PSSI Siap Keluarkan Rp30 Miliar? Gaji Heitinga Bikin Kluivert Kalah Jauh!

PSSI Siap Keluarkan Rp30 Miliar? Gaji Heitinga Bikin Kluivert Kalah Jauh!
Sumber :
  • Instagram/@njohnheitinga

Gadget – Isu pergantian pelatih Timnas Indonesia kembali memanas. Setelah kegagalan Patrick Kluivert yang hanya bertahan kurang dari satu tahun, PSSI dikabarkan tengah mempertimbangkan John Heitinga, mantan pelatih Ajax Amsterdam yang berdarah Nusantara, sebagai kandidat utama penggantinya. Namun, di balik antusiasme publik, muncul kabar mengejutkan: gaji Heitinga disebut mencapai Rp29–30 miliar per tahun dua kali lipat lebih besar dari Kluivert.

Jika angka ini benar, maka keputusan PSSI tidak hanya soal strategi sepak bola, tapi juga komitmen finansial yang sangat berat di tengah kondisi keuangan federasi yang masih rapuh pasca-Piala Dunia U-20.

Artikel ini mengupas perbandingan gaji Heitinga dan Kluivert, latar belakang finansial keduanya, risiko dan peluang jika Heitinga benar-benar ditunjuk, serta apakah permintaan gaji setinggi itu masuk akal untuk konteks sepak bola Indonesia.

Perbandingan Gaji: Heitinga vs Kluivert

Patrick Kluivert: Rp1,3–1,5 Miliar per Bulan

Ketika resmi diperkenalkan sebagai pelatih Timnas Indonesia pada 8 Januari 2024, Kluivert mendapat kontrak hingga 2027 dengan opsi perpanjangan. Menurut laporan Antara, gajinya berkisar Rp1,3 hingga Rp1,5 miliar per bulan, atau Rp15,6–18 miliar per tahun. Dalam beberapa laporan lain, angka total bisa mencapai Rp36 miliar per tahun jika termasuk bonus dan tunjangan angka yang sudah dianggap fantastis di kancah sepak bola Asia Tenggara.

Namun, performa buruk dan kegagalan membawa Timnas tampil kompetitif membuat kontraknya dihentikan lebih awal, tanpa mencapai potensi pendapatan penuh.

John Heitinga: €1,5 Juta per Tahun Saat di Ajax

Menurut Salary Leaks, Heitinga menerima gaji €1,5 juta (sekitar Rp24–29 miliar) selama menjabat sebagai pelatih kepala Ajax Amsterdam pada 2024–2025 meski baru berpengalaman sebagai asisten pelatih (sebelumnya di Liverpool). Angka ini dianggap standar untuk manajer muda di Ajax, meski ia akhirnya dipecat pada 6 November 2024 akibat hasil buruk.

Jika Heitinga meminta nominal serupa untuk melatih Timnas Indonesia, maka PSSI harus siap menggelontorkan minimal Rp25–30 miliar per tahun atau Rp2–2,5 miliar per bulan. Artinya, gajinya bisa dua kali lipat lebih besar dari Kluivert, bahkan tanpa mempertimbangkan bonus atau fasilitas tambahan.

Siapa John Heitinga? Dari Pemain Top hingga Pelatih Kontroversial

Heitinga bukan nama asing di dunia sepak bola. Mantan bek timnas Belanda ini mencatat 87 caps dan pernah bermain di klub elite seperti Everton dan Atlético Madrid. Di Everton, menurut The Mirror, ia menerima £55.000 per minggu setara Rp1,2 miliar per minggu pada masa itu dan mengumpulkan puluhan juta pound selama 15 tahun kariernya.

Setelah pensiun, ia menjadi asisten pelatih di Ajax, lalu Liverpool, sebelum kembali ke Ajax sebagai pelatih kepala pada 2024. Namun, masa jabatannya singkat dan penuh kritik, karena tim gagal tampil konsisten di Eredivisie dan tersingkir dini di kompetisi Eropa.

Yang menarik, Heitinga memiliki keturunan Indonesia dari garis ibunya. Dalam wawancara dengan The John Dykes Show, ia pernah mengungkapkan ketertarikannya melatih Timnas Indonesia:

“Mungkin di masa depan, kamu tidak pernah tahu.”

