Bisa Balas Dendam? Prediksi Timnas U22 Indonesia vs Mali di Laga Uji Coba Kedua!

Bisa Balas Dendam? Prediksi Timnas U22 Indonesia vs Mali di Laga Uji Coba Kedua!
Sumber :
  • KITAGARUDA

Gadget – Pada Selasa, 18 November 2025, Timnas U22 Indonesia kembali bertemu Mali dalam laga uji coba internasional kedua di Stadion Pakansari, Cibinong. Pertandingan ini bukan sekadar ajang eksibisi melainkan koreksi kritis setelah kekalahan 0-3 pada laga pertama, sekaligus simulasi terakhir sebelum skuad Garuda Muda diterjunkan ke SEA Games 2025.

Meski kalah telak, catatan pertandingan pertama menunjukkan bahwa Indonesia sebenarnya mampu mengimbangi lawan yang tahun lalu tampil di Olimpiade Paris. Statistik mencatat penguasaan bola 49% vs 51%, akurasi operan 87% vs 82%, serta tembakan tepat sasaran 4 vs 7. Artinya, selisih kualitas tidak sebesar skor yang terpampang.

Laga kedua ini menjadi kesempatan emas bagi pelatih Indra Sjafri untuk memperbaiki komunikasi, jarak antar lini, dan ketajaman di depan gawang tiga masalah utama yang diakui oleh bek Kadek Arel. Artikel ini mengupas prediksi susunan pemain, strategi yang mungkin diubah, dan peluang Garuda Muda menunjukkan progres nyata melawan tim Afrika yang dikenal cepat, kolektif, dan mematikan.

Refleksi Laga Pertama: Kalah Skor, Tapi Tak Kalah Jiwa

Pada pertandingan pertama (15 November 2025), Mali menang 3-0 lewat gol cepat Sekou Doucoure (5’), Wilson Samake (34’), dan penutup Moulaye Haidara (90+1’). Namun, kekalahan ini bukan bencana total.

Kadek Arel, bek muda Timnas U22, mengakui dua keunggulan utama Mali:

“Kelebihan utama Mali itu di sektor kecepatan dan kolektivitas pemain. Mereka sangat efektif 7 tembakan, 3 gol. Itu jadi kewaspadaan besar bagi kita.” 

Namun, yang menarik, Indonesia tidak tampil kacau. Dengan akurasi operan lebih tinggi (87% vs 82%) dan hampir setengah penguasaan bola, Garuda Muda menunjukkan fondasi taktik yang solid hanya kurang dalam konversi peluang dan organisasi bertahan di momen kritis.

Fokus Perbaikan: Komunikasi, Jarak Lini, dan Finishing

Dalam sesi latihan jelang laga kedua, Indra Sjafri dan staf pelatih fokus pada tiga titik lemah:

1. Komunikasi di Lini Belakang
Gol pertama Mali tercipta karena miscommunication antara bek dan penjaga gawang. Di laga kedua, koordinasi antara Kadek Arel, Komang Teguh, dan penjaga gawang harus lebih ketat terutama saat menghadapi serangan balik cepat.