Masjid Al Aqsa Terancam Ambruk! Terowongan Rahasia Israel Sudah 550 Meter

Masjid Al Aqsa Terancam Ambruk! Terowongan Rahasia Israel Sudah 550 Meter
Sumber :
  • unand

GadgetMasjid Al Aqsa Terancam Ambruk! Terowongan Rahasia Masjid Al Aqsa, situs suci ketiga umat Islam dan kiblat pertama dalam sejarah Islam, kini berada dalam ancaman serius. Bukan karena serangan langsung, melainkan dari bawah tanah—melalui jaringan terowongan rahasia yang digali oleh otoritas Israel selama berbulan-bulan.

Menurut peringatan terbaru dari Kegubernuran Palestina Yerusalem, aktivitas penggalian ilegal di sekitar kompleks Al Aqsa telah merusak fondasi masjid, menghancurkan artefak bersejarah, dan bahkan menyebabkan bangunan bersejarah di sekitarnya mulai runtuh.

Artikel ini merangkum fakta-fakta krusial berdasarkan laporan otoritas Palestina, saksi mata, dan media internasional tentang proyek terowongan Israel yang berpotensi mengubah wajah Yerusalem Timur—dan mengancam keberadaan warisan peradaban Islam selama berabad-abad.

Masjid Al Aqsa: Lebih dari Sekadar Tempat Ibadah

Sebelum membahas terowongan, penting memahami signifikansi Masjid Al Aqsa. Terletak di Haram al-Sharif (Bukit Bait Suci) di Yerusalem Timur, kompleks ini mencakup:

  • Masjid Al Aqsa (bangunan utara)
  • Kubah Shakhrah (Dome of the Rock)
  • Ratusan struktur bersejarah, termasuk sekolah, madrasah, dan rumah warga Palestina

Bagi umat Islam, Al Aqsa adalah tempat Nabi Muhammad SAW melakukan Isra’ Mi’raj. Ia juga merupakan simbol kedaulatan spiritual dan historis umat Islam di tanah suci. UNESCO secara resmi mengakui Yerusalem Timur sebagai wilayah pendudukan, dan kompleks Al Aqsa sebagai Situs Warisan Dunia dalam Bahaya.

Karena itu, setiap aktivitas arkeologis atau konstruksi di sekitarnya harus melalui persetujuan internasional—yang justru diabaikan oleh Israel.

Fakta #1: Penggalian Dimulai Sejak 9 Bulan Lalu, Secara Rahasia

Menurut laporan The New Arab, proyek terowongan Israel di sekitar Al Aqsa telah berlangsung sejak sekitar Januari 2025—atau sembilan bulan sebelum laporan terbaru pada Oktober 2025.

Aktivitas ini diperkuat oleh keputusan resmi Menteri Warisan Budaya Israel, Meir Porush, pada 16 Juli 2025, yang menargetkan 20 bangunan bersejarah di kawasan Bab Al Silsla dan Bab Al Magharba—dua gerbang utama menuju kompleks Al Aqsa.

Yang mencurigakan: tidak ada publikasi resmi dari pemerintah Israel tentang proyek ini. Tidak ada izin arkeologis yang diajukan ke UNESCO. Tidak ada laporan lingkungan. Semua dilakukan secara tertutup, seolah ingin menghindari sorotan dunia.

Fakta #2: Lebih dari 20 Terowongan Telah Digali, 4 di Antaranya Menuju Al Aqsa

Fakhri Abu Diab, anggota Dewan Pengawas Masjid Al Aqsa, mengungkapkan bahwa sejak awal 2024, Israel telah melakukan lebih dari 20 titik penggalian terowongan di sekitar kompleks suci.

Empat di antaranya adalah terowongan aktif yang secara langsung membentang dari Tembok Barat (Western Wall)—situs suci Yahudi—menuju area di bawah Masjid Al Aqsa. Salah satu terowongan bahkan berasal dari permukiman ilegal Al Sharaf, yang dibangun di atas tanah warga Palestina yang diusir.

Panjang total jaringan terowongan ini mencapai sekitar 550 meter, menurut laporan Al-Araby Al-Jadeed. Jalur ini melintasi lapisan tanah yang mengandung situs arkeologi Kanaan, Romawi, Bizantium, Umayyah, dan Abbasiyah—semua diabaikan demi proyek yang diduga bernuansa politis dan agama.

Fakta #3: Akses Dibatasi Ketat, Publik Dilarang Mendekat

Abu Diab mencoba mengunjungi lokasi galian beberapa waktu lalu. Namun, polisi Israel menghentikannya, memotret kartu identitasnya, dan melarangnya melanjutkan perjalanan.

