Jurnalis Inggris Bongkar Dugaan Kecurangan FIFA-AFC, Timnas Indonesia Jadi Korban di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Timnas Indonesia
Sumber :
  • tvonenews.com

Perbedaan ini dinilai sangat memengaruhi kebugaran pemain dan performa tim di lapangan. Dalam kompetisi dengan intensitas tinggi seperti kualifikasi Piala Dunia, tambahan dua atau tiga hari istirahat bisa menjadi keuntungan besar.

“Bukan kebetulan jika dua tim dengan jeda terpanjang—Arab Saudi dan Qatar—justru berhasil lolos,” ujar Graham Arnold, pelatih Timnas Irak yang juga mantan pelatih Australia.

Arnold menambahkan bahwa dirinya belum pernah melihat format kompetisi seaneh ini sepanjang karier kepelatihannya.

“Saat saya menangani Australia, FIFA selalu memastikan pertandingan play-off berlangsung di tempat netral. Tapi kali ini semuanya berbeda,” ungkapnya.


Perbedaan Versi FIFA dan AFC

Kontroversi makin membesar setelah penjelasan FIFA dan AFC saling bertentangan. AFC menyebut dasar pemilihan tuan rumah ditentukan berdasarkan peringkat dunia masing-masing negara. Namun, FIFA melalui situs resminya menyebut alasan utamanya adalah untuk menjamin tuan rumah tidak tergabung dalam grup yang sama.

Keputusan itu justru memperkuat dugaan adanya keberpihakan terhadap tim-tim unggulan. Beberapa pelatih, termasuk dari federasi Asia Barat, menyebut sistem baru ini tidak hanya tidak adil, tetapi juga mengacaukan integritas kompetisi.

Bagi Timnas Indonesia, kondisi tersebut membuat perjuangan menjadi semakin berat. Dengan skuad muda dan padatnya jadwal, tim Garuda harus menghadapi dua laga berat melawan tim dengan waktu istirahat lebih panjang dan dukungan penuh suporter tuan rumah.


Tekanan untuk FIFA dan AFC

Seiring ramainya kritik dari media internasional, FIFA dan AFC kini berada dalam sorotan publik. Artikel Whitehead di The Athletic telah memicu gelombang diskusi di kalangan pengamat sepak bola global.

Banyak pihak mendesak audit independen terhadap keputusan penentuan tuan rumah di babak keempat kualifikasi Piala Dunia 2026. Para analis menilai, jika tudingan ini terbukti, maka FIFA dan AFC bisa dianggap melanggar prinsip dasar sportivitas yang mereka sendiri tetapkan.

Meski belum ada tanggapan resmi yang tegas dari kedua lembaga tersebut, laporan Whitehead menjadi alarm keras bagi dunia sepak bola Asia. Ia menutup laporannya dengan kalimat tajam: