Force Majeure di Grasberg: Freeport Prediksi Penurunan Drastis Penjualan Tembaga dan Emas!

Force Majeure di Grasberg: Freeport Prediksi Penurunan Drastis Penjualan Tembaga dan Emas!
Sumber :
  • ptfi.co.id

Gadget – Freeport-McMoRan (FCX.N) pada Rabu (24/9/2025) secara resmi mengumumkan force majeure di tambang Grasberg, salah satu tambang tembaga dan emas terbesar di dunia yang berlokasi di Indonesia. Pengumuman ini menyusul serangkaian kendala operasional yang dialami perusahaan akibat insiden material basah yang menutup akses ke area tambang bawah tanah. Selain itu, Freeport juga memperkirakan penurunan signifikan dalam penjualan konsolidasi tembaga dan emas pada kuartal III tahun ini.

Harga Emas Turun Drastis, Bisakah Bitcoin Jadi Pilihan Investasi Terbaik Selanjutnya?

Pengumuman tersebut langsung berdampak pada pasar saham, dengan saham Freeport turun sekitar 10,4 persen. Meski demikian, harga tembaga di London Metal Exchange melonjak lebih dari 3 persen, mencapai level tertinggi dalam lebih dari 15 bulan.

Insiden Material Basah di Grasberg

Investor Emas Waspada! Ini Prospek Investasi Logam Mulia di Sisa Tahun 2025

Awal bulan ini, Freeport sempat menghentikan sementara aktivitas penambangan di Grasberg setelah aliran material basah dalam jumlah besar menutup akses ke beberapa area tambang bawah tanah. Insiden ini tidak hanya mengganggu jalur evakuasi untuk tujuh pekerja yang terjebak, tetapi juga menyebabkan hilangnya dua anggota tim pekerja minggu lalu.

Pekan lalu, Freeport mengonfirmasi bahwa pencarian lima pekerja lain yang masih terjebak akan terus dilanjutkan. Namun, dampak dari insiden ini telah mempengaruhi rencana operasional perusahaan untuk waktu mendatang.

Harga Emas Antam, UBS, dan Galeri24 Turun Pada 24 April 2025, Cek Harga Terbarunya!

Proyeksi Produksi dan Penjualan Turun

Dalam pengumumannya, Freeport menyatakan bahwa restart bertahap dan peningkatan kapasitas operasi di Grasberg kemungkinan baru dapat dilakukan pada paruh pertama tahun 2026. Perusahaan juga memperkirakan produksi di unit Indonesia pada tahun 2026 akan turun hingga 35 persen dibandingkan proyeksi sebelumnya.

Selain itu, Freeport memperkirakan penjualan konsolidasi kuartal III untuk tembaga dan emas masing-masing turun sekitar 4 persen dan 6 persen dibandingkan proyeksi awal. Proyeksi awal perusahaan adalah penjualan sebesar 1 miliar pon tembaga dan 350 ribu ons emas.

Analis Jefferies menyatakan bahwa meskipun revisi penurunan sudah diprediksi, pemangkasan kali ini jauh lebih besar dari perkiraan sebelumnya. "Gangguan ini akan menyebabkan pasar tembaga menjadi lebih ketat, yang justru positif bagi operasi perusahaan di Amerika," kata mereka.

Pembangunan Smelter yang Masih Ditunda

Selain kendala di Grasberg, Freeport juga tengah menghadapi tantangan dalam pembangunan smelter di Indonesia. Fasilitas ini rusak akibat kebakaran besar pada tahun lalu dan hingga saat ini masih ditutup. Proses pemulihan dan pembangunan kembali smelter ini diperkirakan akan memakan waktu lebih lama, semakin memperparah situasi operasional perusahaan.

Halaman Selanjutnya
img_title