Akhir Era Samsung? Apple Diprediksi Gulingkan Samsung dari Tahta Smartphone Global

Akhir Era Samsung? Apple Diprediksi Gulingkan Samsung dari Tahta Smartphone Global
Sumber :
  • Apple

Gadget – Selama hampir satu dekade setengah, Samsung telah menjadi raja tak tergoyahkan di pasar smartphone global. Sejak 2011, tidak ada satu pun merek yang mampu merebut mahkota tersebut hingga kini. Menurut prediksi terbaru dari Counterpoint Research, tahun 2025 bisa menjadi titik balik sejarah: Apple diproyeksikan kembali ke posisi nomor satu, mengakhiri dominasi Samsung yang telah berlangsung selama 14 tahun.

Samsung Movingstyle, TV Portabel Canggih yang Jadi Incaran Pengguna Modern

Dan ini bukan sekadar prediksi biasa. Data menunjukkan bahwa Apple tidak hanya akan naik tapi bertahan di puncak hingga setidaknya 2029, menciptakan era baru dalam industri ponsel pintar.

Artikel ini mengupas faktor pendorong di balik kebangkitan Apple, mulai dari performa iPhone 17 di Tiongkok, gelombang penggantian pasca-pandemi, strategi ekosistem melalui iPhone bekas, hingga rencana ambisius untuk iPhone lipat dan desain revolusioner di masa depan.

Poco F8 Ultra Tantang Samsung S25 Ultra, Siapa Pemenangnya?

Prediksi Counterpoint: Apple di Puncak, Samsung Turun ke Posisi Dua

Menurut laporan terbaru Counterpoint Research, Apple diproyeksikan menguasai 19,4% pangsa pasar smartphone global pada akhir 2025. Angka ini cukup untuk menggeser Samsung, yang diperkirakan tumbuh stabil sebesar 4,6%, namun tidak cukup cepat untuk mempertahankan posisi teratas.

Samsung Masih Nomor Satu di Dunia HP Lipat: Apa Rahasianya?

Sementara pertumbuhan pasar smartphone global secara keseluruhan diperkirakan hanya 3,3%, Apple justru diprediksi tumbuh hampir tiga kali lipat lebih cepat, dengan laju pertumbuhan sekitar 10%. Ini menunjukkan kekuatan luar biasa dari ekosistem Apple dan daya tarik berkelanjutan dari merek iPhone di tengah persaingan ketat dari Tiongkok dan inovasi Samsung.

Yang lebih mengejutkan: jika Apple naik ke posisi puncak pada 2025, analis meyakini perusahaan ini akan tetap berada di sana hingga 2029 membuka kemungkinan “era emas” baru bagi iPhone.

Faktor 1: iPhone 17 Berhasil Menembus Pasar Tiongkok yang Sulit

Salah satu alasan utama kebangkitan Apple adalah keberhasilan luar biasa iPhone 17 di Tiongkok pasar yang selama ini menjadi medan tempur sengit bagi merek Barat.

Dalam beberapa tahun terakhir, merek lokal seperti Huawei, Xiaomi, dan Oppo mendominasi dengan inovasi agresif dan harga kompetitif. Namun, iPhone 17 berhasil menarik kembali minat konsumen premium berkat:

  • Desain yang lebih segar
  • Kamera AI yang ditingkatkan
  • Dukungan jaringan 5G yang lebih luas
  • Integrasi mendalam dengan ekosistem Apple

Khususnya, konsumen muda Tiongkok mulai kembali melirik iPhone sebagai simbol status dan keandalan jangka panjang tren yang sangat menguntungkan Apple.

Faktor 2: Gelombang Penggantian Pasca-Pandemi

Tahun 2020–2022 menjadi masa puncak pembelian smartphone selama pandemi. Kini, di 2025, jutaan perangkat tersebut telah memasuki masa akhir siklus hidupnya. Baterai melemah, layar retak, dan performa melambat memicu gelombang besar penggantian perangkat.

Apple memanfaatkan momentum ini dengan sempurna. Program tukar tambah (trade-in) yang agresif, ketersediaan iPhone bekas bersertifikat, dan promosi bundling dengan Apple Watch atau AirPods membuat transisi ke iPhone baru terasa “murah” bagi konsumen.

