Samsung Garap Sensor Global Shutter untuk Galaxy S27, Ini Keunggulannya!

Samsung Garap Sensor Global Shutter untuk Galaxy S27, Ini Keunggulannya!
Sumber :
  • gsmarena

Gadget – Dalam upaya terus mendorong batas fotografi mobile, Samsung dikabarkan sedang mengembangkan sensor kamera dengan teknologi global shutter yang direncanakan debut di Galaxy S27 series langkah berani yang bisa mengubah cara smartphone menangkap objek bergerak selamanya.

Kamera Galaxy Z Fold7 200MP, Foto 44% Lebih Cerah & 4x Lebih Detail!

Berbeda dengan teknologi rolling shutter yang selama ini mendominasi kamera ponsel, global shutter menangkap seluruh piksel secara simultan. Hasilnya? Gambar objek bergerak seperti mobil balap, drone, baling-baling kipas, atau atlet lari tidak lagi mengalami distorsi miring, melengkung, atau efek “jello” yang mengganggu.

Laporan terbaru mengungkap bahwa sensor ini akan hadir dengan resolusi 12 megapiksel dan ukuran piksel 1,5 µm, serta dilengkapi embedded ADC (Analog-to-Digital Converter) untuk mempercepat pemrosesan sinyal. Meski bukan untuk kamera utama, sensor ini kemungkinan besar dipasang di modul telephoto atau ultrawide, tempat di mana presisi gerakan sangat kritis.

3 Kulkas Samsung Paling Irit Daya dan Kapasitas Besar untuk Rumah Tangga

Artikel ini menjelaskan apa itu global shutter, mengapa jarang dipakai di smartphone, keunggulan teknisnya, dan dampak revolusioner yang mungkin ditimbulkan jika Samsung benar-benar mengadopsinya secara massal.

Apa Itu Global Shutter? Bedanya dengan Rolling Shutter

HP Samsung Entry-Level 2025 Rasa Premium, Kamera Keren Harga Aman

Sebagian besar kamera smartphone saat ini menggunakan teknologi rolling shutter. Cara kerjanya sederhana: sensor membaca data piksel baris per baris, dari atas ke bawah. Proses ini cepat tapi bukan seketika.

Masalah muncul ketika objek bergerak sangat cepat atau ketika kamera itu sendiri bergerak. Karena setiap baris direkam pada waktu yang sedikit berbeda, hasil akhirnya bisa tampak miring, menebal, atau bergelombang efek visual yang sering disebut “jello effect”.

Global shutter, sebaliknya, menangkap seluruh area sensor dalam satu waktu yang sama. Ini mirip dengan cara kamera film analog bekerja: rana terbuka, semua cahaya masuk sekaligus, lalu rana menutup.

Analoginya:

  • Rolling shutter = memindai dokumen dengan mesin scanner yang bergerak per baris.
  • Global shutter = memotret seluruh dokumen sekaligus dengan kamera.

Karena itulah, global shutter jauh lebih akurat dalam merekam gerakan sehingga menjadi standar di dunia kamera sinematik, drone industri, robotika, dan sistem keamanan.

Mengapa Global Shutter Jarang Dipakai di Smartphone?

Jika global shutter lebih baik, mengapa belum dipakai luas di ponsel?

Jawabannya: biaya, kompleksitas, dan efisiensi daya.

  • Desain Sensor Lebih Kompleks
    Setiap piksel dalam sensor global shutter memerlukan memori buffer internal untuk menyimpan data cahaya sebelum dibaca. Ini menambah lapisan sirkuit, memperkecil area fotosensitif, dan menurunkan efisiensi cahaya.
  • Lebih Boros Daya
    Proses perekaman simultan dan konversi sinyal membutuhkan lebih banyak energi tantangan besar untuk perangkat baterai terbatas seperti smartphone.
  • Biaya Produksi Tinggi
    Fabrikasi sensor global shutter memerlukan proses manufaktur khusus, sehingga harganya bisa 2–3 kali lipat lebih mahal daripada sensor rolling shutter setara.
  • Ukuran Piksel Lebih Kecil
    Untuk menampung sirkuit tambahan, ukuran fotosit (light-sensitive area) per piksel berkurang berpotensi menurunkan kualitas gambar di kondisi cahaya rendah.

