Garmin Forerunner 55: Smartwatch Ringan yang Kian Diminati, Ini Kelebihan dan Kekurangannya
- garmin
Meski demikian, Forerunner 55 juga memiliki sejumlah kekurangan yang patut dipertimbangkan. Salah satunya adalah tidak adanya penyimpanan musik internal, sehingga pengguna tetap harus membawa ponsel jika ingin mendengarkan musik saat berlatih. Selain itu, perangkat ini belum mendukung pembayaran digital seperti Garmin Pay, sesuatu yang kini banyak ditemui pada smartwatch kelas atas.
Dari sisi tampilan visual, layar MIP yang digunakan memang hemat daya, namun tampilannya tidak semewah layar AMOLED. Warna yang ditampilkan cenderung sederhana dan kurang mencolok, meskipun layar tetap nyaman dilihat di bawah sinar matahari. Untuk pengguna yang menginginkan tampilan lebih modern, kekurangan ini bisa menjadi pertimbangan.
Fitur analisis lari tingkat lanjut pun masih terbatas. Forerunner 55 belum menawarkan metrik mendalam seperti stride length atau ground contact time, serta belum mendukung navigasi peta. Bagi pelari profesional atau mereka yang sedang mempersiapkan diri untuk lomba serius, perangkat ini mungkin terasa kurang fleksibel.
Meskipun begitu, Garmin Forerunner 55 tetap menjadi pilihan solid bagi beberapa kategori pengguna. Smartwatch ini ideal untuk pelari pemula yang ingin latihan lebih terstruktur, pengguna yang membutuhkan pelacakan dasar namun akurat, serta mereka yang menginginkan perangkat ringan dan tahan lama tanpa fitur berlebihan. Sebaliknya, jika kamu membutuhkan layar premium, penyimpanan musik, analisis detail, atau sistem pembayaran digital, mempertimbangkan model lain bisa menjadi pilihan yang lebih tepat.
Pada akhirnya, Garmin Forerunner 55 menonjol bukan karena kecanggihannya, melainkan karena kesederhanaannya. Perangkat ini menawarkan pengalaman lari yang lebih fokus, bebas ribet, dan memberikan data penting yang mudah dipahami. Dengan begitu, smartwatch ini tetap menjadi salah satu perangkat entry-level terbaik di kelasnya.