebut, kompensasi yang harus dibayar bisa mencapai lebih dari 70 miliar rupiah, termasuk pembayaran staf dan asisten pelatih yang ikut diberhentikan.
“Dalam beberapa bulan, PSSI mengulangi hal yang sama seperti saat memecat Shin Tae-yong. Kerugian finansial besar, gejolak internal meningkat, dan tujuan utama Timnas Indonesia justru runtuh,” lanjut laporan Soha.vn.
Target Tak Tercapai Jadi Alasan Pemecatan
PSSI sendiri menjelaskan bahwa pemutusan kontrak dilakukan melalui mekanisme mutual termination, alias kesepakatan kedua belah pihak. Namun, rumor yang beredar menyebut bahwa keputusan itu diambil karena Patrick Kluivert gagal memenuhi target lolos ke putaran selanjutnya Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Sumber internal menyebut bahwa kegagalan itu membuat kepercayaan terhadap eks legenda Barcelona tersebut menurun.
Meski begitu, media Vietnam justru mempertanyakan ekspektasi tinggi tersebut. Mereka mengutip pernyataan Alex Pastoor, mantan asisten pelatih Kluivert di Timnas Indonesia, yang menyebut bahwa target lolos ke Piala Dunia adalah hal tidak realistis.
“Jika Garuda lolos ke Piala Dunia 2026, itu pencapaian yang tidak logis. Indonesia butuh waktu membangun fondasi yang kuat,” ujar Pastoor dalam wawancara sebelumnya.
Patrick Kluivert: Legenda Eropa yang Dilepas Begitu Saja
Patrick Kluivert bukan sosok asing di sepak bola dunia. Ia adalah legenda Timnas Belanda yang pernah memperkuat klub besar seperti Ajax Amsterdam, AC Milan, dan FC Barcelona.
Selama kariernya, ia telah mengoleksi berbagai gelar bergengsi, termasuk Liga Champions dan Piala Super Eropa bersama Ajax, serta gelar La Liga bersama Barcelona.
Kehadirannya di Timnas Indonesia awalnya disambut optimistis. PSSI bahkan memproyeksikannya sebagai figur pembangun generasi emas sepak bola nasional setelah era Shin Tae-yong. Namun, hubungan yang belum genap satu tahun itu berakhir lebih cepat dari perkiraan.
Pemecatan itu diumumkan secara resmi oleh PSSI pada Kamis (16/10/2025) melalui laman resminya. Dalam pernyataannya, federasi menjelaskan bahwa kerja sama dihentikan atas dasar kesepakatan kedua pihak dan berlaku untuk seluruh jajaran pelatih, termasuk tim U-20 dan U-23.
“Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Tim Kepelatihan Tim Nasional Indonesia secara resmi menyepakati pengakhiran kerja sama lebih awal melalui mekanisme mutual termination,” tulis pernyataan resmi PSSI.
Sorotan dari media Vietnam bukanlah yang pertama. Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah media Asia Tenggara juga menilai pola manajemen sepak bola Indonesia masih belum stabil.
Keputusan-keputusan mendadak, seperti pergantian pelatih di tengah masa kontrak, dinilai hanya memperburuk citra PSSI di mata dunia.
Dengan kompensasi yang mencapai puluhan miliar rupiah, pengeluaran besar ini dikhawatirkan akan menggerus anggaran pembinaan pemain muda dan infrastruktur sepak bola nasional.
Sementara itu, Timnas Indonesia kini harus bergerak cepat mencari pelatih baru untuk menghadapi jadwal padat, termasuk Piala AFF dan lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Media Vietnam menutup artikelnya dengan kalimat tajam: “PSSI rugi di dua sisi — kehilangan uang dan arah.”
Menurut mereka, pemecatan Patrick Kluivert bukan sekadar pergantian pelatih, melainkan cerminan ketidakpastian jangka panjang dalam proyek sepak bola nasional.
Meski demikian, publik Indonesia masih menaruh harapan agar pengganti Kluivert kelak mampu mengembalikan stabilitas Timnas dan menghidupkan kembali semangat suporter Garuda yang sempat meredup akibat konflik di balik layar.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
| Google News | Gadget |