SEA Games di Thailand Lagi! Akankah Timnas Indonesia U-22 Terjebak Kutukan Gagal Lagi?
- PSSI
2. Adaptasi Cuaca dan Lapangan
Thailand memiliki iklim tropis yang lembap, dengan suhu siang hari sering melebihi 35°C. Belum lagi kualitas rumput stadion yang kadang tidak seragam faktor yang kerap merugikan tim tamu yang minim latihan adaptasi.
3. Strategi Tuan Rumah yang Agresif
Thailand selalu menurunkan skuad terbaiknya di SEA Games, sering kali memanggil pemain dari liga top Eropa atau Jepang. Mereka juga mengatur jadwal pertandingan agar lawan utama (termasuk Indonesia) bertanding di siang hari terik.
4. Kurangnya Pengalaman Internasional
Banyak pemain Indonesia U-22 belum pernah tampil di turnamen resmi di luar negeri. Perbedaan kultur, wasit, hingga gaya bermain lawan sering kali membuat mereka kewalahan.
SEA Games 2025: Grup C Menjanjikan, Tapi Tidak Mudah
Hasil undian resmi menempatkan Indonesia di Grup C, bersama:
- Myanmar
- Filipina
- Singapura
Di atas kertas, ini adalah grup yang relatif ringan dibanding Grup A (Thailand, Kamboja, Timor Leste) dan Grup B (Vietnam, Malaysia, Laos) dua grup yang diisi calon favorit emas.
Namun, jangan remehkan lawan:
- Myanmar punya tradisi kuat di level U-22 dan sering jadi batu sandungan.
- Filipina kini semakin berkembang berkat naturalisasi pemain Eropa-Amerika.
- Singapura mungkin lemah di atas kertas, tapi punya taktik disiplin dan kerap menyulitkan Indonesia.
Untuk lolos ke semifinal, Indonesia cukup finis di dua besar Grup C. Namun, jika ingin meraih medali perak atau emas, mereka harus siap menghadapi Thailand atau Vietnam di semifinal dua tim yang secara kualitas dan pengalaman jauh di atas rata-rata.
Modal Garuda Muda: Indra Sjafri dan Generasi Emas 2025
Ada alasan untuk tetap optimis. Di bawah Indra Sjafri, Timnas Indonesia U-22 menunjukkan progres signifikan:
- Ivar Jenner (AZ Alkmaar) dan Rafael Struick (ADO Den Haag) memberikan kualitas Eropa di lini tengah dan depan.
- Dony Tri Pamungkas menunjukkan insting mencetak gol yang tajam dalam laga uji coba.
- Sistem permainan 4-2-3-1 yang fleksibel memungkinkan transisi cepat dari bertahan ke menyerang.
Selain itu, pengalaman juara di Piala AFF U-23 2025 menjadi modal psikologis penting. Tim ini sudah tahu rasanya menang di turnamen resmi dan itu bisa jadi kunci mematahkan kutukan.