PSSI Copot Nova Arianto dari Timnas U-17 Usai Piala Dunia 2025 Karena Ini

Nova Arianto
Sumber :
  • tvonenews.com

Sementara itu, di pertandingan kedua menghadapi Brasil U-17 pada 7 November, Indonesia kalah telak 0-4. Meski begitu, banyak pihak mengapresiasi perjuangan para pemain muda yang tetap berani bermain menyerang menghadapi tim unggulan dunia.


Erick Thohir: Nova Sudah Berhasil, Saatnya Naik Kelas

Erick Thohir menegaskan, promosi Nova Arianto ke Timnas Indonesia U-20 merupakan langkah alami dari hasil kerja kerasnya selama dua tahun terakhir. Ia menilai mantan bek Persib Bandung itu sudah memenuhi target pembinaan usia muda yang dicanangkan PSSI.

“Blueprint Piala Dunia U-17 itu seharusnya baru terealisasi tahun 2031, tapi kami lebih cepat. Coach Nova sudah berhasil membangun pondasi itu,” kata Erick.

Nova akan menggantikan posisi Frank van Kempen yang sebelumnya dipecat bersamaan dengan Patrick Kluivert dari tim senior. Dengan jabatan barunya, Nova diharapkan bisa memperkuat kesinambungan antara tim U-17 dan U-20 agar transisi pemain berjalan mulus.


Tantangan Pelatih Baru Timnas U-17

Setelah Nova dipromosikan, PSSI kini dihadapkan pada tugas berat untuk mencari pelatih baru bagi Timnas Indonesia U-17. Posisi ini krusial karena akan menjadi ujung tombak regenerasi pemain muda Indonesia menuju Piala Dunia U-17 edisi berikutnya pada 2026.

Pelatih baru diharapkan mampu mempertahankan momentum yang telah dibangun Nova Arianto, termasuk disiplin taktik dan mental kompetitif para pemain muda. Erick Thohir juga menegaskan bahwa PSSI berkomitmen mempertahankan pelatih lokal untuk posisi tersebut agar pembinaan talenta muda tetap berkarakter Indonesia.

“PSSI siapkan lagi EPA dengan pelatih lokal agar kesinambungan tetap terjaga,” tambah Erick.


Apresiasi untuk Garuda Muda

Meskipun gagal melangkah jauh di Piala Dunia U-17 2025, performa Timnas Indonesia U-17 mendapat pujian dari banyak kalangan. Mereka tampil gigih dan mampu bersaing di fase grup yang berat bersama Brasil, Zambia, dan Honduras.

Para pemain seperti Mathew Bakker, Fadly Alberto, dan Evandra Florasta menunjukkan potensi besar untuk menjadi tulang punggung tim nasional di masa depan. Kemenangan atas Honduras menjadi simbol perjuangan Garuda Muda yang tidak menyerah hingga peluit akhir.