Aion UT dan V Jadi Primadona GJAW 2025, GAC Beberkan Strategi Jualan EV di Indonesia
- x.com
Ringkasan Berita:
Aion UT dan Aion V menjadi kontributor penjualan terbesar GAC karena berada di segmen harga yang paling diminati pasar Indonesia.
Seluruh model Aion yang dijual memiliki jarak tempuh di atas 400 kilometer untuk menjawab kekhawatiran konsumen terkait baterai.
GAC menyiapkan strategi pemasaran EV yang menekankan efisiensi, rakitan lokal, serta kesiapan konsumen dalam masa transisi dari mobil konvensional.
Gadget – GAC kembali menarik perhatian publik saat tampil di Gaikindo Jakarta Auto Week 2025 yang berlangsung di ICE BSD, Tangerang. Pabrikan asal China tersebut membawa seluruh lini mobil listriknya ke pameran akhir tahun, mulai dari model kompak hingga SUV berdaya jelajah jauh. Kehadiran penuh ini menjadi penegasan strategi GAC untuk memperkuat posisinya di pasar kendaraan listrik Indonesia yang semakin berkembang.
Saat ini GAC menawarkan beberapa model yang sudah cukup dikenal masyarakat, antara lain Aion Y Plus, Hyptec, Aion V, dan Aion UT. Dari keempat model tersebut, dua di antaranya menjadi primadona karena mendapat sambutan paling besar dari konsumen.
CEO GAC Indonesia, Andry Ciu, menjelaskan bahwa Aion UT dan Aion V adalah model dengan kontribusi penjualan tertinggi. Menurutnya, kedua model itu berada di segmen harga yang pas dengan karakter pasar Indonesia sehingga permintaannya jauh lebih besar. Ia menyampaikan hal tersebut saat ditemui di area GJAW 2025 pada Sabtu 22 November 2025.
Andry menyebut bahwa konsumen Indonesia saat ini berfokus pada mobil listrik dengan harga terjangkau namun tetap memiliki spesifikasi lengkap. Aion UT dan Aion V dianggap memenuhi kriteria tersebut sehingga wajar jika keduanya mendominasi penjualan GAC di Tanah Air. Hal ini juga didukung oleh strategi perusahaan dalam memproduksi kedua model secara completely knocked down di fasilitas pabrik National Assambler di Cikampek, Jawa Barat. Dengan perakitan lokal, harga dapat ditekan dan layanan purnajual lebih terjamin.
GAC melihat bahwa faktor harga, layanan, dan ketersediaan unit yang stabil menjadi kombinasi penting dalam menarik minat konsumen EV. Produksi lokal juga membuat pasokan tidak mudah terganggu sehingga konsumen lebih percaya diri saat memilih model tertentu.
Strategi GAC Menjual Mobil Listrik di Masa Transisi Konsumen
Selain membahas model terlaris, Andry juga mengungkap strategi GAC dalam memasarkan mobil listrik di Indonesia. Ia menyadari bahwa masyarakat sedang berada pada tahap transisi dari kendaraan berbahan bakar minyak menuju kendaraan berbasis baterai. Transisi ini tentu tidak mudah karena masih ada sejumlah kekhawatiran yang sering disampaikan calon pembeli.
Menurut Andry, hal paling umum yang dikhawatirkan konsumen adalah jarak tempuh. Banyak orang yang baru beralih dari ICE ke EV merasa ragu apakah baterai mobil listrik cukup aman dan mampu menempuh perjalanan jauh tanpa sering mengisi ulang daya. Kekhawatiran tersebut menjadi fokus utama GAC dalam menyusun strategi produk.
Untuk menjawab keraguan itu, GAC memastikan bahwa seluruh kendaraan Aion yang dipasarkan memiliki jarak tempuh di atas 400 kilometer dengan sekali pengisian daya penuh. Ini dilakukan agar konsumen yang sering bepergian tidak merasa dibatasi oleh daya baterai. Dengan jarak tempuh minimum tersebut, GAC berharap tingkat kepercayaan masyarakat terhadap EV bisa meningkat secara konsisten.
Beberapa model bahkan menawarkan jarak tempuh yang jauh lebih tinggi. Aion V, misalnya, hadir dengan kemampuan menjelajah hingga 600 kilometer. Angka ini membuatnya berada di jajaran SUV listrik jarak jauh yang cukup kompetitif di pasar Indonesia. Kapasitas baterai yang besar dikombinasikan dengan efisiensi motor listrik menjadi alasan mengapa angka jarak tempuhnya dapat mencapai level tersebut.
Selain jarak tempuh, GAC juga mempertimbangkan aspek kenyamanan, ruang kabin, dan teknologi keselamatan. Pabrikan ini memahami bahwa konsumen Indonesia mencari mobil listrik yang tidak hanya efisien tetapi juga nyaman digunakan harian. Hal itu terlihat dari fitur yang disematkan pada Aion UT dan Aion V, seperti sistem infotainment modern, kursi ergonomis, mode berkendara pintar, dan teknologi bantuan keselamatan.
Andry menegaskan bahwa GAC ingin memastikan konsumen yang baru pertama kali membeli EV merasa aman dan nyaman. Karena itu perusahaan menawarkan paket layanan purnajual yang lebih lengkap, termasuk garansi baterai jangka panjang, layanan darurat, serta ketersediaan suku cadang yang lebih terjamin berkat proses perakitan lokal. Dengan demikian, pengguna tidak perlu khawatir soal biaya perawatan atau waktu perbaikan.
GAC juga memperkuat jaringan dealer dan pusat layanan untuk memastikan konsumen dapat dengan mudah menemukan lokasi servis resmi. Jaringan ini terus diperluas di berbagai kota besar sebagai upaya menghadirkan pengalaman yang lebih baik bagi konsumen EV.
Di sisi lain, GAC aktif mengikuti berbagai pameran otomotif besar agar masyarakat dapat mencoba langsung mobil listrik yang mereka tawarkan. Pameran seperti GJAW 2025 menjadi kesempatan penting bagi calon pembeli untuk merasakan interior, fitur, dan performa mobil listrik GAC secara langsung.
Melalui strategi yang memadukan harga kompetitif, jarak tempuh panjang, produksi lokal, serta layanan purnajual yang kuat, GAC berharap dapat mempercepat adopsi mobil listrik di Indonesia. Aion UT dan Aion V menjadi bukti bagaimana kombinasi tersebut dapat menarik minat pasar secara signifikan.
Dengan pertumbuhan penjualan yang terus meningkat, GAC optimistis dapat memperluas portofolio EV-nya di Indonesia. Konsumen kini semakin terbuka dengan pilihan kendaraan listrik yang menawarkan efisiensi, jarak tempuh panjang, serta teknologi modern yang relevan dengan kebutuhan mobilitas masa kini.
| Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
|---|---|
| @gadgetvivacoid | |
| Gadget VIVA.co.id | |
| X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
| Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
| Google News | Gadget |