Heboh Viral Tamu Diusir di Malam Hari, Ini Identitas Pemilik Hotel Syariah Pekalongan!
- tiket.com
Gadget – Kasus yang viral di media sosial kembali mencuat, kali ini melibatkan Hotel Indonesia Syariah Pekalongan di Jawa Tengah. Seorang tamu bernama Muhammad Sahid Ramadhan, atau lebih dikenal sebagai Rama Sahid, membagikan pengalaman buruknya saat menginap di hotel tersebut melalui unggahan di akun TikTok-nya, @ramasahid, pada tanggal 14 Agustus 2025.
Insiden ini menjadi perhatian publik karena Rama mengaku diusir dari hotel pada tengah malam hanya karena ia menolak membayar biaya tambahan yang tidak disebutkan sebelumnya dalam aplikasi pemesanan. Kejadian ini memicu reaksi keras dari warganet dan menimbulkan pertanyaan besar: siapa sebenarnya pemilik hotel ini, serta apa penyebab insiden ini terjadi?
Kronologi Insiden Tamu yang Diusir
Awal Cerita: Memilih Hotel Berbasis Syariah
Rama Sahid, seorang profesional trainer, konsultan, dan pengusaha, memilih Hotel Indonesia Syariah Pekalongan untuk menginap karena label syariah yang menjanjikan akad jelas dan harga promo yang ditawarkan melalui aplikasi perjalanan online.
Namun, begitu tiba di hotel, Rama diminta membayar biaya tambahan yang tidak tercantum dalam detail pemesanan. Ia menolak pembayaran tersebut dengan alasan bahwa semua tagihan sudah lunas dibayarkan melalui aplikasi. Menurutnya, urusan biaya tambahan adalah tanggung jawab antara hotel dan pihak aplikasi, bukan tamu.
Konflik dengan Pihak Hotel
Perdebatan pun pecah antara Rama dan pihak hotel, termasuk melalui panggilan telepon dengan seseorang yang disebut sebagai General Manager (GM). Dalam video yang diunggah, Rama menyebutkan bahwa GM hotel memberikan tanggapan kurang profesional, bahkan menyindirnya dengan kata-kata seperti, “Sorry, ibu terlalu ribet.”
Situasi semakin memanas ketika pihak hotel diduga menggedor pintu kamarnya pada pukul 23.00 WIB dan memintanya untuk meninggalkan hotel secara paksa. Rama, yang kelelahan setelah perjalanan panjang, merasa sangat kecewa karena uang yang telah dibayarkan melalui aplikasi tidak dikembalikan. Pihak hotel hanya menyarankan agar Rama meminta refund langsung dari aplikasi.
Respon Publik
Video unggahan Rama, yang terdiri dari beberapa bagian, dengan cepat menjadi viral dan ditonton puluhan ribu kali. Banyak warganet mengecam tindakan hotel, terutama karena label syariah yang seharusnya menjunjung prinsip keadilan dan transparansi. Ulasan rendah di Google Maps, seperti rating 3,8/5, juga menambah kritik terhadap hotel ini.
Klarifikasi dari Pihak Hotel
Menanggapi kegaduhan ini, manajemen Hotel Indonesia Syariah Pekalongan merilis klarifikasi resmi melalui akun TikTok mereka, @HotelIndonesiaPekalongan. Dalam video klarifikasi, pihak hotel menjelaskan bahwa Rama diusir karena tidak mematuhi prosedur yang berlaku.
Pihak hotel menyatakan bahwa Rama ingin langsung masuk ke kamar tanpa menyelesaikan konfirmasi terkait biaya tambahan yang merupakan bagian dari kebijakan hotel. Mereka juga mengklaim bahwa belum ada konfirmasi check-in dari aplikasi perjalanan atas nama Rama, sehingga meminta tambahan biaya sebagai prosedur standar.
Namun, klarifikasi ini tidak sepenuhnya meredakan kemarahan warganet. Banyak yang menyoroti pentingnya transparansi harga sejak awal, terutama dalam aplikasi pemesanan.
Siapa Pemilik Hotel Indonesia Syariah Pekalongan?
Di tengah kontroversi ini, banyak warganet yang penasaran dengan identitas pemilik hotel. Berdasarkan informasi yang beredar di media sosial, nama Hj. Afifah disebut-sebut sebagai pemilik Hotel Indonesia Syariah Pekalongan.
Informasi ini muncul dari sebuah unggahan viral di platform Threads oleh akun Instagram @demendolan. Namun, hingga kini, belum ada konfirmasi resmi mengenai identitas lengkap Hj. Afifah, termasuk akun media sosial atau profil pribadinya. Hal ini membuat spekulasi semakin marak di kalangan netizen.
Menariknya, nama hotel ini sempat muncul sebagai Hotel Ghoib Indonesia Pekalongan di Google Maps. Nama tersebut kini tidak lagi ditemukan, memicu dugaan bahwa pihak hotel sengaja mengganti nama untuk meredam dampak negatif dari insiden ini. Rating rendah di Google Maps untuk "Hotel Ghoib Indonesia" (hanya 1,2/5) memperkuat kritik terhadap pelayanan hotel.
Respons PHRI dan Dampak pada Reputasi Hotel
Kasus ini menarik perhatian Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Pekalongan. Dalam pernyataan yang dibagikan melalui video Rama (bagian kelima), PHRI menegaskan pentingnya transparansi harga, terutama dalam aplikasi pemesanan online, untuk menjaga kepercayaan tamu dan reputasi pariwisata di Pekalongan.
Insiden ini juga berdampak signifikan pada reputasi Hotel Indonesia Syariah Pekalongan. Banyak warganet yang menyatakan kekecewaan mereka, terutama karena label syariah yang seharusnya identik dengan keadilan dan keramahan. Beberapa pengguna bahkan membagikan pengalaman serupa di hotel lain, memperkuat seruan agar platform pemesanan seperti Traveloka meningkatkan pengawasan terhadap mitra hotel.
Kesimpulan:
Insiden viral tamu yang diusir dari Hotel Indonesia Syariah Pekalongan menjadi sorotan karena kurangnya transparansi harga dan komunikasi antara hotel dengan tamu. Spekulasi terkait pemilik hotel, yaitu Hj. Afifah, serta dugaan pergantian nama hotel menjadi topik hangat di media sosial. Kasus ini menunjukkan pentingnya etika bisnis, terutama bagi industri pariwisata yang mengusung label syariah.
Dapatkan informasi terbaru seputar Gadget, Anime, Game, Tech dan Berita lainnya setiap hari melalui social media Gadget VIVA. Ikuti kami di : | |
---|---|
@gadgetvivacoid | |
Gadget VIVA.co.id | |
X (Twitter) | @gadgetvivacoid |
Whatsapp Channel | Gadget VIVA |
Google News | Gadget |