Kenapa Xiaomi Cabut Grid Favorit 4x7? Ternyata Ini Penyebab Teknisnya!

Kenapa Xiaomi Cabut Grid Favorit 4x7? Ternyata Ini Penyebab Teknisnya!
Sumber :
  • hyperOS

Gadget – Baru-baru ini, pengguna setia Xiaomi di seluruh dunia dikejutkan oleh hilangnya opsi tata letak grid 4x7 pada pembaruan terbaru HyperOS System Launcher. Konfigurasi ini selama ini dianggap sebagai kompromi ideal antara kepadatan ikon dan kenyamanan ergonomis terutama pada smartphone berlayar besar seperti Redmi Note 13 Pro+ atau Xiaomi 14 Ultra.

3 HP Kamera Periskop Terjangkau 2025: Zoom Jauh, Harga Tetap Bersahabat

Namun, keputusan Xiaomi ternyata bukan sekadar selera desain. Ini adalah bagian dari transformasi arsitektural besar-besaran dalam visi HyperOS sebagai sistem operasi terpadu untuk seluruh ekosistem Xiaomi dari smartphone dan tablet hingga mobil pintar dan perangkat IoT.

Artikel ini mengungkap empat alasan utama di balik penghapusan grid 4x7: mulai dari filosofi desain baru Alive Design, tantangan teknis penempatan widget, optimasi performa sistem, hingga dampaknya pada pengguna POCO. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Adu Keras Dua Flagship Poco: F8 Pro atau F8 Ultra, Mana Lebih Worth It?

1. Transisi ke “Alive Design”: Konsistensi Visual Jadi Prioritas Utama

Saat bermigrasi dari MIUI ke HyperOS, Xiaomi tidak hanya mengganti nama melainkan mendefinisikan ulang filosofi desainnya. Muncullah konsep Alive Design, yang menekankan harmoni antara elemen visual, ritme animasi, dan responsivitas antarmuka.

Xiaomi GaN 67W Resmi Meluncur: Charger Mini, Tenaga Ganas, Harga Cuma Rp260 Ribuan

Dalam Alive Design, setiap piksel, jarak, dan gerakan harus selaras secara matematis. Untuk mencapai hal itu, Xiaomi membutuhkan struktur grid yang terstandarisasi dan mudah diprediksi.

Grid fleksibel seperti 4x7 atau 5x6, meski populer di kalangan pengguna, justru menciptakan fragmentasi dalam sistem:

  • Widget tidak selalu tampil proporsional
  • Animasi folder bisa patah-patah
  • Koordinat layar sulit dipetakan secara konsisten

Oleh karena itu, Xiaomi memilih menyederhanakan pilihan menjadi dua profil utama:

  • Standard: 4 kolom × 6 baris
  • Dense: 5 kolom × 9 baris

Kedua konfigurasi ini dirancang agar sempurna menyatu dengan widget baru, folder interaktif, dan fitur Super Island elemen ikonik HyperOS yang muncul di area notch atau punch-hole.

2. Grid 4x7 Tidak Kompatibel dengan Arsitektur Widget HyperOS

Salah satu alasan teknis paling krusial: grid 4x7 tidak selaras dengan sistem widget modular HyperOS.

Widget di HyperOS dirancang berdasarkan unit grid dasar 2x2. Struktur seperti 2x2, 4x2, 2x4, atau 4x4 membutuhkan jumlah baris yang habis dibagi 2 atau 3 agar tampilan tetap rapi dan proporsional.

Nah, 7 baris adalah angka prima tidak bisa dibagi rata oleh 2 atau 3. Akibatnya:

  • Widget 2x2 bisa saja "terpotong" di baris ke-7
  • Tampilan menjadi tidak simetris
  • Ruang kosong (dead space) muncul di bagian bawah layar

Sebaliknya, 6 baris (habis dibagi 2 dan 3) dan 9 baris (habis dibagi 3) jauh lebih matematis dan stabil. Ini memungkinkan Xiaomi menempatkan:

  • Widget cuaca besar di atas
  • Folder aplikasi di tengah
  • Ikon shortcut di bawah

Semua dalam komposisi visual yang seimbang tanpa perlu menyesuaikan manual untuk setiap resolusi layar.