Di lokasi, pintu masuk terowongan dipagari besi kokoh dan ditutupi tenda besar, mencegah siapa pun—termasuk jurnalis dan pengamat internasional—melihat aktivitas di dalam. Hanya pekerja Israel dan petugas keamanan yang diizinkan masuk.

Kerahasiaan ini memicu spekulasi bahwa Israel tidak hanya mencari artefak, tetapi membangun infrastruktur bawah tanah—mungkin untuk akses ritual, museum bawah tanah, atau bahkan jalur evakuasi—yang bisa mengubah status quo di Yerusalem.

Fakta #4: Artefak Islam Zaman Umayyah Dihancurkan Sengaja

Salah satu tuduhan paling serius datang dari Penasihat Kegubernuran Yerusalem, Marouf Al-Rifai. Ia menegaskan bahwa penggalian Israel sengaja menghancurkan artefak dari masa Kekhalifahan Umayyah (abad ke-7–8 M).

Mengapa ini penting? Karena artefak tersebut adalah bukti konklusif kepemilikan Islam atas situs tersebut—menyanggah narasi Israel yang sering mengklaim Yerusalem sebagai “ibu kota abadi Yahudi sejak 3.000 tahun lalu”.

“Ini bagian dari rencana sistematis untuk menghapus jejak peradaban Islam di Yerusalem,” tegas Al-Rifai kepada kantor berita WAFA.

Fakta #5: Bangunan Bersejarah Mulai Runtuh, Warga dalam Bahaya

Dampak fisik penggalian sudah terlihat nyata. Ekrima Sabri, mantan Mufti Yerusalem dan Kepala Dewan Islam Tertinggi, melaporkan bahwa beberapa bangunan bersejarah di Bab Al Silsla dan Bab Al Magharba mulai retak dan runtuh.

Salah satu kasus terparah terjadi di Bab Al Qattanin, di mana struktur batu kuno benar-benar ambruk akibat getaran dan penggalian di bawahnya. Padahal, bangunan itu telah berdiri sejak abad ke-14.

Yang lebih mengkhawatirkan: ribuan warga Palestina masih tinggal di atas area terowongan. Tanpa peringatan atau evakuasi, mereka hidup di atas tanah yang bisa runtuh kapan saja.

Respons Internasional: Diam atau Lemah?

Meski UNESCO telah menetapkan Yerusalem Timur sebagai Situs Warisan Dunia dalam Bahaya sejak 1982, respons komunitas internasional terhadap penggalian terowongan ini tergolong lambat dan tidak tegas.

Tidak ada sanksi dari PBB. Tidak ada investigasi independen. Bahkan negara-negara Arab besar cenderung memberikan pernyataan simbolis tanpa tindakan nyata.

Sementara itu, Israel terus berdalih bahwa proyek ini “murni arkeologis” dan “bertujuan melestarikan warisan Yahudi”. Namun, tidak ada artefak Yahudi kuno yang ditemukan, sementara artefak Islam justru dihancurkan.

Mengapa Ini Bukan Sekadar Isu Arkeologi?

Penggalian terowongan di bawah Al Aqsa bukan hanya soal batu dan tanah—ini adalah pertarungan narasi, identitas, dan kedaulatan.

Bagi Israel, menguasai lapisan bawah tanah Al Aqsa berarti:

  • Memperkuat klaim historis atas Yerusalem
  • Menciptakan “fakta di lapangan” untuk negosiasi politik
  • Melemahkan simbol spiritual umat Islam

Bagi umat Islam sedunia, kehilangan Al Aqsa berarti kehilangan salah satu pilar peradaban Islam. Ancaman terhadap fondasinya adalah ancaman terhadap kesatuan umat dan sejarah kolektif.

Kesimpulan: Waktu Semakin Menipis untuk Al Aqsa

Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa ancaman terhadap Masjid Al Aqsa bukanlah teori konspirasi—melainkan realitas yang sedang berlangsung. Dengan 550 meter terowongan, 20+ titik galian, bangunan runtuh, dan artefak dihancurkan, waktu untuk bertindak semakin sempit.

Umat Islam di seluruh dunia perlu:

  • Meningkatkan kesadaran global melalui media dan diplomasi
  • Mendorong UNESCO dan PBB untuk mengirim tim investigasi darurat
  • Mendukung lembaga hukum internasional untuk menghentikan pelanggaran hukum humaniter

Karena jika fondasi Al Aqsa runtuh, yang jatuh bukan hanya batu—tapi martabat peradaban Islam di tanah suci.Sudah 550 Meter

 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget