Alarm Merah di San Siro! AC Milan Terancam Puasa Gelar Tanpa Striker Baru

Alarm Merah di San Siro! AC Milan Terancam Puasa Gelar Tanpa Striker Baru
Sumber :
  • AC Milan

Gadget – Kekalahan 1-0 dari Lazio di babak 16 besar Coppa Italia bukan sekadar kegagalan meraih trofi melainkan cermin dari krisis struktural yang menghantui skuad AC Milan musim ini. Pelatih Massimiliano Allegri, yang dikenal hemat kata dalam kritik, kali ini bersuara lantang: Rossoneri butuh striker baru, dan cepat.

Dalam konferensi pers pasca-pertandingan, Allegri tak hanya menyoroti kesalahan defensif yang berulang, tapi juga membongkar ketergantungan berlebihan pada Rafael Leao dan Christian Pulisic dalam mencetak gol. Dengan absennya Santiago Giménez karena cedera, Milan nyaris tak punya opsi serangan murni dan itu bisa berakibat fatal di paruh kedua musim.

Artikel ini mengupas mengapa kekalahan dari Lazio menjadi titik balik krusial, bagaimana keterbatasan lini depan mengancam ambisi Liga Champions, serta siapa saja yang bisa jadi target darurat di bursa transfer musim dingin.

Kekalahan dari Lazio: Bukan Soal Nasib, Tapi Pola yang Mengkhawatirkan

Laga di Stadion Olimpico berakhir tipis: 1-0 untuk Lazio berkat gol dari situasi bola mati. Tapi bagi Allegri, skor bukan masalah utama polanya yang berulang yang jadi ancaman serius.

“Kita seharusnya bisa bertahan lebih baik pada gol itu. Kita mengendalikan jalannya pertandingan dan melewatkan tiga atau empat peluang mudah,” ujar Allegri kepada Sempremilan. Ia menekankan bahwa kesalahan defensif saat menghadapi tendangan bebas dan sudut bukan insiden tunggal, melainkan masalah sistemik yang juga terjadi saat melawan Cremonese dan Pisa.

Namun, di balik kritik defensif, ada sinyal lebih besar: Milan kekurangan pemain yang bisa mengubah peluang jadi gol konsisten. Mereka mendominasi penguasaan bola (62%), menciptakan 12 tembakan (4 on target), tapi gagal memanfaatkan momentum.

Terlalu Bergantung pada Leao dan Pulisic: Beban yang Tak Sehat

Allegri memuji performa Rafael Leao yang kembali dipasang sebagai striker tengah. “Dia bergerak dengan baik di dalam dan sekitar kotak penalti… bermain bagus dan selalu tersedia untuk tim,” katanya.

Tapi pujian itu disertai peringatan terselubung. Sebab, Leao bukan striker murni ia winger yang dipaksa bermain sebagai ujung tombak karena minimnya opsi. Sementara Pulisic, meski sedang dalam performa terbaiknya, bukan pencetak gol kelas berat dalam skala konsisten.