Namun, kemajuan teknologi semikonduktor termasuk penggunaan embedded ADC dan arsitektur stacked sensor kini mulai mengatasi hambatan ini. Dan Samsung tampaknya siap menjadi yang pertama membawa terobosan ini ke pasar konsumen massal.

Spesifikasi Sensor Global Shutter Samsung: 12MP, 1,5 µm, Embedded ADC

Menurut bocoran dari sumber industri, sensor global shutter Samsung memiliki spesifikasi sebagai berikut:

  • Resolusi: 12 megapiksel
  • Ukuran piksel: 1,5 mikron (µm)
  • Fitur kunci: Embedded ADC (Analog-to-Digital Converter)
  • Kemungkinan posisi: Kamera telephoto atau ultrawide

Embedded ADC adalah inovasi penting. Dengan menempatkan konverter sinyal langsung di dalam sensor, Samsung bisa:

  • Mengurangi noise selama transfer data
  • Mempercepat kecepatan baca sensor
  • Meningkatkan akurasi warna dan dinamika

Resolusi 12MP mungkin terdengar “rendah” di era kamera 200MP, tapi justru ideal untuk global shutter. Piksel lebih besar = lebih banyak cahaya ditangkap = kinerja lebih baik dalam kondisi gerak cepat dan pencahayaan beragam.

Dampak Nyata: Apa yang Berubah untuk Pengguna?

Jika sensor ini benar-benar hadir di Galaxy S27, pengguna akan merasakan manfaat langsung:

  • Video lebih stabil saat merekam objek bergerak (misalnya mobil, sepeda motor, atau drone).
  • Foto olahraga atau anak-anak berlari jadi lebih tajam tanpa distorsi wajah atau lengan.
  • Pemindaian QR code atau dokumen dari layar (seperti ATM atau monitor) tidak lagi terganggu oleh garis hitam atau gelombang.
  • AR dan fotografi komputasional (seperti pelacakan gerak) menjadi lebih akurat.

Ini juga bisa menjadi pembeda besar melawan Apple dan Google, yang masih mengandalkan software-based correction untuk mengatasi distorsi rolling shutter solusi yang tidak sempurna.

Apple Juga Incar Teknologi Serupa Persaingan Semakin Panas

Samsung bukan satu-satunya raksasa teknologi yang tertarik pada global shutter. Laporan terpisah mengungkap bahwa Apple juga sedang mengevaluasi sensor serupa untuk iPhone masa depan.

Namun, Samsung tampak lebih agresif dalam implementasi perangkat keras, sementara Apple cenderung mengandalkan neural engine dan algoritma pasca-pemrosesan terlebih dahulu.

Jika Samsung meluncurkannya lebih dulu di Galaxy S27 (yang diperkirakan rilis awal 2026), perusahaan Korea Selatan ini bisa mengklaim keunggulan teknologi kamera yang sulit ditandingi dalam jangka pendek.

Kesimpulan: Langkah Berani Menuju Fotografi Mobile yang Lebih Presisi

Peluncuran sensor global shutter oleh Samsung bukan sekadar peningkatan incremental ini adalah lompatan kualitatif dalam cara smartphone memahami dan merekam dunia bergerak.

Meski mungkin awalnya hanya dipakai di kamera sekunder, keberadaannya membuka jalan bagi adopsi luas di masa depan, terutama jika biaya produksi turun dan efisiensi meningkat.

Bagi pengguna, artinya sederhana: kita selangkah lebih dekat ke era di mana kamera ponsel tidak hanya pintar, tapi juga presisi seperti kamera profesional.

Dan jika Galaxy S27 benar-benar menjadi pionirnya, maka 2026 bisa jadi tahun di mana “efek jello” resmi pensiun dari dunia smartphone.

Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di :
Instagram@gadgetvivacoid
FacebookGadget VIVA.co.id
X (Twitter)@gadgetvivacoid
Whatsapp ChannelGadget VIVA
Google NewsGadget