3. Optimasi Performa: Kurangi Beban CPU & Hindari Frame Drop

Xiaomi tidak hanya memikirkan estetika tapi juga kinerja di perangkat kelas menengah dan entry-level.

Dalam HyperOS 3, Xiaomi mengklaim berhasil mengurangi beban CPU hingga 4% berkat penyederhanaan arsitektur launcher. Salah satu faktornya? Menghilangkan grid yang tidak standar.

Mengapa ini penting?

Pada perangkat seperti Redmi 13C atau POCO X6, GPU dan RAM terbatas. Jika launcher harus menghitung ulang tata letak untuk konfigurasi langka seperti 4x7 apalagi saat:

  • Efek blur aktif
  • Folder diperbesar
  • Super Island beranimasi

...maka sistem bisa mengalami frame drop atau lag ringan terutama saat refresh rate 90Hz/120Hz aktif.

Dengan membatasi opsi hanya pada 4x6 dan 5x9, Xiaomi memastikan:

  • Animasi selalu mulus di semua perangkat
  • Tidak ada konflik layout saat beralih antar-mode
  • Penggunaan memori lebih efisien

Ini adalah pengorbanan fleksibilitas demi stabilitas sistemik strategi yang umum dilakukan Apple dan Google di ekosistem mereka.

4. Dampak pada Pengguna POCO: Launcher Tidak Sepenuhnya Terintegrasi

Pengguna POCO mungkin merasakan perubahan ini lebih keras. Meski perangkat POCO kini menjalankan HyperOS, POCO Launcher masih menggunakan basis kode yang berbeda dari System Launcher resmi Xiaomi.

Akibatnya:

  • Opsi grid di POCO Launcher tidak mengikuti standar HyperOS
  • Integrasi dengan modul Recents dan gesture system kurang optimal
  • Fitur Super Island kadang tidak berfungsi maksimal

Ketika Xiaomi menghapus dukungan grid 4x7 di lapisan sistem inti, POCO Launcher pun kehilangan akses ke konfigurasi tersebut, meski sebelumnya tersedia. Ini memicu frustrasi, terutama bagi pengguna yang sudah terbiasa dengan tata letak tersebut.

Namun, Xiaomi menegaskan bahwa seluruh ekosistem harus bergerak seragam bahkan jika itu berarti mengorbankan preferensi minoritas pengguna.

Apa yang Bisa Dilakukan Pengguna yang Rindu Grid 4x7?

Bagi pengguna yang ingin kembali ke tata letak lama, ada beberapa opsi meski tidak sempurna:

  • Gunakan launcher pihak ketiga seperti Nova Launcher atau Lawnchair, yang masih mendukung grid kustom.
  • Downgrade ke MIUI (tidak disarankan karena kehilangan fitur keamanan dan pembaruan).
  • Beradaptasi dengan 4x6 atau 5x9 Xiaomi menjamin keduanya dirancang untuk pengalaman terbaik jangka panjang.

Namun, perlu diingat: launcher pihak ketiga tidak mendukung Super Island, widget HyperOS, atau integrasi penuh dengan sistem.

Kesimpulan: Evolusi yang Tak Bisa Dihindari

Penghapusan grid 4x7 bukan tindakan sembarangan. Ini adalah konsekuensi logis dari ambisi Xiaomi untuk menjadikan HyperOS sebagai sistem operasi terpadu lintas perangkat mirip dengan strategi Apple antara iPhone, iPad, dan Mac.

Meski sebagian pengguna kecewa, keputusan ini:

  • Memperkuat konsistensi desain
  • Meningkatkan stabilitas performa
  • Mempermudah pengembangan fitur baru
  • Menyederhanakan pengalaman pengguna global

Bagi Xiaomi, fleksibilitas berlebihan justru menghambat inovasi. Dan di era di mana sistem operasi harus bekerja mulus di ponsel, tablet, TV, hingga mobil keseragaman bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan.

Kalau Anda sendiri, apakah rela melepas grid favorit demi masa depan ekosistem yang lebih utuh?

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget