Exynos 2600 vs Exynos 2500: Chip 2nm Samsung Ini Jadi Lompatan Besar atau Sekadar Ganti Generasi?

Exynos 2600 vs Exynos 2500: Chip 2nm Samsung Ini Jadi Lompatan Besar atau Sekadar Ganti Generasi?
Sumber :
  • Samsung

Samsung resmi memperkenalkan Exynos 2600 sebagai generasi chipset flagship terbarunya. Chipset ini diposisikan sebagai penerus langsung Exynos 2500 dan diproyeksikan menjadi dapur pacu utama lini Galaxy S26. Fokus utama pengembangannya ada pada peningkatan performa, efisiensi, serta kesiapan menghadapi kebutuhan AI di perangkat mobile.

Samsung Galaxy S26 Disorot, Modem Baru Exynos 2600 Dinilai Berpengaruh ke Efisiensi Daya

Perbedaan paling mendasar antara kedua chipset ini terletak pada teknologi fabrikasi. Exynos 2600 diproduksi menggunakan proses 2nm Gate All Around, sementara Exynos 2500 masih mengandalkan fabrikasi 3nm. Transisi ini menjadi kunci peningkatan efisiensi daya yang diklaim mencapai kisaran 25 hingga 30 persen, sekaligus membantu menekan suhu kerja saat beban berat.

Arsitektur CPU dan GPU Lebih Agresif

Performa Exynos 2600 Mulai Terlihat, Samsung Siapkan Strategi Baru untuk Ponsel Lipat?

Dari sisi CPU, Exynos 2500 mengusung konfigurasi delapan core dengan kombinasi core performa dan core hemat daya. Exynos 2600 mengambil pendekatan berbeda dengan menghadirkan total sepuluh core berperforma tinggi tanpa menyertakan core hemat daya. Samsung mengklaim peningkatan performa CPU hingga sekitar 39 persen, yang berdampak langsung pada kelancaran multitasking dan aplikasi berat.

Pendekatan ini membuat manajemen daya pada beban ringan sepenuhnya bergantung pada efisiensi proses 2nm dan sistem pengaturan daya internal. Strategi serupa juga mulai terlihat pada chipset flagship lain yang lebih mengutamakan performa konsisten.

Exynos 2600 Bocor, Otak 2 nm dengan GPU AMD Juno Disiapkan untuk Galaxy S26

Pada sektor grafis, Exynos 2600 dibekali GPU Xclipse 960 sebagai penerus Xclipse 950 di Exynos 2500. Meski kecepatan clock sedikit lebih rendah, kemampuan komputasinya meningkat signifikan. GPU ini diklaim mampu menggandakan performa grafis dan membawa peningkatan besar pada ray tracing serta stabilitas frame rate saat gaming.

Teknologi AI frame generation melalui Exynos Neural Super Sampling turut dihadirkan untuk menjaga kualitas visual tetap tinggi. Dukungan resolusi hingga 4K 120Hz dan HDR10+ menegaskan fokus chipset ini pada pengalaman gaming kelas atas.

Kamera, AI, dan Keamanan Jadi Nilai Tambah

Exynos 2600 juga membawa peningkatan besar pada ISP. Chipset ini mendukung sensor kamera hingga 320MP serta perekaman video 8K pada 30fps. Fitur berbasis AI seperti Visual Perception System memungkinkan deteksi objek, ekspresi wajah, hingga kedipan mata, sehingga proses pengambilan foto menjadi lebih presisi.

Untuk perekaman video kondisi minim cahaya, teknologi Deep Learning Video Noise Reduction diklaim mampu menekan noise dengan konsumsi daya yang jauh lebih efisien. Hasilnya diharapkan memberikan kualitas video lebih bersih tanpa mengorbankan daya baterai.

Unit NPU pada Exynos 2600 mengalami lonjakan performa signifikan, terutama untuk pemrosesan AI generatif. Selain peningkatan kecepatan dan efisiensi, Samsung menyematkan sistem keamanan berbasis hardware termasuk dukungan post quantum cryptography. Langkah ini memperkuat perlindungan data sensitif seperti biometrik dan transaksi digital.

Pendinginan Lebih Serius, Konektivitas Jadi Kompromi

Untuk menjaga kestabilan suhu dari desain CPU berperforma tinggi, Samsung memperkenalkan teknologi pendinginan Heat Path Block. Material khusus yang digunakan memungkinkan panas dialirkan lebih cepat ke bagian luar chip, sehingga performa puncak dapat dipertahankan lebih lama dibanding generasi sebelumnya.

Namun, keputusan yang cukup mengejutkan datang dari sektor konektivitas. Exynos 2600 tidak memiliki modem 5G terintegrasi, berbeda dengan Exynos 2500 yang sudah mendukung koneksi 5G, fitur satelit darurat, serta sistem navigasi lengkap. Penggunaan chip eksternal berpotensi menambah kompleksitas desain dan memengaruhi efisiensi daya secara keseluruhan.

Di sisi memori, kedua chipset mendukung RAM LPDDR5X. Untuk penyimpanan, Exynos 2600 mengadopsi standar UFS 4.1 yang lebih cepat dibanding UFS 4.0 pada Exynos 2500, memberikan respons sistem yang lebih baik meski tidak selalu terasa signifikan bagi pengguna umum.

Secara keseluruhan, Exynos 2600 menunjukkan arah baru Samsung dalam merancang chipset flagship dengan fokus performa tinggi, AI, dan efisiensi fabrikasi. Meski demikian, absennya modem 5G internal menjadi faktor penting yang masih menimbulkan tanda tanya terkait keseimbangan antara performa dan efisiensi sistem di penggunaan sehari hari.