Apple Terpuruk Ditinggal China: iPhone Makin Susah Laku, Nasib Raksasa Teknologi di Ujung Tanduk?
- Apple
Gadget – Apple, simbol inovasi dan kemewahan, kini tengah menghadapi badai yang mengancam posisinya sebagai raksasa teknologi dunia. Penurunan penjualan iPhone secara global, terutama di pasar China yang strategis, ditambah dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan China, membuat perusahaan besutan Steve Jobs ini terhuyung-huyung.
Analis industri menilai, ketergantungan Apple pada rantai pasokan di China menjadi salah satu penyebab utama keterpurukan ini. Lebih dari 90% produksi iPhone dan produk Apple lainnya masih berpusat di Negeri Tirai Bambu. Kondisi ini membuat Apple sangat rentan terhadap kebijakan tarif dan ketegangan politik antara Washington dan Beijing.
CEO Apple, Tim Cook, mengakui bahwa perusahaan harus menanggung biaya tambahan hingga US$900 juta akibat perang tarif. Dampaknya pun terasa langsung pada nilai saham Apple yang telah merosot lebih dari 38% sepanjang tahun 2025.
Menyadari bahaya ketergantungan pada China, Apple mulai mengambil langkah strategis untuk diversifikasi rantai pasokan. India menjadi fokus utama sebagai alternatif pusat manufaktur. Cook juga berencana meningkatkan produksi chip di Amerika Serikat, sebagai bentuk dukungan terhadap industri dalam negeri.
Namun, langkah-langkah ini tidak serta merta menyelesaikan masalah. Memindahkan rantai pasokan bukanlah perkara mudah dan membutuhkan investasi besar. Selain itu, Apple juga harus menghadapi persaingan sengit dari merek-merek smartphonelokal di China yang semakin inovatif dan agresif dalam menawarkan produk berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau.
Lantas, mampukah Apple melewati badai ini dan kembali merebut dominasinya di pasar global? Atau justru akan terus terpuruk dan kehilangan pamornya sebagai simbol inovasi teknologi? Hanya waktu yang akan menjawab.
Bagaimana pendapat Anda tentang strategi Apple dalam menghadapi tantangan ini? Apakah Anda yakin Apple akan berhasil keluar dari krisis?