Patrick Kluivert Murka Usai Indonesia Tersingkir: Kami Jauh Lebih Baik dari Irak!

Kekalahan ini menjadi akhir perjalanan panjang Indonesia di kualifikasi. Namun, Kluivert menegaskan bahwa kerja keras seluruh tim patut diapresiasi. Ia memuji dedikasi para pemain, staf teknis, hingga tim medis yang berjuang tanpa henti.

“Sekali lagi, saya bangga kepada para pemain. Mereka sudah memberikan segalanya. Kami bekerja keras sebagai tim—dari staf teknis hingga medis—semuanya telah berjuang luar biasa,” tutur Kluivert.

Pelatih berusia 49 tahun itu juga mengaku sulit menerima kenyataan pahit ini. Namun, ia berharap publik tetap menghargai perjuangan para pemain yang sudah berkorban demi membawa nama Indonesia.

“Dalam sepak bola, Anda bisa kalah hanya karena satu momen. Kami menciptakan banyak peluang dan mengontrol permainan, tapi dalam satu gerakan bisa saja semuanya berubah. Itu sangat menyakitkan,” tambahnya dengan nada lirih.

Meski tersingkir, Kluivert menilai fondasi permainan Timnas Indonesia sudah mengarah ke jalur yang benar. Ia menekankan pentingnya melanjutkan proses pembentukan karakter dan mental juang yang telah ditunjukkan selama turnamen ini.

“Ke depan, Indonesia punya masa depan cerah. Para pemain muda sudah berkembang pesat, dan saya yakin jika terus diberi waktu, mereka akan menjadi kekuatan besar di Asia,” ungkapnya.

Pernyataan Kluivert seakan menegaskan bahwa meski hasil tidak berpihak, semangat juang skuad Garuda tak boleh padam. Kekalahan dari Irak bukan akhir segalanya, melainkan titik awal untuk bangkit dan menatap masa depan yang lebih baik.

Bagi para pemain seperti Thom Haye, Kevin Diks, hingga Jay Idzes, perjalanan ini menjadi pengalaman berharga. Sementara bagi publik Indonesia, momen ini jadi pengingat bahwa perjuangan menuju level tertinggi sepak bola dunia tidak bisa diraih dalam semalam.