Motor Ngempos dan Boros BBM? Kenali 6 Tanda Busi Mulai Lemah

Busi Motor
Sumber :
  • suzuki

Busi merupakan salah satu komponen kecil, tapi perannya sangat vital dalam sistem pengapian sepeda motor. Meski ukurannya mungil, kondisi busi yang melemah bisa membuat performa motor menurun drastis. Bahkan, motor bisa menjadi boros bahan bakar hingga sulit dikendarai dengan nyaman.

Fungsi Busi dalam Mesin Motor

Secara sederhana, busi menerima tegangan tinggi dari koil, yang bisa mencapai 20.000 hingga 30.000 volt, lalu mengubahnya menjadi percikan api. Percikan ini kemudian membakar campuran bahan bakar dan udara di ruang bakar sehingga motor bisa menghasilkan tenaga.

Namun, ketika busi mulai melemah, siklus pembakaran tidak lagi sempurna. Dampaknya langsung terasa, mulai dari mesin yang brebet, tenaga motor berkurang, hingga konsumsi BBM meningkat. Jadi, meski kecil, busi memegang peranan penting dalam kenyamanan dan efisiensi berkendara.

Selain sebagai pemantik, busi juga berfungsi sebagai indikator kondisi mesin. Misalnya, elektroda busi yang berwarna cokelat muda menandakan pembakaran normal. Sementara warna terlalu hitam biasanya menunjukkan busi kotor atau campuran bahan bakar tidak ideal, dan warna putih menandakan mesin terlalu panas atau overheat. Dengan memahami warna busi, pengendara bisa lebih cepat mengetahui masalah pada mesin.

6 Tanda Busi Mulai Lemah

Berikut ini enam tanda umum busi mulai kehilangan performa:

  1. Motor Sulit Dihidupkan
    Motor terasa berat dihidupkan, terutama saat mesin dingin. Jika gejala ini muncul, kemungkinan besar percikan api busi sudah melemah.

  2. Tenaga Motor Menurun
    Motor ngempos saat digas, bahkan terasa kurang bertenaga saat menanjak atau membawa beban berat. Hal ini terjadi karena pembakaran tidak maksimal.

  3. Mesin Brebet atau Tersendat
    Gejala ini biasanya muncul secara tiba-tiba saat akselerasi. Mesin yang brebet bisa mengganggu kenyamanan berkendara, apalagi di jalan raya yang padat.

  4. Boros Bahan Bakar
    Busi yang melemah membuat pembakaran tidak efisien, sehingga BBM cepat habis meski jarak tempuh relatif pendek.

  5. Warna Elektroda Tidak Normal
    Elektroda busi yang menghitam menandakan berjelaga, sedangkan elektroda terlalu putih menunjukkan mesin overheat. Kondisi ini juga menandakan busi sudah harus diganti.

  6. Percikan Api Kecil atau Tidak Stabil
    Jika dicek secara manual, busi yang melemah akan menghasilkan percikan api kecil atau tidak konsisten. Hal ini jelas memengaruhi performa mesin secara keseluruhan.

Dampak Busi Lemah terhadap Keselamatan

Busi yang tidak optimal bukan hanya masalah performa, tapi juga keselamatan. Mesin yang tersendat mendadak atau bahkan mogok di tengah jalan dapat membahayakan pengendara, terutama saat menyalip atau berada di tikungan. Oleh karena itu, menjaga kondisi busi sama pentingnya dengan menjaga komponen utama lainnya.

Cara Merawat dan Mengecek Busi

Pengendara sebaiknya rutin mengecek kondisi busi. Idealnya, pemeriksaan dilakukan setiap 4.000 kilometer, sedangkan penggantian busi sebaiknya dilakukan setiap 8.000 hingga 12.000 kilometer. Pemeriksaan rutin bisa membantu mendeteksi busi mulai melemah sebelum menimbulkan masalah serius di jalan.

Wahyu Budhi, Training Analyst PT Wahana Makmur Sejati, menyampaikan, “Busi itu komponen kecil, tetapi efeknya sangat besar terhadap performa motor. Ketika muncul gejala seperti mesin susah hidup atau motor terasa kurang bertenaga, itu tanda busi harus segera diperiksa. Kondisi ini bisa membahayakan pengendara, apalagi saat motor digunakan di jalan raya.”

Selain mengganti busi tepat waktu, pengendara juga dianjurkan menjaga kebersihan mesin dan bahan bakar agar busi tidak cepat kotor. Menggunakan bahan bakar berkualitas dan rutin membersihkan karburator atau injektor bisa membuat busi lebih awet.

Dengan memahami tanda-tanda busi mulai melemah, pengendara dapat mengantisipasi kerusakan lebih lanjut dan menjaga kenyamanan berkendara. Ingat, motor yang sehat bukan hanya soal performa, tapi juga soal keselamatan di jalan.