Media Inggris Heran: FIFA dan AFC Bungkam Soal Protes Indonesia atas Keuntungan Arab Saudi
- FB Irak
Padahal, menurut The Athletic, turnamen kualifikasi Piala Dunia juga berada di bawah otoritas FIFA. Karena itu, media tersebut mencoba mengonfirmasi langsung apakah FIFA menyetujui situasi yang memberi keunggulan bagi dua negara tersebut.
“FIFA tidak memberikan komentar apapun,” tulis The Athletic dalam laporannya.
Indonesia dan Irak Dirugikan, FIFA Bungkam
Bagi Timnas Indonesia, keputusan itu jelas berdampak langsung. Selain menghadapi lawan berat seperti Arab Saudi dan Irak, Garuda juga kehilangan kesempatan tampil di lokasi netral yang seharusnya mengurangi tekanan suporter tuan rumah.
Kondisi tersebut bukan hanya menimbulkan kerugian kompetitif, tetapi juga mengundang kritik dari banyak pihak, termasuk media asing. Bahkan The Athletic menilai, sikap diam FIFA dan AFC justru memperkuat dugaan adanya ketidakadilan dalam proses kualifikasi.
Sementara itu, Arab Saudi dan Qatar justru menikmati hasil positif. Kedua negara itu berhasil melaju ke putaran final, sesuatu yang bagi banyak pihak seolah menunjukkan bahwa keputusan AFC benar-benar menguntungkan mereka.
Di sisi lain, Indonesia dan Irak yang menuntut transparansi justru tidak digubris. Sampai saat ini, tidak ada pernyataan resmi dari AFC maupun FIFA terkait dasar pemilihan tuan rumah dan mekanisme seleksi yang digunakan.
Sorotan Dunia dan Harapan ke Depan
Laporan The Athletic ini menjadi salah satu dari sedikit media internasional yang berani menyinggung isu ketidakadilan dalam sepak bola Asia. Mereka menilai bahwa proses pemilihan tuan rumah tanpa keterbukaan dapat merusak integritas kompetisi dan menghambat perkembangan negara-negara seperti Indonesia yang sedang membangun reputasi sepak bola mereka.
Bagi publik Indonesia, sikap bungkam FIFA dan AFC semakin memperkuat persepsi bahwa ada ketimpangan perlakuan antara negara besar dan kecil dalam dunia sepak bola internasional.
Ke depan, para pengamat berharap PSSI tetap bersuara lantang dan mengajukan laporan resmi yang lebih kuat, agar FIFA tidak lagi mengabaikan isu yang berpotensi merugikan banyak negara di kawasan Asia.
Dengan laporan The Athletic ini, dunia kini mulai menyoroti bahwa isu keadilan di sepak bola Asia belum sepenuhnya selesai. Indonesia mungkin gagal ke Piala Dunia 2026, tetapi suara protes mereka membuka mata dunia tentang bagaimana keputusan sepihak bisa mengubah jalannya kompetisi internasional.