Gagal Cegah Serangan Hamas, Ini Daftar Jenderal Israel yang Dipecat

Israel Gempur Gaza
Sumber :
  • cnn

5. Avi Rosenfeld: Komandan Divisi Gaza yang Kariernya Tamat

Langkah paling tegas dijatuhkan kepada Avi Rosenfeld, Komandan Cadangan Divisi Gaza. Pencopotan ini menandai akhir seluruh karier militernya. Rosenfeld menjadi simbol bagi banyak perwira lapangan yang dianggap berada paling dekat dengan kegagalan 7 Oktober. Keputusan ini menegaskan bahwa tidak ada kompromi bagi mereka yang gagal menjaga wilayah paling rawan.

6. Yossi Sariel: Mantan Komandan Unit 8200

Yossi Sariel, mantan kepala unit intelijen siber elite Unit 8200, juga dipanggil untuk evaluasi. Namun, ia tidak menghadiri sidang penentuan nasibnya, memicu spekulasi tentang adanya ketegangan internal dalam tubuh intelijen Israel. Hal ini menunjukkan bahwa masalah tidak hanya menyangkut kapasitas profesional, tetapi juga dinamika politik dan personal di jajaran atas IDF.

Perwira yang Dikenai Sanksi Tanpa Dipecat

Selain enam nama di atas, beberapa tokoh penting tetap berada di IDF, namun menerima hukuman disipliner. Mereka antara lain:

  • Tomer Bar, Panglima Angkatan Udara

  • Shlomi Binder, Kepala Intelijen Militer saat ini

  • David Saar Salama, Panglima Angkatan Laut

Hukuman ini menegaskan bahwa tanggung jawab atas kegagalan 7 Oktober tersebar merata di seluruh matra, bukan hanya di satu unit atau jabatan tertentu.

Laporan Turgeman: Landasan Pembersihan

Seluruh tindakan disipliner dilakukan dua pekan setelah Zamir menerima laporan investigasi komprehensif yang dipimpin pensiunan jenderal Sami Turgeman. Laporan tersebut menjadi dasar formal bagi pembersihan besar-besaran ini. Isinya sangat kritis terhadap rantai komando IDF sebelum 7 Oktober, menyoroti kelemahan dalam perencanaan strategis, intelijen, dan koordinasi operasi.

Efek Domino yang Belum Mereda

Dari Halevi hingga Rosenfeld, daftar panjang komandan yang tersingkir menunjukkan satu hal: serangan Hamas dua tahun lalu masih menimbulkan efek domino. IDF kini tengah berada dalam fase rekonstruksi internal terbesar dalam beberapa dekade. Tujuannya tidak hanya untuk memulihkan kepercayaan publik, tapi juga menata ulang fondasi pertahanan negara agar lebih siap menghadapi ancaman di masa depan.

Transformasi ini jelas menunjukkan bahwa kegagalan militer bukan hanya masalah teknis, tetapi juga soal budaya organisasi, kepemimpinan, dan akuntabilitas. Israel menghadapi tantangan besar: membangun kembali struktur komando yang kuat, sambil menegakkan disiplin dan tanggung jawab di semua level.