Chromebook: Laptop Google yang Jadi Sorotan dalam Skandal Korupsi Pendidikan 2025
- Samsung
Gadget – Kasus dugaan korupsi pengadaan laptop berbasis Chromebook tengah menjadi sorotan publik. Kejaksaan Agung (Kejagung) kini sedang mendalami dugaan praktik kolusi, nepotisme, dan korupsi dalam proyek besar Program Digitalisasi Pendidikan di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang berlangsung pada periode 2019–2022.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar, mengungkapkan adanya indikasi permufakatan jahat yang mengarahkan tim pengadaan agar memilih perangkat Chromebook secara khusus.
“Supaya diarahkan pengadaannya pada penggunaan laptop yang berbasis pada operating system Chrome,” ujarnya, Senin (2/6/2025).
Anggaran Jumbo: Hampir Rp 10 Triliun untuk Sejuta Chromebook
Pengadaan Chromebook dalam program digitalisasi ini tidak main-main dari sisi nilai proyek. Total anggaran yang dikucurkan pemerintah mencapai Rp 9,982 triliun. Rinciannya, sebesar Rp 3,582 triliun bersumber dari Dana Satuan Pendidikan (DSP), sementara sisanya Rp 6,399 triliun berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK).
Dengan besarnya anggaran tersebut, pihak Kejagung menaruh perhatian khusus dan mendalami kemungkinan adanya permainan dalam proses pengadaan.
Apa Itu Chromebook?
Di tengah ramainya pemberitaan, banyak masyarakat yang bertanya-tanya: sebenarnya, apa itu Chromebook? Mengapa jenis laptop ini dipilih dalam proyek pengadaan skala nasional?
Chromebook merupakan laptop besutan Google yang menggunakan sistem operasi Chrome OS, berbeda dengan laptop konvensional yang memakai Windows atau macOS. Chrome OS pertama kali diperkenalkan Google pada 2009 dengan konsep utama komputasi berbasis cloud.
“Chromebook adalah jenis komputer yang dirancang untuk membantu menyelesaikan berbagai hal dengan lebih cepat dan mudah. Chromebook menjalankan Chrome OS, sistem operasi yang memiliki penyimpanan cloud, fitur-fitur Google terintegrasi, serta sistem keamanan berlapis,” tulis Google dalam laman resminya.
Produsen Chromebook: Didukung Banyak Vendor Global
Meski sistem operasinya dikembangkan oleh Google, perangkat keras Chromebook diproduksi oleh berbagai pabrikan laptop ternama seperti Acer, Asus, HP, dan Dell. Para produsen ini menyesuaikan spesifikasi hardware agar optimal menjalankan Chrome OS.
Karena konsepnya berbasis cloud, Chromebook umumnya dibekali kapasitas penyimpanan lokal dan RAM yang lebih kecil dibanding laptop berbasis Windows. Penyimpanan data, aplikasi, hingga dokumen kerja lebih banyak diakses secara online.
Kelebihan Chromebook: Efisien dan Ramah Pendidikan
Chromebook dirancang untuk efisiensi dan kemudahan akses, terutama untuk kebutuhan pendidikan dan pekerjaan ringan berbasis web. Beberapa keunggulan utamanya:
- Penyimpanan berbasis cloud: Pengguna tidak perlu khawatir kehabisan ruang penyimpanan lokal.
- Integrasi layanan Google: Sinkronisasi otomatis dengan Google Drive, Gmail, Google Docs, Sheets, dan Slides.
- Daya tahan baterai tinggi: Chromebook rata-rata mampu menyala hingga 8–10 jam dalam sekali pengisian.
- Keamanan ketat: Mengusung sistem keamanan seperti verified boot dan chip keamanan Google H1 untuk mencegah serangan malware atau peretasan.
Karena itu, banyak lembaga pendidikan di berbagai negara, termasuk Indonesia, menggunakan Chromebook sebagai perangkat standar untuk pembelajaran digital.
Keterbatasan Chromebook: Bergantung pada Internet
Meski menawarkan banyak keunggulan, Chromebook juga memiliki sejumlah keterbatasan yang perlu diperhatikan, terutama terkait konektivitas internet. Beberapa fungsi dan aplikasi di Chromebook hanya dapat berjalan optimal dalam kondisi online.
Selain itu, Chromebook tidak menyediakan aplikasi Microsoft Office secara bawaan, namun memungkinkan penggunaan versi Android-nya via Google Play Store. Untuk file Office, Chromebook mengandalkan layanan Google Workspace seperti Docs, Sheets, dan Slides.
Kenapa Chromebook Dipilih untuk Digitalisasi Pendidikan?
Pemilihan Chromebook untuk program digitalisasi pendidikan didasari sejumlah pertimbangan, seperti:
- Harga relatif lebih murah dibanding laptop Windows
- Mudah digunakan oleh pelajar dan guru
- Manajemen perangkat bisa dilakukan terpusat oleh administrator sekolah
- Keamanan yang lebih tinggi dibanding sistem operasi tradisional
- Dukungan ekosistem Google for Education yang sudah luas digunakan secara global
Namun dalam kasus pengadaan Kemendikbudristek, Kejagung tengah mengusut apakah pemilihan Chromebook ini murni berdasarkan efisiensi, atau ada faktor intervensi pihak tertentu yang mengambil keuntungan.
Dugaan Permainan dalam Proses Pengadaan
Menurut Kejagung, indikasi kuat adanya kongkalikong pengadaan bermula dari hasil pengumpulan keterangan para saksi dan dokumen pengadaan yang menunjukkan pengaturan sejak proses perencanaan.
Tim teknis yang seharusnya melakukan kajian objektif justru diduga diarahkan untuk menyusun kajian teknis yang mengunggulkan Chromebook sebagai pilihan utama pengadaan.
Apabila terbukti adanya pelanggaran hukum, Kejagung berpotensi menjerat para pihak yang terlibat dengan pasal-pasal tindak pidana korupsi, termasuk penyalahgunaan wewenang, persekongkolan tender, hingga kerugian keuangan negara.
Kesimpulan
Chromebook sebenarnya hadir sebagai solusi modern untuk pendidikan berbasis digital, dengan keunggulan efisiensi, keamanan, serta integrasi cloud. Namun, dalam praktik pengadaannya di lingkungan Kemendikbudristek, perangkat ini kini menjadi sorotan utama dalam kasus dugaan korupsi yang sedang diusut Kejaksaan Agung.
Proses hukum atas dugaan korupsi pengadaan Chromebook senilai hampir Rp 10 triliun ini menjadi cerminan pentingnya pengawasan ketat dalam setiap program pengadaan barang dan jasa pemerintah, meski teknologi yang dipilih tergolong mutakhir.
Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
---|---|
@gadgetvivacoid | |
Gadget VIVA.co.id | |
X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
Google News | Gadget |