Pernyataan itu kini kembali viral, terutama setelah nama-nama kandidat lain seperti Timur Kapadze (yang ternyata sudah tanda tangan dengan Navbahor Namangan), Felix Sanchez, Jesus Casas, dan Heimir Hallgrimsson menghilang dari radar.

Kini, hanya tersisa John Heitinga, Giovanni van Bronckhorst, dan John Herdman sebagai kandidat serius.

Apakah Gaji Rp30 Miliar Masuk Akal untuk Timnas Indonesia?

Secara global, gaji €1,5 juta memang wajar untuk pelatih di liga top Eropa. Tapi untuk Timnas Indonesia, angka tersebut tergolong sangat tinggi bahkan melebihi gaji pelatih di negara-negara Asia yang lebih maju seperti Jepang (Hajime Moriyasu: ~€1,2 juta/tahun) atau Korea Selatan.

Pertimbangan utamanya adalah nilai tukar ke manfaat nyata:

  • Apakah Heitinga punya rekam jejak melatih tim nasional? Tidak.
  • Apakah ia pernah sukses membangun tim jangka panjang? Belum terbukti.
  • Apakah federasi Indonesia mampu menanggung risiko finansial sebesar itu pasca kegagalan Kluivert? Masih dipertanyakan.

Selain itu, struktur pelatih Timnas Indonesia juga membutuhkan staf pendukung berkualitas yang berarti total biaya bisa membengkak hingga Rp50 miliar per tahun jika termasuk asisten, analis, dan tim medis.

Risiko Jika PSSI Memilih Heitinga dengan Gaji Tinggi

  • Ekspektasi Publik Membengkak
    Dengan gaji dua kali lipat Kluivert, publik pasti menuntut hasil instan: juara Piala AFF, lolos Piala Asia, atau minimal tampil kompetitif di Kualifikasi Piala Dunia.
  • Tekanan pada Manajemen PSSI
    Jika Heitinga gagal dalam 6–12 bulan pertama (seperti di Ajax), PSSI akan menghadapi kritik pedas karena menghabiskan dana besar untuk keputusan spekulatif.
  • Ketidakseimbangan Anggaran
    Dana sebesar itu bisa digunakan untuk pembinaan usia muda, infrastruktur latihan, atau kompetisi liga yang lebih berdampak jangka panjang.

Peluang yang Bisa Dibawa Heitinga

Meski berisiko, Heitinga juga membawa potensi unik:

  • Jaringan Eropa: akses ke metodologi pelatihan modern dan koneksi dengan klub-klub Eropa untuk uji coba.
  • Keturunan Indonesia: bisa menjadi jembatan emosional dengan fans dan pemain lokal.
  • Pengalaman di klub elite: meski sebagai asisten, ia pernah bekerja di lingkungan bertekanan tinggi seperti Liverpool.

Jika diberi waktu dan dukungan penuh, Heitinga mungkin bisa membangun fondasi jangka panjang tapi bukan solusi instan.

Kesimpulan: Gaji Besar, Harapan Lebih Besar

John Heitinga memang nama yang menarik baik dari segi latar belakang, keturunan, maupun jaringan internasional. Namun, mempekerjakannya dengan gaji Rp30 miliar adalah taruhan besar yang hanya bisa dibenarkan jika PSSI memiliki rencana jangka panjang, struktur pendukung yang solid, dan toleransi terhadap kegagalan awal.

Jika hanya ingin cari sensasi atau pelatih selebriti, keputusan ini bisa berujung pada kegagalan finansial dan olahraga sekaligus seperti yang terjadi dengan Kluivert.

Yang pasti, publik sepak bola Indonesia kini menunggu:
Apakah PSSI akan berani bayar mahal untuk harapan atau belajar dari kesalahan masa lalu?

Catatan Redaksi:
Angka gaji Heitinga didasarkan pada laporan Salary Leaks dan estimasi kurs EUR–IDR (1 EUR ≈ Rp19.500). Belum ada konfirmasi resmi dari PSSI atau Heitinga terkait negosiasi gaji. Semua informasi bersifat spekulatif hingga pengumuman resmi dirilis.

 

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget