Tren Sosial dan Digital 2026: Laporan Meta Ungkap Peluang Bisnis Besar
- Olin Sianturi/ GadgetVIVA
Gadget – Dinamika digital di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, terus bergerak cepat. Perubahan pola interaksi masyarakat, perkembangan teknologi, dan laju adopsi platform media sosial melahirkan banyak peluang baru bagi dunia usaha. Hal ini tergambar jelas dalam laporan terbaru Meta yang mengungkap bagaimana tren sosial digital 2026 berpotensi membentuk strategi bisnis, perilaku konsumen, hingga ekosistem kreator dalam beberapa tahun ke depan.
Data e-Marketer bahkan menempatkan Asia Pasifik sebagai wilayah dengan jumlah pengguna jejaring sosial terbesar di dunia, khususnya di Facebook dan Instagram. Dominasi ini diprediksi terus meningkat, sehingga menjadikan media sosial sebagai ruang strategis bagi bisnis untuk memperkuat hubungan dengan pelanggan dan memperluas jangkauan.
Country Director Meta Indonesia, Pieter Lydian, menjelaskan bahwa transformasi digital di Indonesia berlangsung sangat cepat. Masyarakat kini lebih aktif bersentuhan dengan teknologi, terutama AI. “Kami melihat tren sosial dan teknologi semakin menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, Meta ingin membantu pelaku bisnis memanfaatkannya untuk membangun koneksi yang lebih kuat dengan pelanggan,” ungkapnya.
Melalui laporan ini, Meta memaparkan lima tren sosial & digital yang akan memengaruhi bisnis di 2026, lengkap dengan peluang yang bisa dimanfaatkan oleh para pelaku usaha.
1. Tren Sosial Digital 2026: Gen AI & Otomatisasi Kian Mendominasi
Artificial Intelligence kini menjadi jembatan utama bagi masyarakat dalam mencari informasi, mengeksplor referensi, dan mengambil keputusan pembelian. Pada 2026, teknologi generatif dan otomatisasi diprediksi semakin meluas, menyentuh semakin banyak titik dalam perjalanan konsumen.
Kini, ketika melihat sebuah produk di postingan teman atau video kreator, konsumen tak lagi perlu melakukan riset panjang. Cukup bertanya pada AI—misalnya, “Apakah brand ini cocok untuk saya?”—maka sistem akan memberikan rekomendasi yang personal, lengkap dengan ulasan, referensi, hingga saran gaya.
Menariknya, di Indonesia adopsi AI sudah sangat matang. 79% UMKM telah menggunakan AI untuk mendukung operasional digital, mulai dari pemasaran (65%) hingga komunikasi pelanggan (61%). Di masa depan, adopsi ini diperkirakan semakin kuat karena AI mampu:
Meningkatkan produktivitas
Mengurangi biaya operasional
Menghasilkan pengalaman pelanggan yang lebih personal
Bisnis yang mampu beradaptasi dengan AI sejak awal akan berada selangkah lebih maju dalam persaingan.
2. Pesan Bisnis & Agen AI: Kanal Baru Penjualan di 2026
Pada 2026, aplikasi pesan seperti WhatsApp, Instagram DM, dan Messenger diproyeksikan sepenuhnya berperan sebagai “toko digital”. Perubahan perilaku pengguna membuat komunikasi langsung menjadi jalur utama sebelum transaksi terjadi.
Dengan hadirnya Agen AI, percakapan bisnis menjadi lebih cepat dan efisien. Pelanggan dapat melakukan konsultasi, bertanya stok barang, hingga menyelesaikan transaksi dalam satu percakapan.
Indonesia menjadi contoh nyata. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menggunakan chatbot WhatsApp untuk informasi layanan keuangan dan berhasil:
Meningkatkan produktivitas hingga 4x lipat
Menyelesaikan 80% pertanyaan hanya dengan bot
Model seperti ini semakin relevan bagi brand yang ingin menyederhanakan customer service sekaligus menekan biaya operasional.
3. Ekosistem Kreator Berbasis AI: Konten Lebih Cepat, Lebih Relevan
Kreator kini bertransformasi menjadi kanal pemasaran yang menentukan keputusan konsumen. Mereka bukan hanya menciptakan tren, tetapi juga membangun kepercayaan pelanggan terhadap sebuah brand.
