PSSI Incar Marselino untuk Timnas U-22, Tapi Klubnya Belum Setuju!
- @marselinoferdinan10
Anggota Exco PSSI lainnya, Arya Sinulingga, menjelaskan bahwa keputusan akhir tetap berada di tangan AC Trencin.
“Nah, itu klubnya pasti lihat apakah statusnya FIFA Matchday atau tidak? Tapi kan kita tahu, itu tergantung kebutuhan dari coach Indra,” ujar Arya di Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Artinya, meski PSSI menginginkan Marselino, klub berhak menolak jika keberangkatannya dinilai mengganggu jadwal kompetisi domestik atau program latihan internal.
Keputusan Akhir di Tangan Indra Sjafri
Meski PSSI gencar mendorong kehadiran Marselino, keputusan akhir tetap berada di tangan pelatih kepala, Indra Sjafri.
Arya Sinulingga menekankan bahwa PSSI tidak akan memaksa pelatih untuk memanggil pemain tertentu apalagi jika pemain tersebut bermain di luar negeri seperti Marselino, Ivar Jenner, atau Justin Hubner.
“Kalau bicara kebutuhan Timnas U-22, ini kan nanti belum tentu juga yang dipanggil ini bisa main di SEA Games 2025. Kan nanti juga ada prioritas-prioritas dari coach Indra,” jelas Arya.
Ini menunjukkan bahwa strategi tim lebih penting daripada popularitas individu. Jika Indra menilai Marselino tidak cocok dengan skema taktik atau tidak dalam kondisi prima saat pemusatan latihan akhir, namanya bisa saja dicoret, meski izin dari klub telah dikantongi.
Mengapa Marselino Begitu Penting bagi Timnas U-22?
Marselino Ferdinan bukan sekadar nama besar. Ia adalah salah satu pemain muda paling matang secara taktik di skuad Indonesia saat ini.
- Pengalaman internasional: pernah bermain di Liga Inggris (Oxford United) dan kini di Liga Slovakia.
- Visi bermain: kemampuan umpan jarak jauh dan kontrol tempo laga yang langka di usia muda.
- Leadership: sering menjadi motor serangan meski usianya baru 20 tahun.
Di SEA Games, di mana lawan seperti Thailand, Vietnam, dan Malaysia kerap tampil dengan skuad penuh pemain naturalisasi dan berpengalaman di liga domestik, kehadiran pemain dengan jam terbang Eropa seperti Marselino bisa jadi penyeimbang.
Tanpa dirinya, Timnas U-22 berisiko kehilangan kreativitas di lini tengah salah satu elemen krusial dalam meraih medali emas yang menjadi target PSSI.