Game Horor Exit 8 Sekarang Jadi Film, Simak Asal-Usul Game Horor yang Jadi Film Ini!
- store.steampowered.com
Gadget – Film Exit 8 siap meramaikan bioskop Indonesia pada 10 September, setelah sukses besar di Jepang. Adaptasi ini diangkat dari sebuah game horor indie yang sempat viral di tahun 2023, berkat konsep unik dan atmosfer menegangkannya. Sambil menunggu filmnya tayang, mari kita kenali lebih dalam game yang menjadi asal-usul fenomena ini!
1. Apa Itu Game Exit 8?
Game Exit 8 pertama kali dirilis pada November 2023 oleh developer indie bernama Kotake Create. Dalam waktu singkat, game ini meledak populer, terutama setelah banyak streamer, termasuk VTuber dari hololive, memainkannya di platform streaming mereka. Keberhasilan ini bahkan melahirkan tren baru dengan munculnya game serupa yang mengadopsi konsep identik.
Secara sederhana, Exit 8 adalah walking simulator horor. Pemain menjelajahi lorong bawah tanah Tokyo yang tampak identik dan berulang, dengan satu tujuan utama: mencapai pintu keluar bernama Exit 8. Namun, tantangan utamanya ada pada mekanisme "loop" yang unik:
- Jika menemukan anomali: Pemain harus mundur.
- Jika tidak ada anomali: Pemain bisa melangkah maju.
- Jika salah langkah: Pemain kembali ke awal.
Anomali yang muncul bisa berupa detail janggal atau kejutan mendadak yang membuat pengalaman semakin menegangkan. Meskipun konsepnya sederhana, daya tarik utamanya terletak pada elemen psikologis dan kejutan tak terduga yang membuat pemain penasaran untuk terus mencoba.
Tidak heran jika game ini berhasil menembus jutaan unduhan dan menjadi favorit para streamer. Bagi gamer yang tertarik, Exit 8 tersedia di Steam dengan harga sangat terjangkau, hanya Rp37.999 saat tidak diskon.
2. Dari Game ke Layar Lebar
Berkat popularitasnya, Exit 8 akhirnya diadaptasi menjadi film live-action pada tahun 2025. Konsep dasarnya tetap sama: seorang pria terjebak di lorong bawah tanah Tokyo dan harus menemukan jalan keluar menuju Exit 8. Mekanisme khas game, seperti observasi anomali dan hukuman untuk kesalahan langkah, masih dipertahankan.
Namun, adaptasi ini memberikan tambahan kedalaman karakter yang tidak ada di game. Di layar lebar, kita bisa menyaksikan reaksi emosional tokoh utama ketika menghadapi situasi absurd dan menegangkan—mulai dari kebingungan, panik, hingga frustrasi.