Alasan Harga RAM Naik Drastis di 2025, Dampak AI dan Krisis Pasokan
- ilustrasi
Akibatnya, pasokan memori global tetap ketat meskipun permintaan terus meningkat. Kondisi ini menciptakan ketidakseimbangan antara supply dan demand yang berujung pada lonjakan harga.
Faktor berikutnya datang dari perubahan pola pembelian. Jika sebelumnya pasar konsumen menjadi penopang utama permintaan RAM, kini perusahaan teknologi besar justru mendominasi. Banyak perusahaan global mengamankan pasokan memori melalui kontrak jangka panjang. Strategi ini membuat sebagian besar produksi terserap lebih awal, sebelum masuk ke pasar bebas.
Selain itu, distributor dan produsen perangkat juga cenderung menimbun stok untuk mengantisipasi kelangkaan. Alhasil, pasokan RAM di tingkat ritel menjadi semakin terbatas. Situasi tersebut mendorong harga spot RAM naik lebih cepat, terutama di pasar yang sensitif terhadap perubahan pasokan.
Transisi teknologi ke DDR5 juga memberi tekanan tambahan. Sepanjang 2025, semakin banyak perangkat beralih dari DDR4 ke DDR5 demi performa yang lebih baik dan efisiensi daya. Namun, laju peningkatan produksi DDR5 belum mampu mengimbangi lonjakan permintaannya. Di saat yang sama, produksi DDR4 mulai diperlambat karena dinilai kurang menguntungkan.
Kondisi ini menciptakan tekanan ganda. Harga DDR5 naik karena permintaan tinggi, sementara DDR4 ikut terdorong naik akibat pasokan yang semakin terbatas.
Tak kalah penting, faktor global turut memengaruhi harga RAM. Gangguan rantai pasok, kebijakan ekspor-impor, serta ketidakpastian ekonomi global masih menjadi tantangan. Biaya logistik yang meningkat dan proses distribusi yang tidak stabil membuat ongkos produksi ikut naik. Semua faktor ini akhirnya dibebankan ke harga jual komponen.
Dampak dari kenaikan harga RAM pun terasa nyata di pasar. Harga modul RAM, khususnya DDR5, meningkat signifikan dibandingkan awal tahun. Produsen PC dan laptop mulai menyesuaikan harga jual perangkat mereka karena biaya komponen yang membengkak. Bahkan, sejumlah analis memprediksi harga RAM masih akan bertahan tinggi hingga 2026 atau 2027, seiring fokus industri yang masih tertuju pada kebutuhan AI dan pusat data.
Pada akhirnya, lonjakan harga RAM di 2025 merupakan hasil dari kombinasi banyak faktor. Mulai dari ledakan permintaan AI, perubahan strategi produksi, keterbatasan kapasitas pabrik, hingga dinamika rantai pasok global. Selama keseimbangan antara pasokan dan permintaan belum tercapai, harga memori diperkirakan masih akan berada di level tinggi.