PR Timnas Indonesia U-17 Usai Kalah dari Zambia: Dari Finishing Tumpul hingga Lini Pertahanan yang Rapuh
- PSSI
Pada gol pertama Zambia, umpan panjang ke belakang pertahanan Indonesia gagal diantisipasi dengan baik. Sementara gol ketiga kembali terjadi setelah bek kiri gagal mengamankan bola dengan sempurna.
Kondisi ini jelas menjadi perhatian khusus bagi tim pelatih. Koordinasi antarbek dan gelandang bertahan harus diperkuat, terutama dalam menjaga ruang dan membaca pergerakan lawan. Mengingat lawan berikutnya adalah Brasil, yang memiliki serangan sayap cepat dan tajam, perbaikan di area ini sangat mendesak.
Finishing Masih Jadi PR Utama
Meski kalah, Timnas Indonesia U-17 sebenarnya memiliki sejumlah peluang emas untuk mencetak gol tambahan. Namun, penyelesaian akhir (finishing) yang kurang tajam membuat semua kesempatan itu terbuang percuma.
Mierza Firjatullah, misalnya, sempat berhadapan langsung dengan kiper Zambia di awal babak kedua. Sayangnya, tendangannya terlalu lemah sehingga mudah diamankan. Tak lama kemudian, ia kembali mendapat peluang, namun terlalu lama menguasai bola hingga berhasil disapu bek lawan.
Selain itu, Evandra Florasta juga memiliki kesempatan emas di penghujung laga. Ia mampu menusuk dari sisi kanan pertahanan Zambia dan melepaskan tembakan, tetapi bola masih dapat diantisipasi dengan mudah oleh penjaga gawang.
Dalam pertandingan sekelas Piala Dunia, peluang tidak datang dua kali. Karena itu, efektivitas di depan gawang harus menjadi prioritas utama pembenahan. Keberanian menembak, ketenangan, serta komunikasi antar pemain depan perlu terus diasah agar tidak mengulang kesalahan yang sama.
Nova Arianto Minta Pemain Belajar dari Kekalahan
Pelatih kepala Nova Arianto menyadari bahwa timnya masih perlu banyak belajar. Menurutnya, di level dunia, sedikit saja melakukan kesalahan bisa langsung berujung gol. Ia menegaskan bahwa para pemain muda ini harus segera memperbaiki mental dan cara bermain mereka agar bisa tampil lebih baik di laga berikutnya.
“Setiap pertandingan adalah pelajaran. Kami harus belajar lebih cepat dan bermain lebih disiplin. Fokus sejak awal dan jangan mudah kehilangan bola,” ujarnya usai pertandingan.
Kekalahan ini memang menyakitkan, tetapi juga menjadi bahan evaluasi berharga. Tim pelatih kini memiliki waktu untuk membenahi kekurangan, baik dalam hal koordinasi pertahanan maupun ketajaman lini depan.