Terbongkar! Tiga Penyebab Indonesia U-17 Tumbang dari Zambia di Piala Dunia U-17 2025

Timnas Indonesia U-17
Sumber :
  • Timnas Indonesia

Timnas Indonesia U-17 harus menelan pil pahit setelah kalah 1-3 dari Zambia dalam laga perdana Grup H Piala Dunia U-17 2025 yang digelar di Aspire Zone, Qatar, Selasa (4/10) malam WIB. Padahal, Garuda Muda sempat membuka harapan besar ketika lebih dulu unggul lewat gol cepat Zahaby Goly pada menit ke-12. Namun, keunggulan itu tak bertahan lama. Zambia membalikkan keadaan dengan mencetak tiga gol hanya dalam waktu tujuh menit, tepatnya antara menit ke-35 hingga 41.

Kekalahan ini menjadi pelajaran berharga bagi anak asuh Nova Arianto, apalagi mereka akan menghadapi lawan berat berikutnya, yakni Brasil U-17. Berikut analisis tiga faktor utama yang menyebabkan kekalahan Indonesia dari Zambia.

1. Lubang di Sisi Kiri Pertahanan

Masalah pertama yang mencolok dalam laga ini adalah rapuhnya pertahanan di sisi kiri. Sejak menit awal, Zambia tampak menargetkan area yang dijaga oleh Fabio Azkairawan. Serangan demi serangan datang dari sisi itu, terutama lewat pergerakan cepat Kelvin Chipelu.

Beberapa kali Chipelu berhasil menembus pertahanan dan mengirimkan umpan silang berbahaya. Hasilnya, dua dari tiga gol Zambia lahir dari situasi yang bermula di sisi kiri pertahanan Indonesia. Gol pertama dicetak oleh Abel Nyirongo, sedangkan gol kedua berasal dari Lukonde Mwale yang memanfaatkan ruang kosong di sektor tersebut.

Pelatih Nova Arianto pun menyadari celah ini dan segera melakukan perubahan pada babak kedua. Ia menggeser posisi Fadly Alberto, yang sebelumnya bermain sebagai winger kanan, menjadi bek kiri. Keputusan ini cukup efektif karena Alberto bermain lebih disiplin dan mampu menutup ruang dengan baik. Meskipun demikian, perbaikan tersebut datang terlambat karena kerusakan sudah terjadi di babak pertama.

2. Sulit Menghadapi Pressing Agresif Zambia

Selain masalah pertahanan, kesulitan lain yang dihadapi Indonesia adalah dalam menghadapi pressing tinggi Zambia. Tim lawan tampil dengan intensitas tinggi sejak awal pertandingan, menekan setiap kali pemain Indonesia mencoba membangun serangan dari bawah.

Zambia memanfaatkan keunggulan fisik dan stamina mereka untuk terus menekan. Akibatnya, beberapa pemain Indonesia terlihat kesulitan menguasai bola dan kehilangan fokus. Dua gol Zambia bahkan berawal dari kesalahan akibat tekanan tinggi ini.

Pada gol kedua, Nazriel Alvaro kehilangan bola di lini tengah karena pressing cepat dari lawan. Sementara gol ketiga terjadi saat Matthew Baker gagal menjaga bola karena dikepung dua pemain Zambia. Tidak adanya opsi umpan serta pergerakan yang lambat membuat Indonesia semakin tertekan.

Kelemahan dalam mengantisipasi pressing ini menjadi catatan penting bagi pelatih Nova Arianto. Untuk menghadapi tim sekelas Brasil nanti, Indonesia harus belajar keluar dari tekanan dengan umpan-umpan cepat serta koordinasi antarlini yang lebih solid.

3. Efektivitas Lini Depan yang Masih Lemah

Meski kalah, sebenarnya Timnas Indonesia U-17 menunjukkan potensi besar dalam hal kreativitas menyerang. Beberapa peluang emas sempat tercipta, terutama pada babak kedua. Evandra Florasta tampil impresif di sisi sayap, menciptakan beberapa peluang berbahaya.

Salah satu peluang terbaik datang dari Mierza Firjatullah yang berhadapan langsung dengan kiper Zambia, namun gagal menuntaskannya menjadi gol. Tak lama kemudian, sepakan keras Rafi Rasyiq juga hanya membentur tiang gawang. Dua peluang tersebut seharusnya bisa mengubah jalannya pertandingan jika berhasil dikonversi menjadi gol.

Sayangnya, efektivitas menjadi masalah utama. Para pemain tampak terburu-buru dalam mengambil keputusan di depan gawang. Selain itu, koordinasi antarpenyerang juga belum berjalan optimal. Garuda Muda terlalu bergantung pada kreativitas individu, terutama pada Evandra Florasta, tanpa dukungan kolektif yang kuat.

Untuk laga berikutnya, lini depan perlu bermain lebih sabar dan tenang dalam menuntaskan peluang. Kolaborasi antar pemain juga harus lebih cair agar tidak mudah ditebak oleh lawan.

Analisis Keseluruhan

Secara keseluruhan, kekalahan dari Zambia bukan semata karena perbedaan kualitas individu, tetapi lebih pada aspek organisasi permainan. Pertahanan yang belum solid, kurangnya kesiapan menghadapi tekanan lawan, dan penyelesaian akhir yang kurang tajam menjadi kombinasi penyebab utama.

Namun, di sisi lain, pertandingan ini juga menunjukkan bahwa Timnas Indonesia U-17 punya potensi besar. Gol indah yang diciptakan dari kerja sama Evandra Florasta dan Zahaby Goly membuktikan bahwa mereka mampu bermain menyerang dengan efektif jika diberi ruang.

Dengan waktu persiapan yang singkat menuju laga melawan Brasil, Nova Arianto dan tim pelatih harus fokus memperkuat koordinasi antarlini. Disiplin dalam bertahan serta kemampuan keluar dari tekanan akan menjadi kunci untuk menjaga asa di turnamen ini.

Kekalahan 1-3 dari Zambia menjadi peringatan dini bagi Garuda Muda. Tiga faktor utama yakni kelemahan di sisi kiri pertahanan, kesulitan menghadapi pressing agresif, dan kurangnya efektivitas lini depan harus segera dibenahi. Meski demikian, masih ada peluang bagi Indonesia untuk bangkit dan menunjukkan performa lebih baik pada laga-laga berikutnya.

Semangat dan determinasi yang ditunjukkan para pemain muda menjadi modal berharga untuk menghadapi tantangan selanjutnya di Piala Dunia U-17 2025.