Dengan AI, kreativitas para kreator semakin kuat karena teknologi dapat membantu:
- Melokalkan konten lebih cepat
- Memprediksi tren berdasarkan perilaku audiens
- Menyesuaikan rekomendasi produk secara personal
Salah satu contoh pengaruh kreator terhadap bisnis adalah kemitraan afiliasi Facebook dan Shopee di Asia Tenggara. Kreator bisa menambahkan tautan produk langsung ke dalam konten mereka, mengubah engagement menjadi penjualan secara real time.
Hal ini membuka peluang baru bagi brand lokal untuk berkolaborasi dengan kreator yang tepat agar dapat masuk ke pasar yang lebih besar.
4. Video & Live Commerce: Bahasa Baru dalam Penjualan Digital
Video adalah format konten paling dominan di dunia digital saat ini. Mulai dari short video hingga live streaming, semua menjadi ruang baru untuk memperkenalkan dan menjual produk secara langsung.
Meta mencatat bahwa hampir 2 juta pengiklan kini memanfaatkan Generative AI untuk membuat materi video yang variatif dan relevan. Ini menandakan bahwa bisnis kini berlomba-lomba menyajikan konten video berkualitas tinggi.
Di 2026, tren live commerce diprediksi semakin besar berkat kemampuan kreator untuk:
- Menampilkan produk secara real-time
- Menjawab pertanyaan pembeli langsung
- Menambahkan link produk di Instagram Reels
Dengan pendekatan yang lebih imersif, proses penjualan menjadi lebih natural dan menarik bagi konsumen.
5. Cross-Border Commerce & Peluang Ekonomi Halal
Asia Pasifik kini menjadi “pusat perdagangan antarnegara”. Infrastruktur digital yang semakin matang memungkinkan bisnis kecil sekalipun menembus pasar global.
Tren ini membuka peluang besar bagi ekonomi halal, terutama dari Indonesia yang kaya dengan produk fashion muslim, kuliner halal, dan kosmetik halal. Dengan sertifikasi dan proses digital yang lebih mudah, produk lokal berpotensi:
- Menjadi bagian dari rantai pasok global
- Menjangkau konsumen Muslim di berbagai negara
- Meningkatkan nilai ekspor industri halal Indonesia
Sementara itu, konsumen Indonesia juga dapat mengakses lebih banyak produk halal dari luar negeri, memperkuat ekosistem perdagangan syariah secara digital.
Langkah Strategis Bisnis Menghadapi Tren Sosial Digital 2026
Agar tetap relevan dan kompetitif, Meta merekomendasikan beberapa langkah penting:
- Berinvestasi pada AI untuk perjalanan pembelian pelanggan
Mulai dari rekomendasi produk, retargeting, hingga layanan pelanggan otomatis. - Menjadikan pesan bisnis sebagai kanal utama penjualan
Terutama melalui WhatsApp, Instagram, dan Messenger. - Berkolaborasi dengan kreator
Model afiliasi yang terukur dapat mendorong penjualan nyata dan cepat. - Fokus pada konten video imersif
Live shopping dan Reels kini menjadi “etalase digital” paling efektif. - Memperluas jangkauan cross-border
Mencari pasar baru berbasis data untuk meningkatkan ekspor produk.
Bisnis 2026 Dibentuk oleh Teknologi, Kreator, dan Perubahan Perilaku
Laporan Meta tentang tren sosial digital 2026 menunjukkan bahwa masa depan bisnis akan semakin dipengaruhi oleh teknologi, terutama AI dan otomatisasi. Konsumen bergerak lebih cepat, lebih selektif, dan semakin mengutamakan pengalaman personal.
Namun di balik perubahan besar itu, peluang bagi bisnis—baik kecil maupun besar—justru semakin luas. Dengan memanfaatkan tren seperti creative AI, video commerce, pesan bisnis, hingga cross-border, pelaku usaha dapat memperkuat strategi dan memperluas pasar secara signifikan.
Tahun 2026 diprediksi menjadi momen penting dalam evolusi digital. Bisnis yang berani beradaptasi sejak sekarang akan berada di garis depan pertumbuhan.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
| Google News | Gadget |