Panduan Lengkap Menanam Tanaman Hidroponik di Rumah: Mudah, Praktis, dan Cocok untuk Pemula!
- lifeworks
Menyemai dan Menumbuhkan Benih
Setelah alat siap, pilih benih berkualitas. Rendam benih dalam air hangat selama 4–6 jam untuk mempercepat perkecambahan. Kemudian, tempatkan di atas rockwool yang telah dibasahi.
Simpan benih di tempat gelap dan lembab selama 2–3 hari. Setelah tumbuh tunas, pindahkan ke tempat terang agar tanaman bisa mulai berfotosintesis.
Memindahkan Bibit ke Sistem Hidroponik
Setelah tanaman tumbuh sekitar 5–7 cm dan memiliki 3–4 helai daun, saatnya dipindahkan ke sistem hidroponik. Letakkan bibit ke dalam net pot yang sudah berisi media tanam, kemudian taruh di atas wadah berisi larutan nutrisi.
Pastikan akar menyentuh larutan agar tanaman bisa menyerap nutrisi dengan maksimal.
Meracik Larutan Nutrisi dengan Benar
Nutrisi merupakan kunci sukses dalam hidroponik. Campurkan AB Mix sesuai petunjuk. Biasanya, bagian A dan B dicampur terpisah dalam air, baru kemudian digabungkan.
Pastikan pH larutan berada di kisaran 5,5 hingga 6,5. Gunakan alat ukur pH dan EC (electrical conductivity) untuk memastikan tanaman menerima nutrisi sesuai kebutuhan.
Perawatan Rutin agar Tanaman Sehat
Agar tanaman tumbuh subur, perawatan rutin sangat diperlukan. Beberapa hal penting yang perlu kamu perhatikan antara lain:
Cek volume air setiap hari, tambahkan jika berkurang.
Ukur pH dan EC minimal setiap 2–3 hari.
Pastikan tanaman mendapat sinar matahari 4–6 jam per hari.
Bersihkan wadah dan alat tanam secara berkala untuk mencegah lumut dan jamur.
Jika daun menguning, cek kemungkinan kekurangan nutrisi atau gangguan pH.
Masa Panen dan Cara Memanen
Tanaman seperti selada dan kangkung umumnya siap dipanen dalam 3–4 minggu. Kamu bisa memanen dengan memotong batang atau mencabut tanaman dari akarnya, tergantung kebutuhan konsumsi.
Menariknya, setelah panen, kamu bisa langsung menyemai benih baru untuk siklus tanam berikutnya.
Kelebihan Hidroponik yang Perlu Kamu Tahu
Metode hidroponik memiliki banyak keunggulan:
Hemat air: Menggunakan hingga 90% lebih sedikit air dibanding pertanian konvensional.
Tanpa tanah: Cocok untuk ruang sempit dan rumah perkotaan.
Pertumbuhan cepat: Nutrisi langsung terserap akar tanpa hambatan.
Lebih bersih: Tidak ada lumpur dan lebih sedikit hama.