Maarten Paes Langsung Pulang ke AS, Ungkap Patah Hati Usai Timnas Indonesia Gagal ke Piala Dunia 2026
- ig/@Maarten Paes
“Saya ingin berterima kasih kepada semua fans yang selalu ada pada setiap babak dan selalu datang ke mana pun kami bermain,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa kekalahan ini menjadi pelajaran besar dan momentum untuk refleksi diri. Paes berjanji akan terus bekerja keras demi membawa Garuda lebih jauh di masa depan.
“Kini saatnya untuk mencerna dan menengok kembali perjalanan kami. Kami akan bekerja keras agar bisa berkembang dan berjuang demi masa depan yang lebih menjanjikan,” tutupnya.
Dengan hasil ini, Timnas Indonesia resmi tersingkir dari babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Posisi mereka di klasemen tidak memungkinkan lagi untuk mengejar tiket ke putaran final maupun playoff.
Selanjutnya, tidak ada agenda resmi dalam kalender FIFA untuk Indonesia pada jeda internasional November mendatang. Hal ini memberi waktu bagi skuad Garuda untuk melakukan evaluasi dan pembenahan menyeluruh, baik di sisi strategi, mental, maupun komposisi pemain.
Sementara itu, nasib Patrick Kluivert sebagai pelatih utama mulai disorot publik. Banyak pihak mempertanyakan kelanjutan posisinya setelah gagal membawa Indonesia melangkah lebih jauh. Spekulasi pun bermunculan, dari kemungkinan pemecatan hingga evaluasi total dari PSSI terhadap seluruh staf kepelatihan.
Namun, di tengah kekecewaan itu, semangat kebersamaan di tubuh tim tetap terasa. Para pemain, termasuk Kevin Diks dan Thom Haye, terlihat memberikan dukungan satu sama lain di lapangan usai peluit akhir. Mereka sadar, perjalanan panjang untuk membawa Indonesia sejajar dengan raksasa Asia baru saja dimulai.
Kegagalan di Kualifikasi Piala Dunia 2026 ini menjadi cambuk bagi seluruh elemen Timnas Indonesia. Dari manajemen, staf pelatih, hingga pemain, semuanya menyadari perlunya perencanaan jangka panjang yang matang.
Kehadiran pemain-pemain naturalisasi seperti Maarten Paes, Jay Idzes, dan Calvin Verdonk memang telah meningkatkan kualitas skuad secara signifikan. Namun, hasil di lapangan menunjukkan bahwa membangun tim kompetitif di level Asia memerlukan waktu dan konsistensi.
Kini, fokus Timnas Indonesia bisa dialihkan pada ajang internasional lain, termasuk Piala Asia dan AFF Cup, yang dapat menjadi ajang pembuktian berikutnya.