Menurut data, 358 juta unit iPhone bekas telah berpindah tangan secara global antara 2023 hingga pertengahan 2025. Dan inilah kekuatan tersembunyi Apple: sekali masuk ekosistem, pengguna cenderung tidak pernah keluar.

Faktor 3: Strategi Ekosistem Melalui iPhone Bekas

Berbeda dengan kompetitor yang fokus pada penjualan perangkat baru, Apple secara diam-diam membangun kerajaan melalui pasar sekunder.

iPhone bekas baik resmi dari Apple maupun pihak ketiga menjadi pintu masuk murah ke ekosistem iOS. Begitu pengguna mulai menggunakan iMessage, FaceTime, iCloud, dan App Store, ketergantungan pada ekosistem membuat mereka enggan beralih ke Android, bahkan saat membeli perangkat baru.

Ini menciptakan siklus loyalitas jangka panjang yang sulit ditiru oleh Samsung, meskipun Galaxy-nya menawarkan spesifikasi lebih tinggi atau harga lebih rendah.

Masa Depan Apple: Foldable, iPhone 17e, dan Desain Revolusioner 2027

Apple tidak berhenti di iPhone 17. Perusahaan ini sedang mempersiapkan serangkaian langkah strategis untuk memperkuat dominasinya:

1. Foldable iPhone (2026)
Apple dikabarkan akan meluncurkan iPhone lipat pertamanya pada 2026, langsung menantang Samsung yang kini menguasai 78% pasar smartphone lipat premium. Dengan reputasi Apple dalam desain dan ketahanan, peluncuran ini bisa mengguncang pasar.

2. iPhone 17e atau “Slim” Series
Sebuah model iPhone 17e atau mungkin lini baru bernama “Slim” dikabarkan akan hadir sebagai penerus iPhone SE. Dengan harga lebih terjangkau namun tetap menjaga identitas premium, Apple berharap menarik konsumen kelas menengah di India, Asia Tenggara, dan Amerika Latin.

3. Overhaul Desain Penuh (2027)
Tahun 2027 diprediksi menjadi tahun revolusi desain iPhone. Bocoran menyebut Apple akan mengadopsi bentuk modular, layar tanpa notch, dan integrasi AI perangkat keras yang lebih dalam menandai awal dari “iPhone generasi berikutnya.”

Apa Arti Ini bagi Samsung?

Samsung tidak sedang jatuh ia tumbuh 4,6%, angka yang solid di pasar yang matang. Namun, pertumbuhan Apple jauh lebih cepat dan berkelanjutan. Samsung juga menghadapi tekanan dari merek Tiongkok di segmen menengah dan rendah, sementara di segmen premium, Apple kini kembali menguasai hati konsumen.

Jika Apple benar-benar menguasai pasar hingga 2029, ini akan menjadi kemenangan terbesar dalam sejarah industri smartphone modern dan bukti bahwa ekosistem yang terintegrasi lebih kuat daripada sekadar spesifikasi hardware.

Kesimpulan: Bukan Sekadar Pergantian Pemain Tapi Pergeseran Paradigma

Prediksi kembalinya Apple ke puncak bukan hanya soal siapa yang menjual lebih banyak ponsel. Ini mencerminkan pergeseran paradigma dalam industri teknologi:

Konsumen kini memilih pengalaman utuh bukan hanya perangkat.

Apple menang karena ia tidak menjual smartphone. Ia menjual bagian dari kehidupan digital pengguna dari foto keluarga di iCloud, hingga panggilan FaceTime dengan nenek, hingga notifikasi Apple Watch saat rapat.

Samsung, meski inovatif, masih menjual telepon pintar. Apple menjual identitas digital.

Jika prediksi Counterpoint terwujud, 2025 tidak hanya akan mengakhiri 14 tahun dominasi Samsung tapi juga menandai awal dari era baru di mana software, layanan, dan loyalitas ekosistem mengalahkan chip dan kamera.

Dan di titik ini, Apple bukan hanya menang ia sedang menulis ulang aturan permainan.

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget