Ledakan di Masjid Sekolah Jakarta: 61 Siswa & Guru Jadi Korban, Pelaku Diduga Masih 17 Tahun!
- Ist
Polisi Identifikasi Pelaku: Remaja 17 Tahun dari Lingkungan Sekolah
Dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan pada Jumat sore, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengonfirmasi bahwa pihak kepolisian telah mengantongi identitas terduga pelaku.
“Sementara untuk terduga pelaku saat ini sudah kita dapatkan. Anggota sedang melakukan pendalaman terkait identitas, lingkungan, rumah, dan hal-hal lain yang sedang didalami,” ujar Sigit.
Yang mengejutkan, usia pelaku disebut baru 17 tahun masih di bawah umur dan diduga berasal dari lingkungan sekolah tersebut.
“Informasi sementara masih dari lingkungan sekolah tersebut,” tambah Kapolri, tanpa menyebut apakah pelaku merupakan siswa aktif, alumni, atau pihak eksternal yang sering berkunjung.
Tim gabungan dari Polda Metro Jaya dan Densus 88 Anti Teror kini tengah melakukan penyelidikan mendalam, termasuk pemeriksaan rumah, jejak digital, dan keterkaitan dengan jaringan radikal.
Kapolri menegaskan bahwa semua temuan akan diumumkan secara transparan setelah proses penyidikan tuntas, demi menjaga integritas investigasi dan hak tersangka.
Respons Nasional dan Kecemasan di Dunia Pendidikan
Insiden ini memicu kekhawatiran luas di kalangan orang tua, guru, dan pengambil kebijakan pendidikan. Sekolah bukan lagi tempat yang sepenuhnya aman, terutama di tengah meningkatnya ancaman radikalisme di kalangan remaja.
Menteri Pendidikan dikabarkan akan segera menggelar rapat darurat untuk meninjau protokol keamanan sekolah nasional, termasuk:
- Peningkatan pengawasan di area ibadah sekolah
- Sosialisasi deteksi dini radikalisme
- Pelatihan penanganan darurat bencana dan insiden keamanan
Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta agar proses hukum terhadap pelaku jika terbukti dilakukan sesuai Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA), dengan fokus pada rehabilitasi, bukan hanya hukuman.
Dukungan Psikologis untuk Korban dan Siswa
Selain penanganan medis, trauma psikologis menjadi fokus utama pasca-insiden. Tim psikolog dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan relawan independen telah dikerahkan ke SMAN 72 untuk memberikan layanan konseling darurat.
Banyak siswa mengalami gejala stres akut, termasuk mimpi buruk, takut kembali ke sekolah, dan gangguan tidur. Sekolah kemungkinan besar akan diliburkan sementara hingga kondisi psikologis pulih dan lokasi dipastikan aman 100%.