Kisah Sedih di Balik Viralnya Pernikahan Anak Usia 14-16 Tahun di Lombok Tengah
- Tangkapan Layar Tiktok
Sebelum menikah, RN sempat menjadi siswa SMK. Namun, ia memutuskan untuk berhenti sekolah karena kenakalan remaja. "Saya sering berkelahi dengan teman sekolah, bahkan pernah dilempari petugas keamanan," tuturnya.
Saat ini, RN belum yakin apakah ia akan kembali melanjutkan pendidikan atau tidak. Begitu pula dengan YL, yang masih duduk di kelas 1 SMP. Orang tua YL hanya berharap agar mereka mendapatkan pendampingan psikologis agar dapat menghadapi tantangan kehidupan sebagai pasangan muda.
Pandangan Pemerintah Desa: Sudah Melakukan Upaya Maksimal
Lalu Januarsa Atmaja, Kepala Desa Sukaraja, mengaku telah melakukan segala cara untuk mencegah pernikahan anak ini terjadi. Namun, tekanan dari kedua belah pihak keluarga membuat upaya tersebut gagal total.
"Kami sudah dua kali melakukan pembelasan, tapi karena orang tua mereka sama-sama tidak mau campur tangan, kami akhirnya tidak bisa apa-apa. Ini kan soal budaya dan keyakinan mereka," jelas Lalu Januarsa.
Dia juga menambahkan bahwa pemerintah desa sempat melarang penggunaan alat kesenian seperti Gendang Beleq dalam prosesi Nyongkolan. Namun, permintaan ini tidak didengar oleh keluarga mempelai.